Lumbung Pengetahuan Gorontalo dalam Buku Cerita anak Bergambar Dwibahasa Terbitan Kantor Bahasa Gorontalo
Abstract
Punahnya bahasa adalah punahnya kebudayaan. Masalah ini berkembang cukup
pesat di Indonesia yang memiliki beragam bahasa daerah. Padahal, mayoritas bahasa
daerah digunakan sebagai pengantar dalam ritual dan adat istiadat daerah. Kondisi ini
juga terjadi di Gorontalo di mana kondisi bahasanya saat ini dalam status terancam
punah. Masalah tersebut dijawab oleh Kantor Bahasa Gorontalo dengan menerbitkan
buku cerita anak bergambar yang diterjemahkan dalam bahasa Gorontalo. Hal ini
dikarenakan buku cerita anak adalah sarana untuk menanamkan nilai personal dan nilai
pendidikan terutama untuk mengenalkan bahasa Gorontalo yang sudah mulai
ditinggalkan. Buku anak seharusnya memuat nilai lokalitas masyarakat setempat. Oleh
karena itu, buku terbitan Kantor Bahasa Gorontalo layaknya diteliti untuk mengetahui
bentuk pengetahuan Gorontalo yang ada di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan ragam pengetahuan Gorontalo, cara pengarang menarasikan
pengetahuan Gorontalo dan pajanan istilah yang terdapat dalam buku cerita anak
bergambar dwibahasa Gorontalo. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif analisis.
Sumber data adalah 31 buku cerita anak dengan data berupa kata, frasa, dan kalimat
dalam buku tersebut. Analisis data dengan menggunakan teori Miles & Huberman.
Hasil penelitian menhunjukkan terdapat 8 jenis pengetahuan Gorontalo yang disajikan
di dalam buku, yaitu; 1) tradisi lisan; 2) adat istiadat, 3) ritus, 4) pengetahuan
tradisional, 5) teknologi tradisional, 6) seni, 7) bahasa, dan 8) permainan rakyat. Dalam
31 buku cerita anak yang dianalisis tidak terdapat manuskrip dan olahraga tradisional
yang diangkat dalam cerita. Hasil penelitian ini menunjukkan cara pengarang
mendeskripsikan pengetahuan Gorontalo sesuai fungsi dan cara narasi pengarang.
Dalam buku cerita anak ini juga terdapat 143 pajanan istilah yang merujuk pada
pengetahuan Gorontalo.