Show simple item record

dc.contributor.authorErlita, Nike Nur
dc.date.accessioned2024-01-08T02:17:16Z
dc.date.available2024-01-08T02:17:16Z
dc.date.issued2023-08-22
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/8885
dc.description.abstractDalam pembelajaran matematika pada kurikulum merdeka dibutuhkan dengan metode asesment terbaru yaitu Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi). Kemampuan bernalar mengunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter”. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) sendiri diadakan di pertengahan pendidikan yaitu kelas 5 untuk SD, kelas 8 untuk SMP dan kelas 11 untuk SMA. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Pengumpulan data mengunakan metode tes dan wawancara. Peserta didik dapat memulai, memelihara, atau memperbaiki hubungan interpersonalnya dengan orang lain untuk mencapai komunikasi matematis dan literasi numerasi yang efektif. Peserta didik tentu saja memiliki kemampuan self regulated learning yang diharapkan dapat memanfaatkan pengalaman untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi dalam mengatur diri dilingkungan kerja serta dengan pengetahuan yang baik tentang dirinya menunjang adaptasinya terhadap dunia pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan komunikasi literasi numerasi matematis peserta didik dalam menyelesaikan soal AKM. Analisis kemampuan komunikasi literasi numerasi matematis bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan komunikasi literasi numerasi matematis peserta didik dalam menyelesaikan soal AKM. Subjek penelitian peserta didik kelas VIIID yang berjumlah 30 orang. Dalam penelitian ini peserta didik diberikan 3 soal matematika dalam bentuk uraian, kemudian dianalisis tingkat komunikasinya dibagi menjadi 3 bagian yaitu rendah, sedang dan tinggi. Penyebab tingkat komunikasi dinyatakan rendah yaitu karena kurangnya literasi peserta didik dalam menjawab soal tes. Kurangnya pemahaman peserta didik dalam materi bangun ruang tabung juga mengakibatkan kurangnya komunikasi dalam menyelesaikan soal AKM yang mengakibatkan kurangnya komunikasi dalam menyelesaikan soal AKM. Selain itu disebabkan karena peserta didik masih kurang memahami tentang materi tabung dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik juga banyak yang tidak memberi kesimpulan dalam menyelesaikan soal AKM mengakibatkan kurangnya komunikasi dalam menyelesaikan soal AKM. Berdasarkan wawancara kurangnya pemahaman dalam bab tabung karena materi tabung dijelaskan di semester selanjutnya setelah AKM. Kecerobohan peserta didik dalam menjawab karena kurangnya belajar latihan latihan soal AKM yang ada dalam buku. Untuk kategori peserta didik yang tidak menjawab sama sekali pada salah satu soal dikarenakan peserta didik belum siap untuk menyelesiakan soal soal yang berbentuk seperti AKM. Kata kunci: Kemampuan Komunikasi Matematis, Kemampuan Literasi Numerasi, Self Regulated Learning, Asessmen Kompetensi Minimum, Tabungen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectKemampuan Komunikasi Matematisen_US
dc.subjectKemampuan Literasi Numerasien_US
dc.subjectSelf Regulated Learningen_US
dc.subjectAsessmen Kompetensi Minimumen_US
dc.subjectTabungen_US
dc.titleAnalisis Kemampuan Komunikasi dan Literasi Numerasi Matematis Kelas VIII dalam Menyelesaikan Soal (AKM) Ditinjau dari Self Regulated Learningen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record