Kesantunan Berbahasa Warganet pada Kolom Komentar Akun Twitter Presiden Joko Widodo Berdasarkan Skala Kesantunan Leech
Abstract
Komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi langsung dan tidak
langsung. Komunikasi tidak langsung dapat terjalin melalui media sosial. Saat ini
media sosial berkembang pesat dan semakin banyak digemari. Dengan adanya media
sosial, komunikasi semakin mudah terjalin. Kita juga dapat berkomunikasi dengan
artis, anggota pemerintah, bahkan juga presiden. Ketika berkomunikasi kita harus
menggunakan bahasa yang santun dan sesuai dengan konteks agar mudah dipahami
dan diterima oleh mitra tutur. Juga mematuhi prinsip-prinsip dalam berkomunikasi. Belakangan ini banyak kasus yang terjadi akibat komunikasi melalui media sosial. Salah satunya, semakin banyak warganet yang tidak dapat menjaga tutur katanya
ketika berkomentar pada akun twitter Presiden Jokowi. Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan kesantunan berbahasa warganet ketika berkomentar pada akun
twitter Presiden Jokowi berdasarkan skala kesantunan Leech. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Data yang didapat berupa kalimat tertulis, yang bersumber dari komentar
warganet pada unggahan akun twitter Presiden Jokowi tanggal 10 Oktober 2019, dan
unggahan tanggal 01 Januari 2020. Instrumen penelitian pada penelitian ini adalah
peneliti sendiri, karena penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kualitatif. Untuk mengetahui suatu komentar mematuhi atau tidak mematuhi skala kesantunan
berbahasa dibutuhkan indikator yang digunakan untuk menentukannya. Maka peneliti
menggunakan instrumen penelitian yang berupa indikator pematuhan dan pelanggaran
skala kesantunan berbahasa Leech. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan teknik simak catat. Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan langkah-langkah identifikasi data, klasifikasi data, penafsiran dan
penarikan kesimpulan. Triangulasi data pada penelitian ini menggunakan triangulasi
teori, yang dilakukan dengan cara mengecek teori kesantunan berbahasa yang sudah
ada dan relevan kemudian diperiksa kesesuaiannya dengan data-data yang telah
diperoleh. Hasil penelitian ini menunjukkan lebih banyak tindak ketidaksantunan
dibandingkan kesantunan. Karena lebih banyak tuturan yang melanggar skala
kesantunan berbahasa Leech daripada tuturan yang mematuhi skala kesantunan
berbahasa Leech. Bentuk pematuhan skala kerugian-keuntungan, berupa pemberian
doa baik dari warganet yang ditujukan kepada Pak JKW dan pejabat lain, memberi
semangat kepada Pak JKW. Skala pilihan, berupa pemberian masukan atau saran. Skala ketidaklangsungan, berupa tuturan tidak langsung seperti menyampaikan
pendapat, saran, atau masukan dengan bahasa yang tidak langsung. Skala kekuasaan, berupa penghormatan kepada Pak JKW dengan memanggil Pak JKW menggunakan
Pronomina yang tepat, berkomentar dengan bahasa yang santun. Skala Jarak sosial, yang berupa berkomentar dengan bahasa yang santun. Kemudian bentuk tidak mematuhi atau pelanggaran skala kerugian- keuntungan, berupa umpatan, cacian, dan makian dari warganet yang ditujukan
kepada Pak JKW dan pejabat lain. Skala pilihan, berupa tidak memberi masukan atau
saran serta menghakimi Pak JKW atau pejabat yang lain. Skala ketidaklangsungan, berupa menyampaikan pendapat, saran, atau masukan dengan bahasa yang langsung
dan kasar. Skala kekuasaan, berupa tidak memberi penghormatan kepada Pak JKW
dengan memanggil Pak JKW menggunakan Pronomina yang tidak tepat, berkomentar
dengan bahasa yang kasar dan tidak santun. Skala Jarak sosial, yang berupa
berkomentar dengan bahasa yang tidak santun