dc.description.abstract | Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru matematika kelas VIII MTs NU Walisongo Sidoarjo, diketahui bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik kelas VIII masih rendah. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata kelas VIII masih mencapai 73 sedangkan yang harus dicapai 78. Hal ini disebabkan karena faktor model dan media yang digunakan guru dalam mengajar kurang diterima dengan baik oleh peserta didik. Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah model pembelajaran flipped classroom dengan media video untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik pada materi relasi dan fungsi kelas VIII MTs NU Walisongo Sidoarjo.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan strategi model pembelajaran flipped classroom dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik pada materi relasi dan fungsi kelas VIII MTs NU Walisongo Sidoarjo dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis melalui model pembelajaran flipped classroom pada materi relasi dan fungsi kelas VIII MTs NU Walisongo Sidoarjo.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif dengan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini kelas yang diberi tindakan adalah kelas VIII A yang berjumlah 20 peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) observasi, (2) catatan lapangan, (3) wawancara, dan (4) tes.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis melalui model flipped classroom pada materi relasi dan fungsi untuk peserta didik kelas VIII MTs NU Walisongo Sidoarjo dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: (1) Persiapan, (2) Pendahuluan, (3) Kegiatan inti, dan (4) Penutup dengan hasil pengamatan sebagai berikut: (1) Rata-rata kellas yang dipelrolelh dari hasil pratindakan sebesar 73 yang dapat dikategorikan belum memenuhi indikator keberhasilan, kemudian pada hasil tels akhir pada sikluls I selbelsar 75,75 yang dapat dikatelgorikan bellulm melmelnulhi kritelria taraf kelbelrhasilan yang tellah diteltapkan. Seldangkan pada sikluls II melngalami pelningkatan selhingga dipelrolelh rata-rata kellas selbelsar 83,75. Hal ini dapat disimpullkan bahwa tindakan pada sikluls II belrhasil, (2) Pelrselntasel keltulntasan yang didapat dari hasil pratindakan sebesar 55%, pada tels akhir sikluls I dipelrolelh selbelsar 60%. Seldangkan pelrselntasel yang didapat pada hasil tels sikluls II melngalami pelningkatan delngan pelrselntasel keltulntasan selbelsar 80%. Hal ini dapat dinyatakan bahwa hasil tels akhir pada sikluls II tellah belrhasil, (3) Hasil dari obselrvasi kelgiatan gulrul pada sikluls I dipelrolelh pelrselntasel selbelsar 80,76%, maka dikatelgorikan belrhasil. Seldangkan pada sikluls II melngalami pelningkatan delngan pelrselntasel 94,23% maka dapat dikatelgorikan belrhasil. Delngan delmikian, kelgiatan gulrul pada sikluls I dan sikluls II dinyatakan belrhasil. (4) Hasil dari observasi kegiatan peserta pada siklus I diperoleh persentase sebesar 63, 63%,. Sedangkan persentase dari siklus II mengalami peningkatan sehingga diperoleh persentase selbelsar 86, 36% yang artinya sudah memenuhi kriteria taraf keberhasilan dan dikategorikan berhasil. Hal ini dapat disimpullkan bahwa pembelajaran pada siklus II telah berhasil. (5) Hasil dari respon peserta didik diperoleh persentasenya sebesar 33,33% yang artinya belum memenulhi kriteria keberhasilan. Sedangkan persentase respon peserta didik pada sikluls II mengalami peningkatan sehingga diperoleh persentase sebesar 66,66%. Hal ini dapat disimpullkan bahwa pelmbelajaran ketika diterapkan model flipped classroom pada sikluls II mendapatkan respon baik dan dinyatakan berhasil.
Kata Kunci: Peningkatan, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Model Pembelajaran Flipped Classroom. | en_US |