Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Ditinjau dari Self-Efficacy Peserta Didik pada Materi Peluang Kelas VIII MTs Roudlotul Ulum Pagak
Abstract
Matematika dan penalaran merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Karena materi matematika dipahami melalui penalaran dan kemampuan penalaran dapat dikembangkan dengan belajar matematika. Oleh karena itu, kemampuan penalaran menjadi bagian paling penting dalam matematika. Untuk mendukung kemampuan penalaran matematis dibutuhkan aspek afektif, salah satunya yakni self-efficacy. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika dan peserta didik di MTs Roudlotul Ulum Pagak, ditemukan bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam persoalan matematika, khususnya materi peluang. Peserta didik belum terlatih menyelesaikan soal yang tidak dapat diselesaikan secara langsung sehingga mengalami penurunan dalam kepercayaan diri.
Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan langkah-langkah dan kemampuan penalaran matematis peserta didik ditinjau dari self-efficacy pada materi peluang. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Roudlotul Ulum Pagak, Kabupaten Malang. Pemilihan subjek penelitian ini didasarkan pada metode purposive dan berdasarkan prinsip kesukarelaan. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII MTs Roudlotul Ulum Pagak yang sudah mendapatkan materi peluang. Penentuan subjek penelitian berdasarkan tingkat self-efficacy tinggi, sedang, dan rendah dengan pengklasifikasian yang didasarkan pada hasil angket self-efficacy yang diberikan kepada 37 peserta didik. Dari hasil angket diambil 2 subjek dari masing-masing tingkatan self-efficacy untuk mengerjakan soal tes kemampuan penalaran matematis. Kemudian dilanjutkan dengan wawancara semi terstruktur untuk memperoleh data tambahan dan mengetahui lebih dalam terkait kemampuan penalaran matematis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, tes, dan wawancara. Dalam penelitian ini validasi data menggunakan triangulasi teknik, dimana peneliti membandingkan hasil tes dengan wawancara terhadap sumber yang sama. Setelah data yang diperoleh valid/kredibel maka dilanjutkan dengan analisis data.
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, kesimpulan yang diperoleh adalah: (1) Langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah kontekstual berdasarkan indikator kemampuan penalaran matematis ditinjau dari self-efficacy peserta didik sebagai berikut: (a) subjek AI dan ZAZ dalam menyelesaikan masalah kontekstual mampu memenuhi langkah-langkah penyelesaian masalah kontekstual pada seluruh indikator kemampuan penalaran matematis; (b) subjek SKA dan RAJ dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada indikator mengajukan dugaan, tidak memenuhi langkah-langkah penyelesaian yang ditentukan. Sedangkan pada ketiga indikator lainnya telah sesuai dengan langkah-langkah penyelesaian masalah kontekstual; (c) subjek LJL pada indikator mengajukan dugaan dan menarik kesimpulan dari pernyataan, tidak memenuhi langkah-langkah penyelesaian masalah kontekstual. Pada dua indikator lainnya, subjek LJL mampu menyelesaikan masalah kontekstual sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan. Sedangkan subjek MAMH hanya mampu memenuhi langkah-langkah penyelesaian masalah kontekstual berdasarkan indikator kemampuan penalaran matematis yang pertama yaitu mengajukan dugaan. (2) Kemampuan penalaran matematis ditinjau dari self-efficacy peserta didik yaitu: (a) subjek AI dan ZAZ dengan klasifikasi ¬self-efficacy tinggi memiliki kemampuan penalaran matematis yang baik dalam menyelesaikan masalah kontekstual. Hal ini ditunjukkan dengan subjek AI dan ZAZ mampu memenuhi semua indikator kemampuan penalaran matematis dengan baik: (b) subjek SKA dan RAJ dengan klasifikasi self-efficacy sedang memiliki kemampuan penalaran matematis yang cukup dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada soal. Hal ini dapat dilihat dari subjek SKA dan RAJ yang dapat memenuhi 3 indikator dari 5 indikator kemampuan penalaran matematis dengan baik; (c) subjek LJL dan MAMH dengan klasifikasi self-efficacy rendah memiliki kemampuan penalaran matematis yang kurang dalam menyelesaikan masalah kontekstual. Hal ini dapat dilihat dari subjek LJL hanya mampu memenuhi 2 indikator dari 4 indikator kemampuan penalaran matematis dan subjek MAMH yang memenuhi 1 indikator dari 4 indikator penalaran matematis.
Kata Kunci: Analisis, Kemampuan Penalaran Matematis, Self-Efficacy, Peluang.