Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Petani Memilih Usahatani Jeruk Agrowisata dan Non Agrowisata di Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang

Abstract

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia melansir bahwa produksi jeruk di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2020 sampai tahun 2022 mengalami peningkatan jumlah produktivitasnya. oleh karena itu prospek pengembangan komiditas jeruk pada umumnya menberikan peluang peningkatan pendapatan rumah tangga atau pendapatan petani. Salah satu bentuk upaya petani untuk meningkatkan nilai pendapatan ushatani jeruk yaitu dengan menjalankan ushatani jeruk dengan sistem agrowisata, karena agrowisata atau wisata pertanian merupakan cara alternatif untuk meningkatkan pendapatan dan menggali potensi ekonomi petani kecil dan masyarakat pedesaan. Desa Selorejo merupakan salahsatu desa dikabupaten Malang yang sebagian petani jeruk menggunakan sistem usahatani agrowisata dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan usahtaninya. Berdasarakan kondisi karakteristik yang berbeda setiap petani, maka usahatani agrowisata tidak di praktekan oleh semua petani yang ada di Desa Selorejo. Oeh karena itu tujuan penelitian ini adalah 1) Menganalisis Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani memilih usahatani jeruk agrowisata dan non agrowisata. 2) Menganalisis perbedaan rata-rata pendapatan usahatani jeruk agrowisata dan non agrowisata. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2024 di Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang dengan penentuan lokasi secara purposive atau sengaja, dengan pertimbangan bahwa Desa Selorejo merupakan desa wisata dengan tingkat produksi jeruk yang tinggi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling yang dilakukan secara acak berdasarkan survey lapang bahwa populasi petani jeruk agrowisata sebanyak 53 petani, dan petani jeruk non agrowisata sebanyak 136 petani yang kemudian di tentukan jumlah sampelnya menggunakan metode slovin dengan tingkat eror 10%, sehingga dapat diketahui bahwa sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 petani jeruk agrowisata dan 58 petani jeruk non agrowisata. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani menggunakan metode analisis regresi logistik dengan persamaan (Y = Ln Pi/(1-P) = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5D1 + β6D2 + β7D3 + β8D4) dengan taraf nilai signifikansi (≤ 0,05) dan metode yang digunakan untuk menganalisis perbedaan pendapatan menggunakan metode analisis uji beda atau Uji Independent Sample Test. Berdasarkan hasil analisis uji wald pada SPSS dapat diketahui dengan nilai persamaan yaitu Yi = -7,775 + 1,885X1 + 0,326X2 + 0,534X3 – 0,456X4 – 2,180D1 – 6,045D2 – 4,020D3 + 1,439D4 + e dengan nilai signifikansi dari variabel luas lahan (X1) sebesar 0,003 (≤ 0,05), umur (X2) sebesar 0,028 (≤ 0,05), pendidikan (X3) sebesar 0,009 (≤ 0,05), pengalaman (X4) sebesar 0,009 (≤ 0,05), biaya pemeliharaan (D1) sebesar 0,031 (≤ 0,05), keuntungan (D2) sebesar 0,005 (≤ 0,05), lokasi lahan (D3) sebesar 0,002 (≤ 0,05), syarat teknis budidaya (D4) sebesar 0,147 (≥ 0,05), yang berarti bahwa faktor Luas lahan, umur, pendidikan berpengaruh signifikan dengan hubungan positif terhadap peluang petani mengusahakan usahatani jeruk agrowisata, sedangkan faktor pengalaman, biaya pemeliharaan, keuntungan, lokasi lahan berpengaruh signifikan dengan hubungan negatif terhadap peluang petani mengusahakan usahatani jeruk agrowisata, dan faktor yang tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani memilih usahatani jeruk agrowisata yaitu syarat teknis budidaya. Hasil analisis Uji Independent Sample Test nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,043 ≤ 0,05 sehingga dapat artikan bahwa terdapat perbedaan rata-rata pendapatan usahatani jeruk agrowisata dengan usahatani jeruk non agrowisata. Adapun rata-rata pendapatan ushatani jeruk agrowisata sebesar Rp. 75.551.542/Ha sedangkan rata-rata pendapatan usahatani jeruk non agrowisata sebesar Rp. 69.872.372/Ha dengan nilai R/C Ratio usahatani jeruk agrowisata 2,6 sedangkan non agrowisata sebesar 2,7. Untuk mengetahui rata-rata pendapatan yaitu dengan cara rata-rata penerimaan dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan, biaya yang dikeluarkan dalam usahatani jeruk meliputi biaya tetap yang terdiri dari pajak lahan, cangkul, sprayer, sabit,toren, mobil sedangkan biaya variabel yang terdiri dari bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja. Beberapa saran yang dapat di berikan adalah 1) Diperlukannya kelompok tani agrowisata sebagai sarana kolaboratif petani untuk pengoptimalan luas lahan yang dimiliki oleh petani. 2) Potensi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi dalam sektor usahatani agrowisata sangat besar sehingga diperlukan upaya optimalisasi kegiatan tersebut, contohnya menyediakan infrastruktur penunjang kegiatan wisata. 3) Peneliti yang selanjutnya dapat menambahkan variabel lain seperti halnya peran kelompok tani, kemudahan akses informasi atau teknologi. Kata Kunci : Analisis, Pengambilan Keputusan, Petani, Usahatani Jeruk Agrowisata dan Non Agrowisata, Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.