Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Literal Cerita Pendek Siswa Fase F SMA Negeri 1 Kraksaan Probolinggo
Abstract
Secara normatif, manusia merupakan makhluk berbahasa yang dalam tindakannya senantiasa melibatkan kode linguistik untuk mendukung proses komunikasi. Bidang linguistik mengidentifikasi adanya empat keterampilan berbahasa yang harus dikembangkan manusia, meliputi keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Membaca merupakan suatu kegiatan aktif yang melibatkan proses melihat, mengeja, mengetahui, dan memahami isi dari apa yang tertulis sehingga membentuk pengetahuan. Kemampuan membaca seseorang harus senantiasa diasah, salah satunya dapat dilakukan melalui bangku pendidikan formal. Peserta didik harus diajarkan mengenai kompetensi dasar membaca pemahaman literal agar memiliki kemampuan memahami isi bacaan. Pengajaran tersebut dapat dilaksanakan dengan penerapan metode belajar yang interaktif. Seseorang yang memiliki kemampuan memahami bacaan yang rendah akan kesulitan untuk menjalani aktivitas kontekstual.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah peningkatan keterampilan membaca literal peserta didik dengan menerapkan desain pembelajaran berdiferensiasi melalui materi cerita pendek dengan desain pembelajaran berdiferensiasi. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI Biosains 3 SMA Negeri 1 Kraksaan Probolinggo. Peserta didik diberi keleluasaan untuk memilih judul teks cerita pendek sesuai preferensinya. Kemudian, peserta didik ditugaskan untuk mengidentifikasi isi bacaan dari teks cerpen yang telah dipilih. Hasil pemahaman bacaan tersebut dituangkan dalam bentuk tes tulis. Data yang dianalisis berjumlah tiga puluh teks intisari cerita pendek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dijelaskan secara deskriptif. Setelah data terkumpul dari hasil observasi dan tindakan kelas, maka data tersebut akan ditunjukkan dalam bentuk tabel penilaian dan diinterpretasikan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan membaca literal cerpen peserta didik kelas XI Biosains 3 SMA Negeri 1 Kraksaan Probolinggo pada kegiatan pratindakan berada dalam kategori rendah. Masih banyak siswa
yang belum memahami isi bacaan yang diidentifikasi. Pada Siklus I, proses dan hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dan masuk dalam kategori cukup baik. Sementara itu, pada Siklus II proses dan hasil belajar peserta didik didesain sesuai dengan profil belajar masing-masing siswa, sehingga nilai dan proses pembelajaran masuk dalam kategori sangat memuaskan. Keterampilan membaca pemahaman literal peserta didik meningkat dan memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
Pada tahap pratindakan, peserta didik yang berhasil memenuhi nilai ketuntasan pembelajaran atau KKM ada sebanyak 4 orang dan jika dipersentasekan (13,3%), dan 26 peserta didik yang belum mencapai nilai KKM (86,7%), dan rata-rata yang diperoleh adalah 51. Persentase ketuntasan pembelajaran memahami isi bacaan teks cerita pendek melalui konsep pembelajaran yang berdiferensiasi pada siklus I mencapai angka 70% (21 peserta didik) dan sebanyak 30% (9 peserta didik) yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Sedangkan untuk rata-rata nilai yang diperoleh peserta didik pada pelaksanaan pembelajaran siklus I adalah 80. Sementara itu, pada hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II diketahui bahwa peserta didik yang mendapatkan nilai sesuai KKM adalah sebanyak 30 orang (100%) dan 0 (0%) peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Sedangkan untuk rata-rata nilai yang diperoleh peserta didik pada pelaksanaan pembelajaran siklus II adalah 89.
Berdasar pada hasil uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan yang terjadi dalam pembelajaran memahami intisari atau isi bacaan teks cerita pendek dapat dilihat dari hasil tes yang dilakukan selama proses belajar mengajar diadakan di kelas XI Biosains 3 SMA Negeri 1 Kraksaan Probolinggo dalam kurun waktu satu bulan. Pembelajaran berdiferensiasi pada materi memahami isi teks cerita pendek efektif diaplikasikan. Perilaku belajar peserta didik kelas XI Biosains 3 SMA Negeri 1 Kraksaan Probolinggo juga mengalami peningkatan yang lebih proaktif. Perubahan yang dimaksud adalah peserta didik yang pada mulanya belum mampu memahami isi atau intisari yang terdapat dalam bacaan teks cerita pendek menjadi lebih paham dan mampu menentukan isi atau intisari teks cerita pendek. Hal tersebut mengindikasikan bahwasanya daya berpikir kritis dan antusias belajar peserta didik semakin membaik dan mencapai eskalasi pada kompetensi membaca pemahaman literal pada materi teks cerita pendek.
Kata Kunci : Pembelajaran Berdiferensiasi, Pemahaman Literal, Teks Cerita Pendek, Intisari Bacaan