Tindak Tutur Transaksi Jual Beli pada Kegiatan Gerakan Masyarakat Papua Penuh Damai (Gemar Papeda)
Abstract
Penelitian ini membahas tindak tutur dalam transaksi jual beli pada
kegiatan Gerakan Masyarakat Papua Penuh Damai (Gemar Papeda) di Papua
Barat. Bahasa, sebagai alat komunikasi, memegang peranan penting dalam
interaksi sosial, termasuk dalam konteks pasar tradisional di Papua Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola dan bentuk tindak tutur yang
digunakan dalam transaksi jual beli oleh penjual Orang Asli Papua (OAP) dan
masyarakat sekitar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatis dan metode deskriptif
kualitatif dengan jenis penelitian etnografi. Data dikumpulkan melalui observasi
langsung, teknik perekaman, dan teknik catatan lapangan pada beberapa pasar
tradisional di Papua Barat, seperti pasar Mariyat, pasar Pagi, pasar Sore, pasar
Thumburuni, dan lokasi di luar pasar sesuai dengan kriteria. Analisis data
dilakukan untuk menemukan pola tuturan pasangan berdekatan dan bentuk tindak
tutur yang digunakan dalam interaksi jual beli di kegiatan Gemar Papeda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan sebelas pola tuturan
pasangan berdekatan dalam tuturan interaksi jual beli, yaitu: pertanyaan-jawaban,
pujian-penerimaan/penolakan, keluhan-penerimaan/penolakan, ajakan penerimaan/penolakan, perintah-penerimaan/penolakan, penawaran penerimaan/penolakan, permintaan-pengabulan/penolakan, penilaian-keluhan,
candaan-candaan, penyampaian-penerimaan/penolakan, dan menuduh menerima/menolak/membantah. Selain itu, ditemukan empat jenis tindak tutur
antara lain: asertif 40,6%, komisif 31,8%, direktif, 14,8 %, dan ekspresif 62%.
Penelitian ini juga menemukan bahwa tindak tutur asertif mendominasi interaksi
jual beli di pasar tradisional yang menjadi sasaran kegiatan Gemar Papeda
dikarenakan penjual dan pembeli jarang yang memiliki inisiatif untuk melakukan
negosiasi, penjual maupun pembeli didominasi dengan tuturan yang tujuannya
untuk mencari informasi dan memberikan informasi belaka, serta tindakan
nonverbal yang cukup sering muncul di setiap transaski jual beli.
Penelitian ini memperkuat teori tindak tutur dan memperkaya pemahaman
tentang dinamika komunikasi dalam konteks pasar tradisional. Temuan ini
diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antara
penjual dan pembeli di pasar tradisional Papua Barat, serta memberikan kontribusi
terhadap pengembangan teori tindak tutur dalam konteks yang lebih luas.