Peran Guru Dalam Menumbuhkan Kemandirian Anak Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua Di RA Jabal Nur Tlogowaru Kedungkandang Kota Malang
Abstract
Masa usia dini merupakan masa peletak dasar atau pondasi awal bagi
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Artinya, masa kanak-kanak yang bahagia
merupakan dasar bagi keberhasilan di masa datang dan sebaliknya. Untuk itu, agar
pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal, maka dibutuhkan situasi dan
kondisi yang kondusif pada saat memberikan stimulasi dan upaya pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan anak yang berbeda satu dengan lainnya. Masa emas anak tersebut
merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu karena pada fase
inilah terjadinya peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan
pribadi seseorang.
Pentingnya kemandirian bagi anak usia dini yaitu agar anak mampu menjalani
kehidupan tanpa ketergantungan kepada orang lain maupun disekitarnya. Peneliti
melakukan observasi awal di lapangan, pada anak-anak RA Jabal Nur Tlogowaru
Kedungkandang Kota Malang terlihat tingkat kemandirian anak belum berkembang
dengan baik, beberapa anak masih ada yang ketergantungan terhadap guru, teman-teman
serta orangtuanya. Permasalahan yang masih sering terjadi pada anak saat memasuki
lingkungan awal sekolah ialah kurangnya kemandiriannya.
Dari latar belakang penelitian di atas maka peneliti merumuskan masalah, yakni
tentang Bagaimana kemandirian anak berdasarkan pola asuh orang tua di RA Jabal Nur
Tlogowaru Kedungkandang Kota Malang, bagaimana peran guru dalam menumbuhkan
kemandirian anak berdasarkan pola asuh anak di RA Jabal Nur Tlogowaru
Kedungkandang Kota Malang, dan apa kendala guru dalam menumbuhkan kemandirian
anak berdasarkan pola asuh anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami
kemandirian anak berdasarkan pola asuh orang tua, memahami peran guru dalam
menumbuhkan kemandirian anak serta mengetahui apa kendala guru dalam
menumbuhkan kemandirian anak. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas penelitian
dilakukan dengan jenis penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data
primer dan sekunder. Pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif.
Pola asuh otoriter merupakan pengasuhan yang sangat tegas, melibatkan
beberapa bentuk aturan-aturan. Anak dibiasakan dengan pemberian hadiah dan hukuman.
Seperti halnya Arya dan Uwais lebih mengharapkan hadiah setelah bersikap baik. Pola
asuh autoritatif merupakan pengasuhan dari orang tua yang akan tumbuh menjadi anak
yang mandiri, tegas terhadap diri sendiri, ramah dengan teman sebayanya. Seperti halnya
pada Fahmi, Zahron, Nayla, dan Ulfia mereka sudah dikatakan mandiri dan bertanggung
jawab. Pola asuh permisif merupakan pola asuh yang orang tua tidak memberikan batasan
dan biasanya akan tumbuh tanpa arahan. Anak seperti ini dikenal “anak manja”. Seperti
halnya pada Azizah, Rani dan Nabila belum bisa dikatakan mandiri dan masih bergantung
terhadap orang di sekitar terutama terhadap orang tua. Pola asuh otoritaif merupakan
didasari atas pengertian dan rasa hormat orang tua kepada anaknya. Orang tua yang
vii
menggunakan cara ini memberikan aturan yang sesuai dengan usia dan perkembangan
anak. Seperti halnya pada Fattah ia sudah mampu bertanggungjawab terhadap diri sendiri
dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Hasil analisis menujukkan bahwa pola asuh yang diterapkan oleh orang tua siswa
RA Jabal Nur Tlogowaru Kedungkandang Kota Malang yaitu pola asuh otoriter, pola
asuh autoritatif, pola asuh permisif dan pola asuh otoritatif. Peran guru terhadap pola asuh
orang tua otoriter yaitu memberikan motivasi terhadap anak, Peran guru terhadap pola
asuh orang tua autoritatif yaitu guru harus menjadi korektor dan memberikan motivasi,
Peran guru terhadap pola asuh orang tua Permisif yaitu guru memberikan bimbingan dan
menjadi motivator, Peran guru terhadap pola asuh orang tua otoritatif yaitu guru menjadi
motivator dan inspirator untuk anak.
Dalam menumbuhkan kemandirian anak guru mengalami kendala yang
menyebabkan proses pembelajaran tidak bisa berjalan maksimal. Beberapa kendala yang
dihadapi diantaranya tingkat kemandirian anak belum berkembang dengan baik, beberapa
anak masih ada yang ketergantungan terhadap guru, teman-teman serta orangtuanya.
Permasalahan yang masih sering terjadi pada anak saat memasuki lingkungan awal
sekolah ialah kurangnya kemandiriannya. Sesuai indikator dari kurangnya kemandirian
anak terlihat pada sikap anak yaitu anak menangis ketika orangtua berpamitan untuk
meninggalkan area sekolah. Pada saat berbaris dan mulai memasuki ruang kelas beberapa
anak menangis dan tidak bisa lepas dari orangtua atau pengasuh atau anggota keluarga
lainnya, anak tidak bisa melepaskan sepatu sendiri serta meletakkannya di rak sepatu
sebelum masuk ke dalam ruang kelas sehingga membutuhkan bantuan guru maupun
orangtua ataupun pengasuh serta anggota keluarga yang mengantarkannya. Kemudian
masih ada beberapa anak yang belum mau membuang sampah di tempat sampah sehingga
sampah masih terlihat berserakan di sekitar, anak belum mau sendirian pergi ke toilet
untuk buang air besar maupun buang air kecil.
Berdasarkan hasil analisis data pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka didapatkan simpulkan bahwa kemandirian anak di RA Jabal Nur
Tlogowaru Kedungkandang Kota Malang sangatlah beragam. Ada sebagian anak yang
sudah bisa mandiri dan ada juga anak yang belum bisa mandiri. Kemandirian anak
berdasarkan tipe pola asuh otoriter anak masih belum dikatakan mandiri karena anak
masih bergantung hadiah yang telah diberikan orang tua setelah melakukan hal baik.
Untuk kemandirian anak berdasarkan tipe pola asuh autoritatif anak sudah terlihat
dikatakan mandiri karena anak sudah mampu untuk bertanggung jawab. Selanjutnya,
untuk kemandirian anak berdasarkan tipe pola asuh permisif anak masih sangat terlihat
belum dikatakan mandiri karena anak masih cenderung bergantung terhadap orang lain.
Kemudian, pada kemandirian anak berdasarkan tipe pola asuh otoritatif anak sudah
dikatakan sangat mandiri karena sudah mampu bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri dan mampu beradaptasi pada lingkungan sekitar. Pola asuh yang diterapkan oleh
orang tua anak RA Jabal Nur Tlogowaru Kedungkandang Kota Malang yaitu pola asuh
otoriter, pola asuh autoritatif, pola asuh permisif, dan pola asuh otoritatif.