Analisis Permintaan Pangan Ketela Pohon di Kalimantan Selatan
Abstract
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. Salah satu jenis bahan bahan pangan yang mempunyai prospek untuk dikembangkan menjadi makanan fungsional adalah ketela pohon. Ketela pohon memliki banyak manfaat bagi tubuh diantaranya, sumber vitamin, sumber vitamin B, mengandung magnesium, dan tembaga, tinggi kalium, serta bebas gluten. Untuk kandungan kalorinya, dalam ketela pohon mengandung 146 kalori, sehingga singkong dapat menjadi sumber karbohidrat selain nasi.
Menurut Susenas rata-rata pengeluaran penduduk Kalimantan Selatan sebesar Rp. 1.448.986,- per bulan, dimana 49,31 persen digunakan untuk konsumsi makanan, sedangkan sisanya yaitu sebesar 50,68 persen dialokasikan untuk konsumsi bukan makanan. Secara faktual, rakyat akan merasa diri mereka sejahtera apabila terpenuhinya semua kebutuhan primer (pokok) mereka sebagai invididu, yaitu kebutuhan akan sandang (pakaian), pangan (makanan) serta papan (tempat tinggal) dan terpenuhinya semua kebutuhan pokok mereka sebagai masyarakat, yaitu kebutuhan akan pendidikan, kesehatan serta keamanan. Indonesia memiliki berb Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ketela pohon di Provinsi Kalimantan Selatan.
Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kalimantan Selatan, pada bulan November-Desember 2023. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS 2022). Metode analisis data menggunakan pendekatan Regresi Linier Berganda. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified two stage sampling. Two Stage Sampling merupakan metode yang paling sederhana, salah satu metode yang termasuk dalam Two Stage Sampling adalah Metode Penarikan Sampel Bergerombol Dua Tahap (Two Stage Cluster Sampling). Metode tersebut merupakan suatu metode penarikan sampel dua tahap, dimana pada tahap pertama dilakukan pemilihan atas sampel blok sensus dan pada tahap kedua dilakukan pemilihan rumah tangga. Pencacahan tersebut dilaksanakan pada bulan Maret-September, dengan total sampel di Kalimantan Selatan mencakup 8.180 rumah tangga. Sehingga didapatkan jumlah sampel untuk penelitian ini berjumlah 8.180 rumah tangga.
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini mengenai permintaan pangan rumah tangga di Kalimantan Selatan sangat bervariasi. Namun secara rata-rata konsumsi pangan ketela pohon sebesar 0,221 kg/minggu. Dengan rata-rata pendapatan per bulan sebesar Rp. 4.803.312. Berdasarkan hal tersebut mengindikasikan bahwa ketela pohon mulai menjadi makanan cadangan untuk mengganti makanan karbohidrat selain beras di Provinsi Kalimantan Selatan. Artinya sebagian masyarakat di Kalimantan Selatan mulai mengurangi ketergantungan terhadap beras. Dengan persentase sebesar 23,9% rumah tangga mengonsumsi ketela pohon.
Nilai F hitung 60,802 > F tabel 1,75 dan signifikansi F 0,000 < α 0,05. Dengan demikian secara serempak variabel bebas (harga beras, konsumsi beras, harga jagung pipilan, harga terigu, harga ketela pohon, harga ketela rambat, harga sagu, harga talas, harga kentang, harga gaplek, pendapatan dan jumlah anggota rumah tangga) berpengaruh nyata terhadap permintaan pangan ketela pohon. Secara parsial variabel harga jagung pipilan, harga terigu, harga ubi jalar, harga sagu, harga kentang, harga gaplek, dan pendapatan tidak berpengaruh nyata terhadap pola konsumsi rumah tangga karena t hitung < t tabel dan nilai signifikansi t pada variabel X3, X4, X6, X7, X9, X10, dan X11> α 0,05. Secara parsial variabel X1, X2, X5, X8, dan X12 yaitu harga beras, permintaan beras, harga ketela pohon, harga talas dan anggota rumah tangga berpengaruh nyata terhadap permintaan pangan ketela pohon di Provinsi Kalimantan Selatan karena nilai t hitung > t tabel 1,645 dan signifikansi t X1, < 0,1 dan X2, X5, X8, X12< α 0,05.
Saran yang dapat peneliti berikan kepada pemerintah harus memperhatikan terkait sektor pertanian tidak hanya komoditas padi, melainkan juga komoditas lain supaya petani lebih merasa diperhatikan sehingga petani lebih giat dalam bekerja dan menghasilkan berbagai makanan dari komoditas lainnya, karena itu juga berpengaruh terhadap pemerataan pangan yang bergizi, supaya masyarakat Kalimantan Selatan bisa mengonsumsi makanan yang bergizi dan berprotein dari hasil para petani yang berfokus komoditas selain padi. Sedangkan saran bagi peneliti selanjutnya untuk dapat menambah variabel penelitian yang mempengaruhi permintaan pangan rumah tangga terhadap ketela pohon sehingga dapat memiliki berbagai macam referensi dalam merancang strategi yang tepat dan sesuai untuk meningkatkan keputusan permintaan pangan rumah tangga.
Kata Kunci : Analisis, Permintaan Pangan, Ketela Pohon, Kalimantan Selatan