dc.description.abstract | Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia.Salah satu produk dari hortikultura tersebut adalah cabai. Cabai merupakan produk sayuran yang digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu cabai besar, cabai kecil dan cabai hias. Diantara ketiga jenis cabai tersebut, cabai rawit merupakan jenis cabai kecil yang banyak diperdagangkan dalam masyarakat. Namun saat ini kenaikan harga komoditas cabai rawit mencapai 81,94 % dengan andil inflasi sebesar 0,1793%. Dari hal tersebut Inflasi terjadi karena permintaan atau daya tarik masyarakat cenderung kuat pada cabai rawit permintaan tersebut untuk jangka panjang yang dibutuhkan masyarakat dengan jumlah yang besar Melihat kebutuhan masyarakat Kota Malang yang dominan mengkonsumsi cabai maka permintaan akan harga cabai akan tetap terus ada meskipun harga cabai mengalami peningkatan yang cukup tinggi, sehingga menuntut rumusan kebijakan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui perilaku konsumsi terhadap cabai rawit di Kota Malang, 2) Menganalisis pengaruh faktor harga cabai rawit (X1), harga bawang merah (barang komplementer) (X2), jumlah anggota keluarga (X3), pendapatan konsumen (X4), dan selera masyarakat (X5) terhadap permintaan cabai rawit di Kota Malang.
Lokasi penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Kota Malang, Provinsi Jawa Timur, dan Pengambilan sampel dilakukan secara Accidental Sampling sebanyak 50 responden. Data penelitian diambil dengan wawancara langsung kepada responden yang dipilih secara acak. Analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisis uji asumsi klasik, uji r, uji f, uji t dan regresi linier berganda.
Hasil analisis untuk tujuan pertama Perilaku konsumsi cabai rawit di Kota Malang yakni para konsumen cabai rawit rata-rata adalah para wiraswasta dan membeli komoditas cabai rawit paling banyak pembelian di pasar dalam membeli cabai rawit paling banyak dengan jumlah pembelian 0.25 kg dalam sekali pembelian, dalam menggunakan cabai rawit para konsumen cabai rawit rata-rata digunakan untuk sambal dibanding dengan bumbu masakan, dan dalam menghabiskan komoditas cabai rawit para konsumen dapat menghabiskan rata-rata 1-4 hari dalam sekali pembelian. Dari hasil analisis tujuan kedua yang dilakukan didapatkan hasil dengan taraf kepercayaan 99% atau 0.01 yang menyimpulkan bahwa variabel harga cabai rawit (X1), harga bawang merah (X2), pendapatan konsumen (X3), jumlah anggota keluarga (X4) berpengaruh nyata terhadap permintaan cabai rawit di Kota Malang sedangkan untuk variabel selera masyarakat (X5) tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan cabai rawit di Kota Malang.
Saran dari penelitian ini adalah Kepada dinas terkait atau kementrian bisa membuat kebijakan terkait dengan pola tanam untuk memastikan supply cabai rawit tersedia sepanjang tahun, pelaku usaha bisa meningkatkan nilai tambah cabai rawit dengan pengembangan teknologi pasca panen seperti inovasi pengolahan cabai rawit,jika harga cabai rawit masih tetap tinggi pemerintah bisa membantu konsumen dengan melakukan operasi pasar atau pasar murah.
Kata Kunci : Faktor-Faktor, Permintaan Cabai Rawit, Kota Malang | en_US |