Entrepreneurial Spirit dalam Mengembangkan Pendidikan Islam Multikultural di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang

Show simple item record

dc.contributor.author Mariyono, Dwi
dc.date.accessioned 2024-05-08T04:18:35Z
dc.date.available 2024-05-08T04:18:35Z
dc.date.issued 2024-01-10
dc.identifier.uri http://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/9525
dc.description.abstract Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam multikultural yang menyimpan potensi entrepreneurial spirit dan kesadaran multikultural. Penelitian ini membahas tentang entrepreneurial spirit dalam mengembangkan pendidikan Islam multikultural di pondok pesantren Bahrul Maghfiroh Malang, dengan fokus penelitian 1) Entrepreneurial spirit apa saja yang dijadikan modal dasar dalam mengembangkan pendidikan Islam multikultural di pondok pesantren Bahrul Maghfiroh Malang?; 2) Bagaimana bentuk pengembangan entrepreneurial spirit dalam mengembangkan pendidikan Islam multikultural di pondok pesantren Bahrul Maghfiroh Malang?; 3) Bagaimana proses pemberdayaan entrepreneurial spirit dalam mengembangkan penddidikan Islam multikultural di pondok pesanatren Bahrul Maghfiroh Malang?; 4) Bagaimana kontribusi entrepreneurial spirit dalam mengembangkan pendidikan Islam multikultural di pondok pesantren Bahrul Maghfiroh Malang?. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi etnografi kasus untuk mengungkap makna dibalik fakta dengan menyelidiki semangat kewirausahaan sebagai element dasar dalam mengembangkan pendidikan Islam multikultural. Studi ini juga menyoroti peran penting nilai-nilai kewirausahaan dan standar etika dalam membentuk landscape pendidikan pesantren yang inklusif. Metode pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Pengambilan data dilakukan dengan tehnik snowball sampling dari sumber data primer dan sekunder. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan model Miles, Hubberman & Saldana 2014. Hasil penelitian lapangan diperoleh temuan: 1) Entrepreneurial spirit yang dijadikan modal dasar dalam mengembangkan pendidikan Islam multikultural di pondok pesantren Bahrul Maghfiroh Malang adalah modal tidak berwujud (intangible capital) dan modal berwujud (tangible capital). Kedua modal menempati posisi penting dengan peran masing-masing. Intangible capital terdiri dari modal sosial (social capital), modal manusia (human capital), modal mental (Mental capital), modal motivasi (motivasional capital) dan modal pelanggan (customer capital) serta modal spiritual (spiritual capital). Tangible capital diposisikan sebagai wahana pengembangan internalisasi nilai Islam multikultural dan entrepreneurial spirit; 2) Bentuk pengembangan spirit entrepreneurial dalam mengembangkan pendidikan Islam multikultural di pondok pesantren Bahrul Maghfiroh Malang menerapkan teori APK (Analisis Pengembangan Kelembagaan) Ostrom 2007 dalam bagian penguatan modal dilakukan dengan: menciptakan kelembangaan yang inklusif dengan pemanfaata situasi ekternal sebagai opsi penguat inovasi dan kreasi, menguatkan ukhuwah, penguatan visi dan misi, integrasi kurikulum pesantren dengan kurikulum nasional, kegiatan pembelajaran di pendidikan formal, penerapan direct instruction model, masa orientasi, kegiatan kepesantrenan amaliah dan ubudiyah, kepesantrenan tarbiyah wa ta’lim, kegiatan kepedulian sosial, kegiatan praktek kewirausahaan, pendirian unit-unit usaha, memperluas kemitraan, pemberdayaan sivitas pesantren dan masyarakat, workshop serta pelatihan santri dan pegawai, penguatan manajemen dan pengawasan; 3) Proses pemberdayaan entrepreneurial spirit sebagai spirit dalam mengembangkan pendidikan Islam multikultural di pondok pesantren Bahrul Maghfiroh Malang menerapkan model Nixon 1994 melalui: Penyelarasan visi, misi pesantren, pembuatan slogan dan simbol, membangun role model kepemimpinan, pembudayaan tradisi entrepneurial, pendidikan praktik kewirausahaan, model boarding school double track, system ngabdi, membangun kewiraushaan sosial serta pemberdayaan svitas dan masyarakat sebagai umpan balik ikatan kerjasama; penerapan project base learnig; 4) Entrepreneurial Spirit berkontribusi nyata dalam menciptakan kemandirian santri dan lembaga. Entrepreneurial Spirit merupakan nilai utama pendidikan Islam multikultural atau dengan kata lain bahwa nilai utama pendidikan Islam multikultural sebenarnya adalah entrepreneurial spirit itu sendiri. Penelitian ini memberikan implikasi teoritis: 1) Modal dasar tersebut menguatkan teori Suryana dan Fukuyama serta merekonstruksinya intangible capital dalam konteks pendidikan Islam multicultural yang diperlukan adalah modal sosial, modal manusia, modal mental, modal motivasi, modal pelanggan, dan modal spiritual, sementara Suryana menempatkan modal spiritual masuk pada ranah modal mental atau moral; 2) Menguatkan Teori Tholchah Hasan tentang opsi dalam menanggulangi radikalisme yaitu ta’aruf, tawasuth, tawazun, tasamuh dan ta’awun menjadi empat sifat dan lima sikap atau peneliti menyebutnya dengan spirit 45 (empat sifat Nabi Muhammad SAW, yaitu shiddiq, amanah, tabligh, fathonah) dan lima sifat karakter aswaja, yaitu: ta’aruf, tawasuth, tawazun, tasamuh dan ta’awun); 3) Merekonstruksi teori K.H. Achmad Shiddiq tentang karakter aswaja dengan menambah sifat yang empat menjadi spirit 45 sebagaimana tersebut di atas; 4) Menguatkan teori Ciputra dan merekonstruksinya pada ranah heigh ethical stadart dengan four traits five attitudes; 5) Menguatkan teori Veithzal Rivai tentang Islamic Business and Economic Ethics dengan FAST karakter dan merekontruksinya menjadi spirit 45 (four traits five attitudes); 6) Menguatkan dan merekonstruksi teori Ostrom 2007 tentang IAD (Institutional Analysis and Development) bahwa proses interaksi harus menghasilkan umpan balik pembentukan patner berkelanjutan yang saling menguntungkan (win-win solution) sebelum kembali menjadi aktor. Proses interaksi juga memberikan umpan balik pada kriteria evaluasi berimplikasi pada faktor eksternal secara langsung untuk membentuk budaya; 7) Menguatkan dan merekonstruksi proses pemberdayaan Nixon 1994, bahwa penetapan skala priotitas harus memperhatikan kriteria input, proses, output dan outcome untuk menguatkan input yang harus diikat sebagai patner kerja dalam system kerja sama berkelanjutan. en_US
dc.language.iso other en_US
dc.publisher Universitas Islam Malang en_US
dc.subject Entrepreneurial Spirit en_US
dc.subject Multikultural Spirit en_US
dc.title Entrepreneurial Spirit dalam Mengembangkan Pendidikan Islam Multikultural di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang en_US
dc.type Other en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Kolom Pencarian


Browse

My Account