Analisis Pendapatan dan Efesiensi Pemasaran Bawang Merah di Desa Lanta Barat Kecamatan Lambu Kabupaten Bima NTB
Abstract
Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura penting di Indonesia yang di komsumsi oleh sebagian besar penduduk tanpa memperhatikan tingkat sosial. Komoditas ini mempunyai prospek yang sangat cerah dan mempunyai kemampuan untuk menaikan taraf pendapatan petani. Bawang merah mempunyai fungsimultiguna, baik dalam konsumsi rumah tangga maupun bahan baku utama dalam industry pangan. Peranan komoditi bawang merah terhadap perekonomian nasional telah menempatkan bawang merah sebagai kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sistem pemasaran bawang merah yang dilakukan di desa Lanta Barat dapat dikatakan masih belum memberikan keutungan yang maksimum dan kesejahteraan bagi para petani bawang merah dimana petani sebagai produsen, karena panjang saluran pemasaran menyebabkan pemasaran terkadang tidak efisien. Efisiensi pemasaran adalah indikasi kesejahteraan para pelaku kegiatan ekonomi produksi pertania yang meliputi produsen, lembaga pemasaran dan konsumen. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini untuk : 1) untuk mengetahui besar pendapatan usahatani bawang merah di desa Lanta Barat Kecamatan Lambu Kabupaten Bima NTB. 2) mengetahui saluran pemasaran bawang merah di desa Lanta Barat Kecamatan Lambu Kabupaten Bima NTB. 3) untuk mengetahui efiseiensi pemasaran bawang merah di desa Lanta barat kecamatan lambu kabupaten bima NTB.
Pendekatan penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di desa Lanta Barat Kecamatan Lambu Kabupaten Bima NTB dan waktu penelitian Desember- Januari 2024. Pengambilan sampel menggunakan metode Random Sampling. Dengan metode ini aliran komoditi bawang merah dari petani sampai ke konsumen dapat di ketahui sehingga rantai pemasaran jagung yang terbentuk dapat diidentifikasi secara riil.
Hasil analisis usahatani bawang merah menunjukan bahwa biaya produksi bawang merah sebesar Rp.57.434.727/Ha/MT. Penerimaaan usahatani bawang merah yaitu sebesar Rp.206.449.979/Ha/MT. sedangkan diketahui bahwa rata-rata pendapatan petani desa Lanta Barat sebesar Rp.149.015.253 Ha/MT dalam satu kali musim tanam dan mendapatkan R/C Ratio dari usahatani bawang merah sebesar 4,27 oleh karena itu usahatani bawang merah yang di lakukan di desa Lanta Barat sudah dikatakan efisien untuk dikembangkan karena nilai R/C Ratio ≥ 1. Yang artinya setiap Rp. 1,biaya yang di keluarkan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 4,27
Untuk saluran pemsaran bawang merah di desa Lanta Barat terdiri dari tiga saluran pemasaran yaitu 1) petani-tengkulak-pedagang besar -konsumen, dengan total volume sebesar 223.570/Kg (37,63%). Saluran 2) petani-pedagang besar-konsumen, denga volume 339.223/Kg (57,10%), dan saluran 3 ). Petani – pedagang pengecer dengan volume 31.250(5,27) sehingga total rata-rata volumenya sebesar 594.043 Kg. Berdasarkan hasil uraian dari tabel perbandingan share petani diketahui rata-rata harga jual petani pada pemasaran saluran I Rp. 13.407, pada saluran pemasaran II Rp.13.227 dan pada saluran III petani menjual dengan harga jual Rp. 13.267. Selanjutnya di rata-rata harga jual konsumen akhir pada pemasaran saluran I sebesar Rp 17.547, pada saluran pemasaran II Rp.17.718 dan pada saluran akhir sebesar Rp. 15.100. Setelah itu untuk Share petani pada pemasaran saluran I sebesar 79,55 %, pada pemasaran saluran II sebesar 76,96 % dan pada saluran III sebesar 87,86 %. Margin pemasaran pada saluran I sebesar Rp 3.446 , saluran pemasaran II sebesar Rp.4.418 selanjutnya pada salutan III sebesar Rp. 1.833. Setelah itu ada share keuntungan di mana pada pemasaran saluran I keuntungan di tengkulak 89,49, pada pedagang besar 100, Selanjutnya di lihat dari pemasaran saluran II di mana share keuntunggan yang di dapatkan oleh pedagang besar sebesar 100 dan saluran III keuntungan yang di dapatkan petani sebesar 100. Dengan efiesiensi margin pemasaran yang di dapatkan oleh saluran I 19,64 , selanjutnya saluran II 401,04 dan Saluran III 823,79.
Hasil analisis elastisitas transmisi harga saluran I, dapat disimpulkan bahwa elastisitas transmisi harga (η < 1 ) yang artinya jika harga bawang merah naik sebesar 1% ditingkat pengecer maka akan meningkatkan harga ditingkat produsen sebesar 0,433%. Artinya pemasaran bawang merah belum efisien dan seluruh pelaku pasar adalah pasar tidak bersaing sempurna, yaitu terdapat kekuatan oligopsoni dalam system pemasaran tersebut. Hasil analisis elastisitas transmisi harga saluran II, dapat disimpulkan bahwa elastisitas transmisi harga (η < 1 ) yang artinya jika harga bawang merah naik sebesar 1% ditingkat pengecer maka akan meningkatkan harga ditingkat produsen sebesar 0,748%. Artinya pemasaran bawang merah belum efisien dan seluruh pelaku pasar adalah pasar tidak bersaing sempurna, yaitu terdapat kekuatan oligopsoni dalam system pemasaran tersebut. Hasil analisis elastisitas transmisi harga saluran III, dapat disimpulkan bahwa elastisitas transmisi harga (η < 1 ) yang artinya jika harga bawang merah naik sebesar 1% ditingkat pengecer maka akan meningkatkan harga ditingkat produsen sebesar 0,701%. Artinya pemasaran bawang merah belum efisien dan seluruh pelaku pasar adalah pasar tidak bersaing sempurna, yaitu terdapat kekuatan oligopsoni dalam system pemasaran tersebut.
Saran dari peneliti sebaiknya petani bawang merah mendirikan koperasi atau gabungan kelompok tani (Gapoktan) dimana kegiatan termasuk memasarkan hasil produksi bawang merah agar lebih efisien.
Kata Kunci : Analisis, Pendapatan dan Efesiensi, Pemasaran Bawang Merah, Desa Lanta Barat