Analisis Efisiensi Usahatani Melon di Kecamatan Wates Kabupaten Blitar dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA)
Abstract
Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, apabila dikelola secara baik dapat dimanfaatkan sebagai pemasok devisa negara. Angka produksi melon nasional pada awal tahun 2022 hingga akhir tahun 2022 sebesar 118,696 ton. Sedangkan pada produksi melon pada kepulauan Jawa khusus nya Jawa Timur penghasil melon tertinggi sebesar 52,5% dan pada tahun 2022 Jawa Timur produksi melon terbanyak di Indonesia sebesar 62,286,79 ton. Produktifitas melon sangat bergantung pada penggunaan input produksi agar efisien seperti lahan, benih, pupuk dan pestisida. Namun, jika penggunaan input yang berlebihan dapat menjadikan hasil produksi menjadi tidak efisien. Tidak hanya berlebihan dalam penggunaan input, tetapi jika kekurangan dalam penggunaan input dapat juga menjadi tidak efisien dan dapat berpengaruh kedalam produktifitas melon. Maka pentingnya penggunaan input yang lebih cermat dan terencaran perlu adanya analisis efisiensi teknis menggunakan metode DEA. Penelitian ini bertujuan mencari besarnya pendapatan petani dan efisiensi teknis dari produktifitas melon.
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. Pemilihan lokasi dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja (Purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa di Kecamatan Wates Kabupaten Blitar tersebut merupakan mayoritas petani penghasil melon. Penelitian ini digunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan tentang gambaran usahatani melon di daerah penelitian kemudian didukung oleh analisis kuantitatif yang telah didapatkan informasi yang ada di daerah penelitian. Sebagai daerah yang memiliki struktur tanah yang subur Kecamatan Wates Kabupaten Blitar memiliki komoditas pertanian musiman yang unggul yaitu tanaman melon, Sebagian besar masyarakat Kecamatan Wates pencaraharian sebagai petani melon. Kondisi pertanian pada Kecamatan Wates banya petani yang membudidayakan melon menggunakan Greenhouse dengan satuan are yang di isi dengan 1000 tanaman dengan jumlah produksi dalam satu Greenhouse dapat mencapai 1.5-2.5 ton/1000 tanaman.
Berdasarkan analisis usahatani yang sudah dilakukan, petani melon di Kecamatan Wates memilki R/C ratio sebesar 1.5 yang didapatkan dari perbandingan penerimaan (total revenue) rata-rata dari petani melon sebesar Rp 64.338.082 dengan biaya total usahatani melon sebesar Rp.42.664.237 sehingga didapatkan keuntungan sebesar Rp. 21.673.845. Petani responden di Kecamatan Wates memiliki usahatani melon yang menguntungkan apabila dilihat dari nilai R/C ratio 1.5. Secara umum, petani responden mendapatkan keuntungan 30% dari usahatani melon di Kecamatn Wates. Hasil analisis tersebut membuktikan bahwa budidaya melon di Kecamatan Wates menguntungkan petani. Dengan variabel return to scale sebagai acuan, maka rata-rata efisiensi teknis yang diperoleh ialah sebesar 0,946. Nilai terendah yang dimiliki oleh DMU dengan perhitungan vrs ialah sebesar 0,627 dan nilai tertinggi yang didapatkan adalah sebesar 1. Berbeda halnya dengan hasil perhitungan menggunakan constan return to scale, nilai rata-rata yang didapatkan ialah sebesar 0,782. Nilai terendah yang dimiliki oleh DMU berada pada nilai 0,508 Dan nilai tertinggi yang didapatkan adalah sebesar 1. Diketahui bahwa DMU yang sudah mencapai CRS sebanyak 8 DMU dengan presentase 20 persen. Sedangkan petani responden yang IRS sebanyak 29 DMU dengan presentase 73 persen. Dan petani responden yang mengalami DRS sebanyak 3 DMU dengan presentase 8 persen. Persebaran DMU berdasarkan tingkat efisiensinya Masih banyak petani yang masih berada pada IRS dikarenakan besarnya total biaya yang dikeluarkan petani untuk satu kali musimnya, dan tidak semua petani memiliki modal yang cukup besar untuk mengoptimalkan pemberian input terhadap usahatani nya.
Untuk para petani diharapkan untuk menambahkan faktor-faktor input yang mempengaruhi efisiensi teknis usahatani melon untuk mencapai target efisiensi yang optimal. Penambahan input seperti benih berpengaruh dalam skala efisien sebesar 13.352 benih. Sedangkan dalam penambahan input pestisida dimolis petani perlu menambahkan 7.946ml. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan factor-faktor apa saja yang mempengaruhi efisiensi teknis usahatani pada melon untuk memberikan hasil analisis yang lebih detail terhadap petani. Kata Kunci : Analisis, Efisiensi Usahatani Melon, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar, Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA)