Abstract:
Pendidikan agama islam menjadi karakteristik kurikulum yang ada di
madrasah. Madrasah tsanawiyah memiliki mata pelajaran yang lebih rinci yaitu:
Fiqih, Akidah Akhlak, Al-qur’an Hadits, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Dengan
adanya mata pelajaran agama yang beragam guru dituntut untuk membangun
suasana kelas yang efektif, agar peserta didik merasa senang dan nyaman, sehingga
peserta didik dapat menyerap materi dengan baik. Dalam hal ini pemilihan model
pembelajaran adalah salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran
di kelas. Hal tersebut yang melatar belakangi guru fiqih Mts Matla’ul Huda
menggunakan model pembelajaran cooperative learning, karna guru merasa
terbantu untuk mengkondisikan kelas dengan menerapkan model pembelajaran
tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model
pembelajaran cooperative learning dalam membangun efektivitas pembelajaran di
kelas 7B dan untuk mendeskripsikan evaluasi penerapan model pembelajaran
cooperative learning dalam membangun efektivitas pembelajaran di kelas 7B Mts
Matla’ul Huda
Penelitian ini dilaksanakan di Mts Matla’ul Huda dalam mata pelajaran
fiqih. Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif serta menggunakan
pendekatan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
reduksi data, penyajian data, verifikasi data. Kemudian teknik pengecekan
keabsahan data menggunakan uji kredibilitas, ada tiga macam uji kredibilitas yang
digunakan yaitu perpanjangan kehadiran, triangulasi, dan diskusi teman sejawat.
Dalam penelitian ini, peneliti mengamati kegiatan inti yang dilakukan guru
dalam proses pembelajaran. Guru cenderung membagi kelompok peserta didik
ketika pembelajaran. Di mulai dengan tanya jawab, penjelasan mengenai materi
ajar, menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari, memberikan
pertanyaan berupa permasalahan, kemudian membagi kelompok diskusi. Setelah
mendapatkan jawaban dari diskusi, peserta didik diminta untuk mempresentasikan
di depan bersama dengan kelompoknya. Dalam bab lain guru mengawali
pembelajaran dengan cara yang sama yang membedakan adalah langkah
pembentukan kelompok dan tugas yang di berikan dan ditutup dengan evaluasi
pembelajaran dengan cara tanya jawab dan dilanjutkan dengan perumusan
kesimpulan materi yang telah di pelajari bersama peserta didik. Guru juga
mengevaluasi praktik siswa dalam kegiatan pembiasaan ubudiyah di sekolah yang
vii
dilakukan rutin setiap pagi. Dalam evaluasi praktik siswa guru mengevaluasi
kedisiplinan dan prosedur sholat dan wudhu.
Simpulan dari penelitian ini adalah beberapa metode dari model
pembelajaran cooperative learning telah diterapkan guru yaitu Outside-Inside
Circle dan The Power of Two. Dalam kegiatan inti guru menggunakan metode
belajar kelompok yang menjadi karakteristik model pembelajaran cooperative
learning. Hanya saja, ada perbedaan antara kegiatan inti pembelajaran guru dengan
metode Outside-Inside-Circle dan The Power of Two. Evaluasi pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning dilakukan rutin
setiap akhir pembelajaran. Guru mengevaluasi kedisiplinan, prosedur sholat dan
wudhu pada kegiatan praktik peserta didik pada kegiatan sholat dhuha dan sholat
dhuhur berjama’ah yang dilakukan setiap pagi.
Hal yang perlu diperhatikan untuk saran adalah sekolah melengkapi sarana
prasaran dan menambah tenaga pendidik di sekolah Mts Matla’ul Huda agar proses
pembelajaran bisa dilaksanakan dengan maksimal. Selanjutnya, guru dalam
menggunakan metode dari model pembelajaran cooperative learning sebaiknya
dilakukan secara utuh agar proses pembelajaran dapat terstuktur dan efektif