Strategi Pengembangan Usahatani Jeruk Siam di Desa Junrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu
Abstract
Di Kota Batu, komoditas jeruk adalah salah satu komoditas hortikultura yang sangat prospektif untuk dikembangkan menjadi penghasil jeruk. Ini karena potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan peluang pasarnya. Desa Junrejo merupakan salah satu desa yang melakukan usaha tani jeruk siam yang cukup banyak menarik minat petani sekitar untuk mengusahakannya, akan tetapi petani jeruk siam di Desa Junrejo masih baru, dan masih banyak yang menerapkan tumpang sari, maka dari itu harus melakukan pengembangan terhadap produktivitas sehingga produksi jeruk siam di Desa Junrejo mengalami peningkatan. Dalam penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari usahatani jeruk siam di Desa Junrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu kemudian untuk mengetahui alternatif strategi pengembangan usahatani jeruk siam yang dapat dilakukan oleh petani di desa junrejo kecamatan ju rejo kota batu.
Penelitian ini dilakukan di Desa Junrejo Kota Batu, pada bulan Juni-Juli 2024. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan sampling jenuh di mana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku usaha tani jeruk siam di Desa Junrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu. Berdasarkan data hasil prasurvei melalui wawancara dengan beberapa petani diketahuilah jumlah populasi pelaku usaha tani jeruk siam ialah 65 petani yang tergabung pada kelompok tani di Desa Junrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, untuk primer tersendiri pengambilan data dilakukan secara langsung selama penelitian. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara, dokumentasi dan observasi (observation) terhadap objek. Sedangkan metode sekunder, Pengumpulan data yang diperoleh dari sumber tidak langsung, data sekunder penelitian ini diperoleh dengan membaca literatur di berbagai media seperti jurnal, artikel, dan laporan dari institusi terkait dengan sumber data yang terpercaya. Metode analisis data menggunakan Analisis SWOT dan Analisis FFA (Force Field Analysis).
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai strategi pengembangan usahatani jeruk siam, faktor kekuatan adalah keadaan internal positif yang membawa manfaat yang berasal dari sumber daya dan keterampilan yang dimiliki perserorangan, diproleh hasil strategi internal analisis SWOT yaitu faktor kekuatan (strength) memiliki jumlah skor sebesar 2,6734, skor tersebut didapatkan dari beberapa item yaitu: berupa jeruk siam yang berkualitas dengan skor 0,472, kemudahan memasarkan jeruk dengan skor 0,476, ketersediaan tenaga kerja dengan skor 0,482, Kemudahan dalam pengairan dengan skor 0,504, Sarana produksi dengan skor 0,484 dan upaya penanggulangan hama mudah sebesar 0,255. Adapun untuk faktor kelemahan adalah keterbatasan atau kurangnya sumber daya, keterampilan, atau kemampuan yang secara signifikan menghambat kinerja efektif suatu bisnis atau usaha, jumlah skor kelemahan yaitu sebesar 0,6182. Skor tersebut didapatkan dari pengalaman usahatani dengan skor 0,163, Besarnya biaya/modal usaha tani jeruk siam yang dikeluarkan dengan skor 0,128, Ketersedian lahan dengan skor 0,167 dan produksi yang dihasilkan dengan skor 0,158. Maka total dari kekuatan dan kelemahannya adalah 3,2916. Karena total skor IFAS diatas 3,00 maka dapat mengidentifikasi posisi internal kuat. Kemudian faktor peluang adalah kemungkinan-kemungkinan yang muncul Ketika pelaku pertanian dapat mengembangkan atau mengoptimalkan kemungkinan yang ada. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.12, EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) memiliki skor peluang sebesar 1,088, skor tersebut didapatkan dari beberapa item peluang (Opportunities) berupa kebijakan pemerintah yang membantu petani jeruk (bantuan pupuk bersubsidi) dengan skor 0,122, Pasar tersedia dengan skor 0,196, dan banyaknya permintaan karena pusat wisata dengan skor 0,128. Sedangkan faktor ancaman diartikan sebagai kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul atau yang dapat mempengaruhi keberlagsungan kegiatan pertanian, jumlah skor untuk faktor Ancaman (Threats) sebesar 1,617. Skor tersebut di dapatkan dari banyaknya pesaing petani jeruk siam dengan skor 0,143, Iklim cuaca dengan skor 0,138, Harga tidak stabil dengan skor 0,164 dan adanya serangan hama 0,141. Maka total dari peluang dan ancaman 2,705.
Strategi pengembangan dilihat dari matrik SWOT dan Analsisis FFA. Berdasarkan hasil matrik SWOT, strategi yang dapat diterapkan yaitu strategi SO (Strenghts dan Opportunity) : mengandalkan kualitas jeruk siam dan kemudahan pemasaran untuk meningkatkan daya saing di pasar yang tersedia dan permintaan dari pusat wisata, lalu melaksanakan budidaya secara intensif dengan memanfaatkan tenaga kerja, kemudahan pengairan kemudian ketersediaan sarana produksi dan upaya penanggulangan hama dengan memanfaatkan kebijakan pemerintah yang mendukung petani. Adapun untuk hasil analisis FFA dapat dijelaskan bahwa strategi pola tanam berjarak dan dana operasional seperti adanya penghasilan diluar budidaya usahatani jeruk siam, Hal tersebut dapat memberikan peluang besar terhadap faktor pendorong dibanding dari faktor penghambatnya. Sehingga strategi ini dapat dikatakan cocok dan tepat guna mengembangkan usaha tani jeruk siam dengan mengkombinasikan pola tanam berjarak serta didukung adanya dana operasional bagi para petani di Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. kemjudian untuk alternatif strategi pengembangan pada Analisis Force Field Analysis (FFA) yaitu : meningkatkan penyuluhan dengan melakukan program penyuluhan dan pelatihan untuk petani mengenai teknik budidaya pola tanam berjarak. Serta peningkatan akses ke lembaga keuangan: yaitu dengan cara bekerja sama dengan lembaga keuangan untuk meningkatkan akses petani ke pinjaman dan kredit yang sesuai.
Kata Kunci : Strategi, Pengembangan, Usahatani, Jeruk Siam, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu