dc.description.abstract | Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan dasar yang harus
dikuasai oleh peserta didik karena dapat membantu peserta didik untuk
memecahkan persoalan, baik yang ada di dalam pelajaran ataupun dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam bidang pelajaran seperti matematika, kemampuan
pemecahan masalah sangat penting untuk dimiliki oleh peserta didik. Karena
kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan kemampuan individu
untuk mencari jalan keluar dari persoalan matematika yang baru dan tidak
mudah untuk diselesaikan. Kemampuan pemecahan masalah matematika yang
dimiliki masing-masing peserta didik berbeda. Salah satu hal yang
mempengaruhi adalah motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta didik
tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan cara yang dilakukan
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Jabung dalam menyelesaikan soal-soal
pemecahan masalah matematika materi statistika ditinjau dari motivasi belajar;
2) mendeskripsikan tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis peserta
didik kelas VIII SMP Negeri 3 Jabung materi statistika ditinjau dari motivasi
belajar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Prosedur penelitian ini meliputi: 1) tahap pra lapangan yaitu dengan
melihat latar subjek yang dilakukan melalui wawancara terhadap guru
matematika di sekolah yang bersangkutan dan melakukan penyusunan alat
bantu instrumen penelitian; 2) tahap penelitian yaitu dengan memberikan soal
tes dan kuesioner terhadap 36 peserta didik, setelah itu dilakukan wawancara
terhadap 6 subjek terpilih (2 subjek dengan motivasi belajar tinggi, 2 subjek
dengan motivasi belajar sedang, dan 2 subjek dengan motivasi belajar rendah)
untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam; 3) tahap analisis data
dengan menggunakan model Miles dan Huberman yaitu dengan mereduksi
data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Dalam penelitian ini yang
menjadi subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3
vii
Jabung. Adapun instrumen pendukung yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data adalah soal tes kemampuan pemecahan masalah
matematika, kuesioner motivasi belajar, dan pedoman wawancara.
Hasil analisis dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: 1) cara-cara
yang digunakan peserta didik dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi
dan motivasi belajar tinggi dalam menyelesaikan soal tes kemampuan
pemecahan masalah matematis, rata-rata hanya menggunakan cara yang
memenuhi dua indikator kemampuan pemecahan masalah, yaitu indikator
memahami masalah dan melaksanakan rencana. Selanjutnya peserta didik
dengan kemampuan pemecahan masalah sedang dan motivasi belajar sedang
dalam menyelesaikan soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis, ratarata hanya menggunakan cara yang memenuhi satu indikator kemampuan
pemecahan masalah, yaitu indikator melaksanakan rencana. Dan peserta didik
dengan kemampuan pemecahan masalah rendah dan motivasi belajar rendah
dalam mengerjakan soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis, ratarata tidak menggunakan cara yang sesuai dengan indikator kemampuan
pemecahan masalah; 2) tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis
yang dimiliki peserta didik ditinjau dari motivasi belajarnya adalah peserta
didik dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi memiliki skor hasil ratarata angket motivasi belajar sebesar 71 yang tergolong dalam kategori sedang.
Selanjunya peserta didik dengan kemampuan pemecahan masalah sedang
memiliki skor hasil rata-rata angket motivasi belajar sebesar 70 yang tergolong
dalam kategori sedang. Dan peserta didik dengan kemampuan pemecahan
masalah rendah memiliki skor hasil rata-rata angket motivasi belajar sebesar 50
yang tergolong dalam kategori rendah. | en_US |