dc.description.abstract | Penelitian ini dilatarbelakangi oleh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik. Hal ini didasari dengan adanya kelas di SMK IT Asy-Syadzili Malang yang dibedakan oleh gender. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diketahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik ditinjau dari perbedaan gender.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan gender pada materi barisan aritmetika. Selain itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik ditinjau dari perbedaan gender yang dapat dilihat dari hasil posttest yang dilaksanakan oleh peserta didik.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian komparatif. Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest Posttest Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMK IT Asy-Syadzili Malang. Pemilihan sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling. Diperoleh sampel penelitian pada peserta didik kelas X jurusan desain komunikasi visual pada seluruh kelas yaitu kelas putra dan putri. Pada kelas putra berjumlah 15 orang dan kelas putri berjumlah 15 orang. Kedua kelas sama-sama diberikan perlakuan yang sama yaitu dilaksanakannya pretest sebelum diberi pelakuan. Selanjutnya, kedua kelas diberikan perlakuan atau treatment yang sama yaitu diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning. Kemudian, kedua kelas sama-sama melaksanakan posttest dan hasil dari pretest-posttest tersebut kemudian di uji menggunakan Software SPSS 26.
Pada penelitian ini, pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning ditunjukkan melalui adanya perbedaan signifikasi atau p-value dari dua kelas yang diteliti pada uji hipotesis. Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilaksanakan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu sebagai uji prasyarat. Pada uji normalitas, didapat hasil signifikasi pada pretest kelas putra adalah 0,091 dan pretest pada kelas putri adalah 0,200. Sedangkan, pada hasil uji normalitas juga, didapat hasil signifikasi pada posttest kelas putra adalah 0,118 dan posttest pada kelas putri adalah 0,064. Dari keempat hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa data pada kedua kelas yang diteliti merupakan data yang berdistribusi normal dikarenakan seluruh hasil signifikasi atau p-value¬ ¬¬lebih dari 0,05.
Selanjutnya, dilakukan uji prasyarat yang kedua yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas ini juga menguji pada hasil pretest dan posttest peserta didik kelas putra dan kelas putri. Hasil dari uji homogenitas yang telah dilakukan adalah : (1) Nilai pretest pada kelas putra dan kelas putri memiliki Mean ± SD masing-masing sebesar 77,00 ± 11,307 dan 87,67 ± 9,424. (2) Nilai p-value pada pretest kelas putra dan putri menunjukkan angka sebesar 0,288 > 0,05, yang artinya bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan pada nilai pretest antara kelas putra dan kelas putri sebelum pemberian perlakuan. (3) Hasil uji posttest pada kelas putra dan putri menunjukkan nilai Mean ± SD kelas putra sebesar 84,67 ± 9,537 dan kelas putri sebesar 91,33 ± 6,114. (4) Nilai p-value yang diperoleh pada posttest kelas putra dan putri adalah 0,219 > 0,05, menandakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada nilai posttest antara kelas putra dan kelas putri setelah diberikan perlakuan. Pada uji homogenitas yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna pada hasil pretest dan posttest yang telah dilakukan di atas yang ditunjukkan melalui Mean atau rata-rata hasil pretest dan posttest. Pada hasil pretest dan posttest peserta didik kelas putra dan putri, ditunjukkan bahwa p-value menunjukkan angka 0,288 > 0,05 dan 0,219 > 0,05 yang artinya kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik pada kelas putra dan putri sama sebelum diberikan perlakuan dan sama sesudah diberi perlakuan.
Setelah dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, dilakukan uji selanjutanya yaitu uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan menggunakan metode Independent Sample T-Test pada software SPSS 26. Hasil yang didapat dari uji hipotesis adalah ditunjukkan nilai mean ± SD kelas putra sebesar 86,67 ± 8,165, dan pada kelas putri sebesar 91,33 ± 6,114. Diperoleh juga nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,030 < 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil uji hipotesis dengan menggunakan metode Independent Sample T-test di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata nilai posttest kelas putra dan kelas putri. Sedangkan, dilihat dari hasil rata-rata posttest di atas menunjukkan bahwa kelas putri lebih unggul dibanding dengan kelas putra. Artinya, terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik berdasarkan gender yang hasilnya adalah kelas putri lebih unggul dibandingkan kelas putra.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik berdasarkan gender. Saran yang dapat diberikan bagi guru adalah Senantiasa terus melakukan inovasi dalam proses belajar dan meningkatkan mutu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inovatif yang salah satunya model Problem Based Learning. Bagi sekolah yaitu Meningkatkan kualitas peserta didik yang bisa berpengaruh terhadap kualitas sekolah. Bagi peserta didik yaitu Selalu semangat dan berusaha mencari tahu materi secara mandiri dalam proses pembelajaran dan bagi peneliti yaitu Selanjutnya yang berminat mengadakan penelitian tentang model pembelajaran Problem Based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik berdasarkan gender, disarankan peneliti ini dapat dilengkapi dengan meneliti aspek yang belum terjangkau, serta diharapkan untuk menggunakan materi yang lain dan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, khususnya tingkat SMK/SMA/MA sederajat atau Perguruan Tinggi.
Kata Kunci : Problem Based Learning, Pemecahan Masalah, Gender, Barisan Aritmetika. | en_US |