Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Tanggapan Kritis pada Siswa Kelas IX B SMP An Nashr, Wajak, Kabupaten Malang Tahun Pembelajaran 2023/2024
Abstract
Teks tanggapan kritis merupakan salah satu teks yang diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia sesuai Kurikulum 2013 untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada materi ini, sebagian besar siswa masing sering merasa kesulitan dalam pemahaman konsep dan kemampuan menulis teks tanggapan kritis dikarenakan belum adanya sebuah strategi belajar yang dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri siswa sehingga mereka secara leluasa dapat menuangkan idenya dalam sebuah bentuk media tulis. Terlebih lagi, se¬lama ini pembelajaran menyusun teks cenderung bersifat teoritis informatif bukan apresiatif produktif.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan proses dan hasil pembelajaran menulis teks tanggapan kritis melalui model Problem Based Learning kepada peserta didik kelas IX B SMP An Nashr Kabupaten Malang. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas. Data yang dikumpulkan menggunakan prosedur penelitian berupa tes, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari tiga tahap kegiatan yaitu: reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan verifikasi data.
Adapun tahapan model Problem based learning (PBL) yang dilaksanakan dalam penelitian ini, yaitu 1) tahap orientasi terhadap masalah: menyajikan masalah yang akan didiskusikan melalui LKPD dalam bentuk teks tanggapan kritis; 2) tahap organisasi belajar: membantu peserta didik membentuk kelompok-kelompok diskusi sesuai dengan karakteristiknya, setiap kelompok memiliki satu orang ketua yang ditentukan oleh guru; 3) tahap penyelidikan individual maupun kelompok: mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam usaha pemecahan masalah, membimbing membimbing peserta didik dalam melakukan penyelidikan; 4) tahap pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah: meminta salah satu kelompok menyajikan hasil dikusinya di depan kelas dan membimbing diskusi kelas untuk mengklarifikasi pemahaman peserta didik tentang materi yang dipelajari; 5) tahap analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah: membimbing peserta didik untuk melakukan refleksi, evaluasi, dan penyimpulan terhadap proses penyelesaian masalah yang dilakukan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil proses belajar siswa nilai rata-rata pada pra tindakan yaitu 69 kemudian setelah dilaksanakan kegiatan siklus I naik menjadi 80 dan setelah dilaksanakan kegiatan siklus II naik Kembali menjadi 82. Sedangkan untuk persentase klasikal di pra tindakan yaitu 29% kemudian setelah dilakukan kegiatan siklus I naik menjadi 81% dan setelah dilaksanakan kegiatan siklus II naik Kembali menjadi 86%. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pada pratindakan, peserta didik terlihat sangat kurang antusias. Hal ini, disebabkan oleh peneliti yang belum menerapkan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model problem based learning dan juga media yang kurang menarik. Sedangkan pada siklus I dan siklus II, peserta didik mulai antusias dalam mengikuti pembelajaran karena guru menerapkan model problem based learning dan juga media yang mendukung untuk pembelajaran menulis teks tanggapan kritis.
Kemudian untuk hasil belajar siswa dimulai dari pra tindakan diketahui persentase klasikal awal diperoleh 24% namun setelah menggunakan model Problem based learning pada siklus I naik menjadi 86%, selanjutnya dari siklus I dilanjutkan pada siklus II naik menjadi 100%. Peneliti membandingkan data pengamatan siklus I dan siklus II untuk mengetahui peningkatan kemampuan belajar peserta didik selama pembelajaran. Dari perbandingan tersebut, diketahui bahwa pada siklus II peningkatan kemampuan belajar peserta didik lebih responsif terhadap pelaksanaan pembelajaran menulis teks tanggapan kritis, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Kata Kunci: Problem Based Learning, Kemampuan Menulis, Teks Tanggapan Kritis