Show simple item record

dc.contributor.authorNurhayati, Risqy Ulfy
dc.date.accessioned2020-12-21T01:57:10Z
dc.date.available2020-12-21T01:57:10Z
dc.date.issued2020-08-22
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/996
dc.description.abstractBentuk pendidikan pertama yang diperoleh anak ialah berasal dari kehidupan keluarga terutama dari orang tuanya. Karena orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi seorang anak, dari orang tualah seorang anak akan mendapatkan bimbingan, asuhan serta didikan. Biasanya pola pendidikan yang didapat seorang anak dalam keluarganya adalah mengenai pendidikan Agama dan pendidikan Akhlak. Pendidikan Akhlak merupakan salah satu bagian dari pendidikan Agama Islam. Pendidikan akhlak sendiri merupakan pendidikan mengenai tingkah laku yang bertujuan untuk membentuk akhlak mahmudah (akhlak yang baik). Pendidikan akhlak hukumnya wajib diterapkan bagi setiap orang tua, karena dengan akhlak yang baik maka seorang anak dapat melakukan suatu perbuatan yang sesuai dengan norma Islam, dan para orang tua juga wajib mendidik perihal sopan santun seorang anak karena hal itu termasuk dalam pendidikan akhlak. Jadi disini terlihat jelas bahwa perkembangan seorang anak sangat ditentukan oleh keluarganya, baik itu Ayah dan Ibu maupun anggota keluarga lain yang ada dirumah harus saling bekerjasama dalam mendidik seorang anak. Berdasarkan observasi awal, bahwasanya di era sekarang banyak orang tua yang bekerja terlalu sibuk sehingga ada keterbatasan waktu antara orang tua dan anak, dan juga keterbatasan orang tua dalam mendidik dan mengawasi anakanaknya. Bahkan ada orang tua yang tidak bisa tinggal bersama sang anak karena tuntutan ekonomi, yang mengharuskannya bekerja keluar kota bahkan sampai menjadi TKI. Pengasuhan anak yang seharusnya menjadi tanggung jawab seorang ibu pindah menjadi tanggung jawab ayah. Masalah yang dihadapi disini, banyak ayah yang tidak mampu mengurus, mengasuh, mengelola pekerjaan rumah tangga sehingga pengasuhan seorang anak berpindah tangan lagi ke nenek, bude, tante ataupun sanak saudara yang lainnya. Disini terlihat jelas bahwa keluarga TKI mempunyai masalah yang terkait mengenai pengasuhan, perawatan dan pendidikan anak. Yang mana anak merupakan bagian dari keluarga yang membutuhkan peran dari orang tuanya untuk membimbing, mengasuh dan mendidik. Orang tua memiliki kewajiban yang tidak bisa digantikan oleh pihak lain, kegiatan mengasuh, mendidik dan merawat anak tidak bisa dilaksanakan jika orang tua atau salah satunya bekerja ke luar negeri meskipun ada pihak lain yang bersedia menggantikan posisi tersebut. Dengan demikian, fungsi keluarga menjadi tidak dapat terpenuhi. Dimana pendidikan yang harusnya diberikan oleh kedua orang tua, tetapi disini hanya diberikan oleh salah satunya seperti ayah atau sanak saudara lain. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka peneliti merumuskan fokus masalah pada; bagaimana bentuk pelaksanaan, strategi, problem serta peran keluarga dalam mendidik akhlak anak keluarga TKI yang berada di Dusun Polaman Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui serta mendeskripsikan bagaimana bentuk pelaksanaan, strategi, problem serta peran keluarga dalam mendidik akhlak anak keluarga TKI yang berada di Dusun Polaman Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian kualitatif dan berupa studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti ialah; pertama adalah observasi, peneliti mengamati langsung secara terencana dan sistematis untuk dapat mengumpulkan data yang berhubungan dengan peran keluarga dalam pendidikan akhlak anak di keluarga TKI Dusun Polaman Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Teknik kedua adalah wawancara, yang mana peneliti menggali informasi dari para narasumber terkait. dan ketiga ialah dokumentasi, yakni mengumpulkan data-data tambahan yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini, bentuk pelaksanaan pendidikan akhlak yang diterima seorang anak TKI antara keluarga satu dengan yang lain tentu berbeda. Selain itu mereka juga mendapatkan pendidikan akhlak tidak hanya dari lingkungan keluarga saja melainkan juga di dapat dari sekolah serta lembaga nonformal seperti MADIN dan TPQ. Adapun strategi yang digunakan dalam pendidikan akhlak anak menggunakan 2 strategi; pendidikan langsung dan pendidikan tidak langsung. Dalam pendidikan langsung menggunakan metode: nasehat, anjuran, peneladanan, pembiasaan serta perhatian. Sedangan pendidikan tidak langsung menggunakan metode larangan dan hukuman. Problem yang dihadapi keluarga dalam mendidik akhlak anak TKI ada dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Problem internal ialah; anak kehilangan sosok ayah/ ibu, kondisi kepedulian pengasuh, kondisi pengetahuan dan keterampilan pengasuh. Sedangkan faktor eksternal; kesibukan orang tua/ pengasuh, dan orang tua kurang memiliki tanggung jawab dalam pengasuhan anak. Sedangkan peran keluarga dalam pendidikan akhlak anak keluarga TKI memang sangat dibutuhkan. Akan tetapi peran mereka lebih banyak berpusat pada pemberian nasehat serta mengingatkan ketika anak melakukan kesalahan. Karena mayoritas dari mereka lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah/ bekerja. Sebagai saran, hendaknya bagi para orang tua serta pengasuh lebih memperhatian dalam pendidikan akhlak anak keluarga TKI, karena sejatinya pondasi kehidupan ialah akhlak yang baik yang mampu melahirkan generasi yang berkarakter serta berwatak mulia.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectKeluarga TKIen_US
dc.subjectAkhlaken_US
dc.titlePeran Keluarga Dalam Pendidikan Akhlak Anak (Studi Kasus Anak-Anak Keluarga TKI di Dusun Polaman Kecamatan Dampit Kabupaten Malang)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record