Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Lebih Senyap dari Bisikan Karya Andina Dwifatma

Dalam rangka peningkatan layanan dan perbaikan sistem, mohon maaf untuk sementara waktu Repositori UNISMA tidak dapat diakses secara optimal.

Show simple item record

dc.contributor.author Zuhair, Ahmad Jauhari
dc.date.accessioned 2024-01-31T02:51:14Z
dc.date.available 2024-01-31T02:51:14Z
dc.date.issued 2023-11-15
dc.identifier.uri http://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/9065
dc.description.abstract Di era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat, berkurangnya nilai religiusitas telah menjadi perhatian utama dalam pembentukan karakter individu, terutama dalam konteks pendidikan karakter. Semakin banyak orang yang terfokus pada aspek materialisme dalam kehidupan mereka, sehingga mengabaikan dimensi spiritual yang dapat memberikan landasan kuat bagi nilai-nilai moral yang kokoh. Pendidikan karakter adalah suatu proses yang memenuhi kebutuhan peserta didik untuk menjadi manusia yang berkarakter baik, cerdas, baik hati, sehat jasmani, dan hidup sesuai perasaan dan niat. Pembahasan penelitian ini diarahkan pada nilai pendidikan karakternya sebagai tokoh utamanya di novel Lebih Senyap Dari Bisikan yang dapat disajikan melalui cerita-cerita tentang kehidupan masyarakat, sehingga dapat memahami segala kompleksitas dan konflik dalam kehidupan para tokohnya. Penelitian ini memiliki orientasi pendidikan karakter yakni karakter religius, keteladanan dan mandiri yang ada pada tokoh dituliskan atau dicurahkan oleh seorang pengarang dalam karya sastra prosa fiksi yang telah ditulisnya. Karakter tersebut nantinya akan diteliti dari proses bagaimana seorang tokoh tersebut menjalankan perannya berkarakter dalam novel. Penelitian ini tujuan umum yakni mengungkapkan konteks pendidikan karakter yang mempengaruhi karya sastra novel Lebih Senyap Dari Bisikan Karya Adinda Dwifatma. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode triangulasi yang mengkombinasikan berbagai sumber data. Penelitian ini mengadopsi pendekatan sosiologi sastra. Fokus penelitian ini membahas tentang kritik sastra karyanya pijakan analisisnya bentuk nilai religius, bentuk nilai keteladanan, bentuk nilai kemandirian dalam orientasi pendidikan karakter dengan tujuan memperkaya khasana pendidikan sastra, dalam pembahasan sebagai bentuk kritik penulis atas karyanya terhadap kondisi interaksi sosial dan lingkungan masyarakat bernegara. Serta Peneliti membahas karya prosa fiksi yaitu novel sebagai acuan analisis pendidikan karakter untuk pendidikan sastra. Pada penelitian ini juga menggunakan penguatan karakter berbasis Pelajar Pancasila yang mana untuk menggambarkan karakter dan keterampilan yang diperlukan serta untuk memperkuat nilai-nilai luhur Pancasila dalam diri peserta didik dan pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penelitian yang pertama bentuk nilai religius merujuk pada ketaatan terhadap ajaran agama yang tercermin dalam sikap, sifat, dan perilaku individu. Konsep ini sesuai dengan definisi agama sebagai sistem nilai, kepercayaan, dan tindakan terorganisir yang mengedepankan makna mendalam. Pendidikan Karakter, seperti yang disarankan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bertujuan membentuk karakter siswa berdasarkan prinsip-prinsip Pancasila, termasuk nilai-nilai agama, yang mencakup pemahaman tentang iman, pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta perilaku baik dan berakhlak mulia yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Kepribadian yang berakar pada nilai-nilai agama membantu memperkuat pembentukan moral siswa dan melindungi mereka dari pengaruh negatif di luar lingkungan sekolah. Hasil penelitian yang kedua bentuk nilai keteladanan merujuk pada perilaku yang bisa dijadikan contoh dan menjadi teladan bagi orang lain. Ini sesuai dengan konsep penguatan karakter berbasis profil pelajar Pancasila yang mengedepankan kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, dan inisiatif dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Keteladanan memiliki peran penting dalam membentuk karakter seseorang, baik dalam konteks pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Guru, sebagai contoh, sering menjadi panutan bagi anak didiknya. Hasil penelitian ketiga bentuk nilai kemandirian adalah nilai fundamental yang sangat penting dalam pembentukan karakter individu. Nilai ini dapat berkembang dengan baik jika ada dukungan dari berbagai pihak, termasuk keluarga, pemerintah, masyarakat, dan institusi pendidikan seperti sekolah. kemandirian merupakan sikap, tindakan, dan perilaku yang memberikan individu rasa percaya diri dalam menghadapi masalah tanpa bergantung pada pihak lain. Ini juga mencerminkan temuan dalam novel "Lebih Senyap Dari Bisikan."   Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Profil Pelajar Pancasila, Novel, Religius, Keteladanan, Kemandirian. en_US
dc.language.iso other en_US
dc.publisher Universitas Islam Malang en_US
dc.subject Pendidikan Karakter en_US
dc.subject Profil Pelajar Pancasila en_US
dc.subject Novel en_US
dc.subject Religius en_US
dc.subject Keteladanan en_US
dc.subject Kemandirian en_US
dc.title Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Lebih Senyap dari Bisikan Karya Andina Dwifatma en_US
dc.type Other en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Kolom Pencarian


Browse

My Account