Pembentukan Karakter Santri di Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang
Abstract
Dalam proses pembentukan karakter tidaklah cukup hanya mengandalkan
pendidikan yang diberikan di sekolah saja, akan tetapi perlu dukungan dan kerja
sama dengan lembaga pendidikan diluar sekolah, di antaranya melalui pendidikan
Pondok Pesantren. Di era globalisasi pesantren dianggap sebagai tempat yang
dominan untuk pembentukan karakter yang ideal. Pesantren juga memiliki ciri
khas yang sangat kuat dan lekat. Pesantren sebgai lembaga pendidikan tertua di
Indonesia selalu mengupayakan santrinya untuk memiliki sifat akhlakul karimah.
Hal serupa juga diupayakan oleh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang
dalam membentuk karakter santri-santrinya,dengan tujuan santri mampu memiliki
karakter disiplin, religius, tawadhu’, dan nasionalis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: karakter yang direncanakan di
Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang, proses pembentukan karakter
santri di Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang, dan hasil pembentukan
karakter santri di Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang.
Penelitian yang telah dilakukan menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif dengan menggunakan beberapa proses pengumpulan data diantaranya,
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya peneliti menggunakan
analisa kualitatif untuk mengkaji hasil penelitian yang meliputi, reduksi data,
display data, dan menarik kesimpulan.
Dari penelitian yang dilakukan memperoleh hasil penelitian guna menjawab
focus penelitian yang ada yaitu (1) Karakter yang direncanakan di Pondok
Pesantren Sabilurrosyad gasek Malang, adalah karakter disiplin, religius,
tawadhu’, dan nasionalis. (2) Proses pembentukan karakter santri di Pondok
Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang dilakukan dengan berbagai macam
metode yakni, (a) untuk membentuk karakter disiplin menggunakan metode
ceramah dan motivasi, metode pembiasaan, dan metode reward and punishment
juga didukung dengan berbagai macam kegiatan seperti muhadhoroh, dirosah, dan
pelaksanaan takziran, (b) untuk membentuk karakter religius dilakukan dengan
metode pembiasaan dan didukung dengan kegiatan sholat berjama’ah, istighosah,
pembacaan sholawat dan diba’, (c) untuk membentuk karakter tawadhu’
dilakukan dengan metode keteladanan, (d) unruk membentuk karakter nasionalis
dengan cara mengadakan kegiatan cinta tanah air, seperti upacara memperingati
hari santri nasional, dan upacara memperingati kemerdekaan Republik Indonesia,
serta memberikan kebebasan kepada santri untu aktif dalam mengikuti organisasi
umum. (3) Hasil pembentukan karakter santri di Pondok Pesantren Sabilurrosyad
Gasek Malang adalah, santri memilik kesadaran diri yang lebih tinggi dalam hal
disiplin, santri sangat religius dalam hal ibadah amaliyah, santri sangat tawadhu’
kepada Kiai, ustadz, pengurus serta terhadap sesama, dan santri memiliki pribadi
yang cinta tanah air dan memiliki sikap toleran yang tinggi.