Show simple item record

dc.contributor.authorUbbaidillah, Achmad
dc.date.accessioned2024-05-11T02:30:41Z
dc.date.available2024-05-11T02:30:41Z
dc.date.issued2024-03-26
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/9531
dc.description.abstractIndonesia dengan melimpahnya cadangan sumber daya untuk mendukung kesejahteraan pangan penduduknya. Pembentukan sumber daya manusia unggul, perlu didukung atas tercukupinya kebutuhan tumbuh optimal. Salah satu masalah gizi buruk yang masih banyak dijumpai yakni Stunting. Di Provinsi Nusa Tenggara Timur tercatat jumlah balita Stunting 19.699 bayi dengan tubuh sangat, 57.639 dengan tubuh pendek, 357.762 tubuh normal. Salah satu penyebab dari Stunting yakni kekurangan asupan protein. Secara umum sumber pangan protein yang familiar dikonsumsi antara lain daging ayam ras, daging ayam kampung, dan daging sapi, serta telur ayam. Berkaitan dengan masalah Stunting maka perlunya informasi penyebab dari masalah tersebut. Pada penelitian ini penulis mencoba melihat pada aspek sosial ekonomi masyarakat dalam memenuhi pangan protein. Pada penulisan ini bertujuan dalam mendalami seberapa pengaruh pendapatan, harga sendiri, harga silang serta jumlah anggota rumah tangga terhadap permintaan sumber pangan protein. Data sekunder SUSENAS September 2022 BPS sebagai bahan penelitian ini. Linear Approximation – Almost Ideal Demand System (LA-AIDS) model dalam Penelitian ini. Model yang digunakan yakni ωi = αi0 + γij lnρj + βiln(y/ρ*) + δi3lnexp+ δi2lnart +μi untuk tiap komoditas. Pendekatan yang digunakan yakni Seemingly unrelatated regression (SUR) yang bisa dilihat pada tabel estimasi. Penelohan data menggunakan perangkat lunak statistik STATA dengan data sebanyak 7.251. Besar nilai elastisitas pengeluaran dari komoditas menunjukkan bahwa empat komoditas yang dianalisis bernilai positif. Nilai elastisitas pengeluaran pada menunjukan bahwa termasuk barang normal dan mewah dimana saat pendapatan naik 1% maka permintaan telur ayam ras dan kampung 0,642%, daging ayam ras 2,481%, ging sapi 2,717%, dan daging ayam kampung naik 2,849%. Hasil elastisitas harga sendiri Marshallian masing-masing komoditas yakni saat harga naik 1% maka terjadi penurunan permintaan daging ayam kampung sebesar 9,235%, daging sapi turun 8,749%, daging ayam ras 2,865%, dan telur telur 0,533%. Ditinjau dari nilai elastisitas silang saat harga Marshallian hubungan daging sapi dengan komoditas lain bersifat subtitusi. Hubungan daging ayam ras dengan lain bersifat subtitusi. Hubungan daging ayam kampung dengan komoditas lainya bersifat subtitusi. Untuk hubungan telur ayam ras dan kampung memiliki hubungan subtitusi terhadap daging sapi dan daging ayam kampung, serta menjadi komplementer terhadap daging ayam ras. Berdasarkan hasil perhitungan Hikcsian diketahui bahwa dari ke empat komoditas hanya telur ayam ras dan kampung bersifat inelastis terhadap perubahan harga. Sedangkan pada selain telur ayam ras dan kampung bersifat elastis. Hubungan antara daging sapi dengan komoditas lain yakni subtitusi. Hubungan sifat daging ayam ras terhadap komoditas lian bersifat subtitusi. Hubungan antara daging ayam kampung terhadap komoditas lain bersifat subtitusi. Hubungan telur ayam ras dan kampung terhadap komoditas laian bersifat subtitusi. Nilai elastisitas pengeluaran komoditas hanya telur ayam kampung dan ras termasuk dalam kategori barang normal, sedangkan komoditas lain tergolong barang mewah. Hasil analisis harga sendiri Marshallian semua komoditas yang dianalisis tergolong elastis. Sedangkan hasil perhitungan Hikcsian komoditas telur ayam ras dan kampung bersifat inelastis terhadap perubahan harga. Sedangkan komoditas lain bersifat elastis terhadap perubahan harga. Hasil penelitian juga menunjukan komoditas daging ayam kampung merupakan kelompok pangan hewani yang paling elastis. Meninjau dari hasil penelitian yang menggambarkan seberapa jauh permintaan satu produk dalam merespon perubahan harga. Berdasarkan hal tersebut peningkatan pendapatan masyarakat masih menjadi hal diperlukan. Harga memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan permintaan. Sebab harga komoditas dipasaran tidak mungkin dibatasi, maka perlu kebijakan lain yang menudukung peningkatan pendapatan rumah tangga. Bisa melalui pangan murah, upah minimum daerah maupun edukasi serta invovasi produk. Kata Kunci : Analisis, Elastisitas Permintaan Sumber Pangan Hewani, Provinsi Nusa Tenggara Timuren_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectAnalisisen_US
dc.subjectElastisitas Permintaan Sumber Pangan Hewanien_US
dc.subjectProvinsi Nusa Tenggara Timuren_US
dc.titleAnalisis Elastisitas Permintaan Sumber Pangan Hewani Provinsi Nusa Tenggara Timuren_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record