dc.description.abstract | Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia tepatnya pada tingkat dasar dan menengah menjadi permasalahan besar bagi pendidikan saat ini. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran di SMP Negeri 3 Karangan, menunjukkan bahwa pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh pada substansi berpikir analitis, khususnya pada materi sitem persamaan linier dua variabel. Faktor-faktor penyebabnya yaitu, (1) Peserta didik cenderung mengalami kesulitan dalam memahami masalah matematika, (2) Kesulitan dalam penerapan rumus yang digunakan, (3) Metode pembelajaran yang biasa digunakan adalah metode ceramah dan jarang dilakukan pembelajaran secara berkelompok. Walaupun dilakukan secara berkelompok, tidak semua anggota kelompok menyampaikan ide dan pendapatnya yang artinya hanya didominasi oleh beberapa peserta didik saja. Sehingga, kemampuan berpikir analitis peserta didik dalam memecahkan masalah masih kurang. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerjasama dalam kelompok untuk berbagi ide selama proses pemecahan masalah. Model pembelajaran yang mampu memenuhi hal tersebut diantaranya adalah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir analitis peserta didik menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada materi SPLDV kelas VIII SMP Negeri 3 Karangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Peineilitian ini dilaksanakan di SMP Neigeiri 3 Karangan pada siswa keilas VIII seimeisteir Ganjil tahuin peilajaran 2022/2023. Mateiri yang meinjadi fokuis pada peineilitian ini adalah SPLDV. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data yang diambil pada penelitian ini beirkaitan deingan peningkatan kemampuan berpikir analitis SMP Negeri 3 Karangan. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi kegiatan guru, observasi kegiatan siswa, wawancara, dan catatan lapangan selama proses pembelajaran serta data respon siswa selama pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, tes, wawancara dan catatan lapangan. Sedangkan instrumen yang digunakan adalah soal tes, lembar observasi, wawancara dan lembar catatan lapangan.
Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran CIRC dibagi menjadi beberapa fase, yaitu fase orientasi, fase organisasi, fase pengenalan konsep, fase publikasi, fase penguatan dan refleksi. Dalam pelaksanaanya pada pembelajaran matematika, model pembelajaran CIRC menggunakan beberapa langkah yaitu: (1) Guru menyampaikan materi pembelajaran secara singkat, (2) Siswa berkelompok heterogen dengan anggota 4 sampai 5 orang, (3) Guru memberikan soal cerita sebagai masalah yang harus diselesaikan, (4) Siswa melakukan kerjasama, membaca bersama, mengidentifikasi kata kunci dalam soal cerita, dan menawarkan solusi dengan menuliskannya, (5) Siswa melakukan presentasi hasil diskusi kelompok, (6) Guru dan siswa menarik kesimpulan bersama.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) dapat meningkatkan kemampuan berpikir analitis peserta didik yang terdiri dari tiga tahapan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti yang meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting) dan kegiatan penutup. Hasil observasi kesesuaian kegiatan peserta didik dalam pembelajaran pada siklus I hanya mencapai 69,3% dengan kategori baik. Sedangkan pada siklus II persentase ini meningkat 16% yaitu menjadi 85,3% dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tes akhir siklus, pada siklus I persentasenya hanya mencapai 63,6% dengan keterangan tidak tuntas. Sedangkan pada siklus II, persentase keberhasilan meningkat 18,2% menjadi 81,8% dengan keterangan tuntas. Kata kunci: Kemampuan Berpikir Analitis, Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan SPLDV | en_US |