Fenomena Abreviasi Baru dalam Pesan Twitter (Kajian Linguistik Posmodern Paul Virilio dan Jean Baudrillard),
Abstract
Pada era mutakhir ini perkembangan teknologi kian memperlihatkan
pengaruh yang semakin kompleks dalam wacana kebudayaan, disebabkan
kecepatan produksi informasi yang kian masif. Bahasa sebagai produk
kebudayaan memainkan peranan penting sebagai alat reflektif bagi setiap praktik
sosial.
Penggunaan abreviasi di media sosial twitter memperlihatkan
kecenderungan percepatan bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk menggali
beberapa kemunculan bentuk dan pola abreviasi di media sosial twitter, kemudian
menelusuri fungsi makna yang dihasilkan melalui perspektif dromologi.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Data
dikumpulkan melalui teknik simak dalam pesan twitter dalam rentang waktu 1 –
14 Maret 2023 pada regional Kota Malang.
Hasil temuan abreviasi dalam media sosial twitter terdiri dari 28 singkatan,
17 akronim dan 18 penggalan. Melalui perspektif dromologi ditemukan bahwa
model komunikasi melalui abreviasi mengalami hiper-realitas, pendangkalan
makna, banalitas, mudah usang dan keterpecahan identitas.
Maka jumlah pemakaian kata berabreviasi di media sosial tidak dapat
menjadi tolok ukur sebagai leksem baru dalam KBBI dan diharapkan agar
menjadikan budaya verifikasi kritis sebagai model tandingan dari logika
kecepatan semacam ini