Analisis Pengaruh Preferensi Konsumen terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Tempe Kacang di Kota Malang (Studi Kasus di Pasar Besar Malang)
Abstract
Tempe kacang yang terbuat dari bungkil kacang tanah, merupakan salah satu tempe non-kedelai khas Malang yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan keberagaman pangan. Tempe kacang memiliki harga jual sedikit mahal dibandingkan dengan tempe kedelai atau tempe lain. Meskipun begitu permintaan tempe kacang di kota Malang terbilang masih banyak, konsumen membeli tempe kacang sebanyak 1 kali sampai 10 kali dalam satu bulannya. Bahkan tak jarang konsumen membeli tempe kacang hampir setiap hari. Umumnya konsumen membeli tempe kacang karena keinginan dan kebutuhan sehari-hari. Bagi sebagian konsumen, tempe kacang sudah menjadi salah satu lauk pauk. Hal ini dirasa penting untuk melakukan penelitian yang menganalisisis preferensi konsumen terhadap pengambilan keputusan pembelian tempe kacang di kota Malang yang berfokus terhadap preferensi masyarakat terhadap tempe kacang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi konsumen terhadap tempe kacang dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian.
Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah metode kuantitatif, yang melibatkan pengukuran, perhitungan, rumus, dan analisis data untuk membangun hipotesis dan menarik kesimpulan. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Penelitian ini dilakukan di Pasar Besar Malang karena ditemukannya cukup banyak penjual tempe kacang, waktu penelitian ini dimulai dari bulan Mei 2024 hingga Juli 2024. Populasi penelitian adalah masyarakat Kota Malang yang pernah membeli tempe kacang minimal 1 kali di pasar besar Malang, dengan sampel yang diperoleh sebanyak 100 responden yang diambil menggunakan teknik accidental sampling. Metode pengumpulan data menggunakan analisis konjoin, dan analisis logit dengan software SPSS25. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen mencakup umur (X1), jenis kelamin (X2), pendapatan(X3), gaya hidup (X4), harga (X5), rasa (X6), ukuran (X7), dan ketersediaan (X8) tempe kacang. Variabel dependen adalah keputusan pembelian tempe kacang oleh konsumen (Y).
Hasil distribusi jawaban responden menunjukkan variabel gaya hidup, respondensangat setuju menerapkan pola hidup sehat, dengan nilai rata-rata (4,52).Variabel harga, responden setuju bahwa tempe kacang memiliki harga yang terjangkau, dengan nilai rata-rata (4,24). Variabel rasa, mayoritas responden setuju bahwa tempe kacang memiliki rasa yang khas, dengan nilai rata-rata (4,24). Variabel ukuran, setuju bahwa ukuran tempe kacang sedang sesuai dengan harapan mereka, dengan nilai rata-rata (4,34). Variabel ketersediaan, responden setuju bahwa tempe kacang cukup banyak dijual di pasar besar Malang, dengan nilai rata-rata (4,1).
Analisis konjoin menunjukkan bahwa preferensi konsumen terhadap tempe kacang dipengaruhi oleh beberapa atribut utama. Atribut harga dengan level "terjangkau" memiliki nilai utilitas tertinggi (1.751), menandakan bahwa konsumen sangat memperhatikan harga. Atribut rasa yang paling disukai adalah level "rasa khas" (1.071), diikuti oleh ukuran dengan level "besar" (0.488) dan ketersediaan dengan level "banyak" (0.928). Tingkat kepentingan atribut menunjukkan bahwa harga (46.604%) adalah faktor yang paling diperhatikan oleh konsumen, diikuti oleh ketersediaan (23.076%), rasa (19.157%), dan ukuran (11.164%). Analisis korelasi menunjukkan hubungan yang kuat antara preferensi konsumen dan atribut yang dianalisis, dengan nilai Pearson’s R dan Kendall’s Tau masing-masing 1.000, yang menegaskan validitas hasil penelitian.
Analisis regresi logit untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian tempe kacang. Uji Wald mengidentifikasi empat faktor signifikan yang mempengaruhi keputusan pembelian. Pertama, pendapatan berpengaruh signifikan dengan nilai p = 0.003, di mana semakin tinggi pendapatan, semakin besar peluang konsumen membeli tempe kacang. Kedua, gaya hidup juga berpengaruh signifikan dengan nilai p = 0.047, namun koefisien (-3.389) menunjukkan bahwa pola hidup diterapkan peluang membeli tempe kacang menurun. Ketiga, harga berpengaruh signifikan dengan nilai p = 0.016, dimana peluang membeli tempe kacang karena harga murah sebanyak 15.922. Keempat, ketersediaan berpengaruh signifikan dengan nilai p = 0.031, namun koefisien negatif (-2.595) menunjukkan bahwa ketersediaan yang banyak justru mengurangi minat beli, karena konsumen akan cepat bosan. Variabel lain seperti umur, jenis kelamin, rasa, dan ukuran tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Adapun saran dari penelitian ini yaitu :
1. Mayoritas pembeli tempe kacang berasal dari golongan pendapatan menengah (Rp 2.000.000 – Rp 4.000.000/bulan), produsen dapat fokus pada startegi pemasaran yang lebih tertarget untuk segmen ini.
2. Produsen tempe kacang sebaiknya menetapkan harga yang terjangkau untuk menarik lebih banyak konsumen. Mengingat harga adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian, strategi harga yang kompetitif dapat meningkatkan daya tarik produk dipasar.
3. Produsen diharapkan mempertahankan rasa khas yang sudah disukai konsumen dan berhati-hati dalam menambahkan variasi rasa baru agar tidak mengalihkan perhatian konsumen ke produk lain
4. Menyediakan berbagai ukuran yang sesuai dengan preferensi konsumen, namun tetap mempertahankan ukuran yang paling diminati untuk memastikan kepuasan konsumen dan meningkatkan peluang pembelian.
5. Produsen harus memastikan tempe kacang selalu tersedia dipasar dan mengoptimalkan startegi distribusi untuk memastikan tempe kacang tersedia diberbagai lokasi penjualan, hal ini dapat meningkatkan permintaan.
Kata Kunci : Analisis, Pengaruh, Preferensi Konsumen, Pengambilan Keputusan, Pembelian Tempe Kacang, Kota Malang