dc.description.abstract | Beras merah (Oryza nivara) adalah jenis beras dengan warna kulit berwarna merah, memiliki pigmen fitokimia, pigmen antosianin, protein dan vitamin (Pengkumsri, 2015). Beras merah dikenal sebagai beras yang cocok dijadikan sebagai pangan sumber kalori lebih baik dari beras putih karena kandungan kalori beras merah yang hanya sekitar 110 kalori, lebih sedikit dibandingkan dengan beras putih sekitar 204 kalori, namun kandungan kalori beras merah dapat memenuhi asupan serat. Meskipun demikian, kebiasaan penduduk Indonesia dalam mengonsumsi beras putih mengakibatkan beralih dari beras putih ke beras merah tidak terjadi begitu saja. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui preferensi masyarakat terhadap beras merah sebagai sumber kalori utama, 2) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat terhadap beras merah sebagai sumber kalori utama, dan 3) untuk mengetahui seberapa besar kesediaan membayar (Willingness to Pay) masyarakat terhadap pembelian beras merah.
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Malang dengan metode pengambilan sampel Accidental Sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dirasa cocok sebagai sumber data serta menyetujui untuk dijadikan sampel. Pengambilan jumlah sampel pada penelitian ini merujuk pada pendapat (Sugiyono, 2019) yang menyatakan bahwa apabila penelitian yang akan dilakukan menggunakan analisis dengan multivariate, maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti dan didapatkan sebanyak 80 responden. Pendeketakan penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, dimana untuk menganalisis tujuan pertama digunakan metode analisis konjoin, yaitu analisis yang umum digunakan untuk mengetahui preferensi masyarakat. Untuk mengalisis tujuan kedua, yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat terhadap beras merah sebagai sumber kalori utama, dianalisis menggunakan metode analisis regresi logistik. Kemudian untuk menganalisis tujuan ketiga mengenai kesediaan membayar (Willingness to Pay) masyarakat untuk membeli beras merah, dianalisis menggunakan metode analisis Contingent Valuation Method (CVM) guna mendapatkan informasi terkait kesediaan masyarakat untuk membayar sejumlah uang jika terjadi kenaikan harga dari titik harga awal. Metode ini dilakukan dengan menanyakan kepada responden apakah dia mau membayar sejumlah uang tertentu untuk membeli beras merah yang diajukan sebagai titik awal.
Berdasarkan data yang didapatkan diketahui bahwa mayoritas responden pada penelitian ini berusia antara 17-25 tahun yaitu 80% dari total 80 responden, memiliki berat badan berkisar antara 40-55 kg sebanyak 40 responden atau 50%, berlatar belakang pendidikan sarjana sebanyak 48,75%, berstatus sebagai wiraswasta sebanyak 26 responden atau 32,5%, memiliki anggota keluarga berjumlah 3 orang sebanyak 35 %, dan berpendapatan berkisar antara Rp1.100.000-Rp3.000.000 per bulan yaitu sebanyak 45 responden atau 56,25% dengan mayoritas responden memiliki intensitas konsumsi beras merah kurang dari sebulan sekali.
Hasil analisis konjoin menunjukkan bahwa atribut beras merah yang lebih dicenderungi atau lebih disukai oleh masyarakat adalah beras merah yang memiliki tekstur yang sedang, keutuhan beras yang utuh, dan memiliki daya tahan lembab pada masa simpan 6 jam. Atribut yang memiliki nilai kepentingan paling tinggi adalah atribut tekstur dengan nilai 40,480, sedangkan atribut keutuhan dan atribut daya tahan masing-masing memiliki nilai kepentingan 19,685 dan 39,835.
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik secara simultan variabel berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel bebas dan dari hasil uji Wald diketahui bahwa secara parsial variabel gaya hidup (X1), persepsi (X2), manfaat (X4), dan berat badan (X6) berpengaruh signifikan terhadap preferensi masyarakat untuk menjadikan beras merah sebagai sumber kalori utama (Y). Sedangkan pendapatan (X3), persepsi harga (X5), dan pendidikan (X7) tidak berpengaruh secara signifikan.
Pada hasil perhitungan nilai WTP (Willingness to Pay) mayoritas responden yang bersedia untuk membayar kenaikan harga dari beras merah bersedia membayar pada kenaikan Rp1.000 yaitu Rp19.500 dan rata-rata Nilai WTP (EWTP) yang didapatkan dari perhitungan hasil penelitian adalah sebesar Rp19.950 yang berarti harga maksimal yang bersedia dibayarkan oleh konsumen naik sebesar 7,84% dari harga awal, Rp18.500.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan kepada pemerintah dan para produsen beras merah untuk mempertimbangkan preferensi masyarakat terhadap atribut beras merah sehingga beras merah akan lebih diminati. Selain itu, untuk penelitian selanjutnya disarankan menambah variabel yang tidak terdapat pada penelitian ini seperti variabel sikap, budaya, usia, jumlah anggota keluarga, rasa, dan tekstur. Kemudian dilihat dari manfaat beras merah yang sangat berpotensi sebagai pangan sumber kalori, peneliti merekomendasikan harga maksimal beras merah adalah sebesar Rp20.000, berdasarkan juga pada nilai rata-rata WTP yang didapatkan sebesar Rp19.950.
Kata Kunci : Preferensi, Konsumsi Beras Merah, Alternatif Sumber Kalori Masyarakat | en_US |