Implementasi Kearifan Lokal “Sedinten Berbudaya Jawi” di SD Negeri Temas 01 Batu
Abstract
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membentuk generasi yang
berkualitas, dalam implementasi sekolah tidak dapat diaplikasikan tanpa adanya
guru atau pendidik, tergantung dari kreatifitas guru masing-masing dalam
melaksanakan program yang telah dibuat. Hal tersebut yang melatar belakangi SDN
Temas 01 Batu agar siswa dapat melestarikan dan mengetahui akan budaya jawa.
Pada implementasi kearifan lokal “sedinten berbudaya jawi” di SDN Temas
01 Batu, dalam observasi peneliti memjumpai pembiasaan berbudaya jawi yang
dilakukan seminggu sekali pada hari kamis, bentuk yang di implementasikan
berupa pembiasaan pakaian jawa dan membiasakan etika berbahasa krama.
Dari konteks penelitian diatas, maka peneliti merumuskan fokus yakni
bebntuk-bentuk kearifan lokal “sedinten berbudaya jawi”, implementasi kearifan
lokal “sedinten berbudaya jawi” dan faktor pendukung dan faktor penghambat
kearifan lokal “sedinten berbudaya jawi” di SDN Temas 01 Batu.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kearifan lokal
dalm “sedinten berbudaya jawi”, mendeskripsikan implementasi kearifan lokal
dalam “sedinten berbudaya jawi”, dan mendeskripsikan faktor pendukung dan
faktor penghambat kearifan lokal di SDN Temas 01 Batu.
Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif,
jenis penelitian studi kasus. Subjek dalam penelitian ini siswa dan seluruh guru.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara terstruktur
dan dokumentasi. Instrumen Metode analisis data pada penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif melalui proses pereduksian data, penyajian data penarikan
kesimpulan. Sedangkan, uji keabsahan data menggunakan perpanjangan kehadiran,
triangulasi, diskusi dengan teman sejawat.
Dari hasil temuan implementasikan kearifan lokal “sedinten berbudaya
jawi” dapat disimpulkan bahwa: (1). Bentuk-bentuk kearifan lokal “sedinten
berbudaya jawi” di SDN Temas 01 Batu yang merupakan tema di SDN Temas 01
Batu yang menjadi salah satu bentuk pembinaan dalam penerapan budaya jawa
dilingkungan sekolah. Program pembiasaan dilaksanakan dalam sehari dalam
seminggu pada hari kamis. Bentuk yang dikembangkan dalam sedinten berbudaya
jawi meliputi Pakaian adat jawa dan pembiasaan bahasa jawa krama. Sehingga
kegiatan tersebut dapat meningkatkan pemaham siswa tentang akan cintanya
kepada budayanya sendiri. (2). Implementasi kearifan lokal “sedinten berbudaya
jawi” di SDN Temas 01 Baatu, terdiri dari dua pembiasaan, yaitu meningkatkan
etika berpakaian jawa dan pembiasaan etika berbicara jawa krama. Setelah di
adakan pembiasan.
Pembiasaan maka siswa mempunyai akhlak dan tutur kata yang baik dan sopan
santun dalammengembangkan kebudayaannya, sehingga bisa dipraktekan
disekolah maupun dilingkungan masyarakat. (3). Faktor pendukung dan faktor
penghambat di SDN Temas 01 Batu yaitu adanya faktor pendukung yang berupa
dukungan orang tua dalam kegiatan sekolah, sarana prasarana dan juga dukungan
siswa yang mayoritas dari jawa sehingga sedikit demi sedikit sudah dapat
mnegetahuinnya. Sedangkan dalam implementasi kearifan lokal pasti juga akan ada
penghambat dalam program itu, faktor penghambatnya seperti sulitnya pemahaman
siswa yang baru masuk sekolah tersebut, dan kurangnya kedisiplinan siswa serta
kurangnya pendampingan guru terhadap siswa. Sehingga hal tersebut dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadapa budaya jawi yang saat ini sudah
tergusur oleh globalisasi.
Hal yang perlu diperhatikan sebagai saran-saran yaitu tentang bagaimana
usaha yang dilakukan sekolah untuk lebih meningkatkan implementasi kearifan
lokal dalam sedinten berbudaya jawi yang diterapakan kepada siswa dan guru agar
lebih baik dan tetap konsisten untuk dijalankan.