Permintaan dan Penawaran Beras di Jawa Timur

Abstract

Jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya mengakibatkan kebutuhan sandang dan pangan yang juga terus meningkat. Sehingga apabila kondisi ini tidak diperhatikan, diperkirakan banyak penduduk yang akan mengalami kekurangan makanan dan keseimbangan dalam kehidupan manusia juga akan terganggu. Pangan utama 90% Masyarakat indonesia adalah beras, sehingga peran beras ini sangat sulit untuk disubtitusikan dengan komoditas pangan lain. Sentra produksi beras di Indonesia selama 4 tahun berturut-turut adalah Provinsi Jawa Timur. Sehingga, Provinsi Jawa Timur ditetapkan menjadi salah satu wilayah lumbung padi di Indonesia. Berdasarkan penjabaran ini, penulis bermaksud untuk meneliti tentang permintaan dan penawaran beras di Jawa Timur. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran beras di Jawa Timur. 2. Meramalkan permintaan dan penawaran beras di Jawa Timur untuk 10 tahun ke depan (2024-2033). Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data time series tahunan yaitu permintaan beras di Jawa Timur, penawaran beras di Jawa Timur, jumlah penduduk Jawa Timur, Harga beras di Jawa Timur, harga jagung pipilah di Jawa Timur, pendapatan PDRB, luas panen, dan harga gabah ditingkat penggilingan. Metode analisis data yang digunakan adalah Two Stage Least Square (2SLS) untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dan ARIMA untuk meramalkan permintaan dan penawaran. adapun tahapan analisis 2SLS meliputi: uji asumsi klasik, penentuan kondisi ordo, mentukan kondisi rank, dan tahap analisis. Sedangkan tahapan analisis pada ARIMA adalah identifikasi model, pentuan plot AC dan PAC, penentuan ordo (p,d,q), dan peramalan. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan beras di Jawa Timur adalah jumlah penduduk dengan nilai koefisien 1,178 dan signifikan 0,000, dan penawaran dengan nilai keefisien -0,408 dan signifikan 0,000. Sedangkan rasio harga ubi kayu dengan tepung terigu dan rasio harga beras dan jagung tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan beras dengan nilai koefisien 0,050 dan 0,42. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran beras di Jawa Timur adalah luas panen dengan nilai koefisien 1,178 dan signifikan 0,000 Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan, model ARIMA yang digunakan dalam model ini ARIMA ordo (2,2,0) untuk permintaan dan (1,2,0) untuk penawaran. Peramalan permintaan beras Provinsi Jawa Timur dari tahun 2024 sapai dengan 2033 menunjukkan pola fluktuasi. Hasil peramalan pada tahun 2024 yaitu sebesar 4.389.759 ton, dan diprediksi terjadi kenaikan signifikan sebesar 9.709 ton atau 0,22% pada tahun 2025 menjadi 4.399.468 ton. Peramalan ini diprediksi akan stabil dan mengalami kenaikan, hingga pada tahun 2029 tren penurunan mulai terlihat jelas. Permintaan turun menjadi 4.398.967 ton pada tahun 2029, dan terus menurun hingga mencapai 4.347.292 ton atau 0,41% dari tahun sebelumnya pada tahun 2033. Kata Kunci : Permintaan, Penawaran, Beras, Jawa Timur