dc.description.abstract | Buah-buahan yang cukup potensial untuk dikembangkan dengan
pertimbangan permintaannya terus meningkat serta mempunyai prospek untuk
dikembangkan adalah melon. Saat ini pengembangan budidaya melon di Indonesia
semakin banyak diminati oleh para petani. Kebun Hortila merupakan produsen
sekaligus sebagai distributor buah dan sayur hidroponik. Kebun Hortila
menjalankan kegiatannya dari hulu sampai ke hilir yang bergerak dari bidang
budidaya hingga pemasaran. Budidaya melon hidroponik di kebun Hortila sedah
berjalan mulai dari tahun 2021 hingga sekarang. Pada panen pertama kebun Hortila
mengalami penurunan tingkat produksi penjualan mencapai 75% yang disebabkan
oleh timbulnya serangan hama penyakit dan juga kekurangan tenaga pekerja,
sehingga mengakibatkan produktivitas buah melon hidroponik menurun. Dalam
usahatani melon tentu harus mengetahui apakah usahatani tersebut layak dijalankan
apa tidak dan juga penggunaan faktor-faktor apakah yang dapat meningkatkan
produksi usahatani melon hidroponik agar dapat menguntungkan dan dijalankan
terus menerus. Sehingga tujuan penelitian ini adalah menganalisis kelayakan
usahatani melon dan menganalisis apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi usahatani melon hidroponik di kebun Hortila Lawang.
Penelitian ini dilakukan di kebun Hortila yang berlokasi di Jalan Terusan
Polaman, RT 06, RW 08, Dusun Krajan, Desa Bedali, Kecamatan Lawang,
Kabupaten Malang, Jawa Timur yang dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2024,
pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan dengan cara sengaja (Purposive). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
case study research (studi kasus). Metode pengumpulan data dengan wawancara
dan observasi serta memperoleh informasi dari perusahaan. Metode analisis yang
digunakan yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net
Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C Ratio)
Payback Period (PP) dan regresi linier berganda menggunakan aplikasi SPSS.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa usahatani melon hidroponik layak untuk
terus dijalankan dengan nilai-nilai kelayakan Net Present Value (NPV) sebesar Rp
39.683.826 hal ini menunjukkan bahwa nilai NPV lebih dari 0 yang artinya nilai
NPV usahatani melon hidroponik di kebun Hortila layak untuk dijalankan. Internal
Rate of Return (IRR) mendapatkan tingkat suku bunga sebesar 15,64%, hal ini
menunjukkan bahwa nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga Bank Indonesia
tahun 2024 yaitu 6%, maka usahatani melon hidroponik menguntungkan. Net B/C
Ratio sebesar 1,57, hal ini menunjukkan bahwa nilai Net B/C Ratio lebih besar dari
1 yang menunjukkan bahwa manfaat bersih lebih besar daripada biaya bersih,
artinya nilai Net B/C Ratio usahatani melon hidroponik layak untuk dijalankan.
Gross B/C Ratio sebesar 0,26 hal ini menunjukkan bahwa nilai Gross B/C Ratio
kurang dari 1 yang artinya nilai Gross B/C Ratio usahatani melon hidroponik tidak
layak untuk dijalankan, karena setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan menghasilkan
penerimaan sebesar 0,26%, yang menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh belum mampu menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan, hal ini disebabkan karena
biaya investasi awal besar dan perbandingannya sedikit dengan benefit oleh karena
itu nilai Gross B/C yang dihasilkan sedikit. Payback Periode selama dalam kurun
waktu 0,83 tahun, dikarenakan pada kebun Hortila panen pada 3 bulan sekali maka
0,83 tahun dibagi dengan 12 bulan menjadi 9,98 bulan atau sama dengan 3 kali
panen. Hal ini menunjukkan bahwa masa pengembalian Payback Period lebih
pendek dari umur ekonomis usahatani melon hidroponik, maka usahatani melon
hidroponik layak untuk dijalankan, karena umur ekonomis usahatani melon
hidroponik yaitu 10 kali musim panen atau 4 tahun. Faktor-faktor yang berpengaruh
positif terhadap produksi usahatani melon hidroponik di kebun Hortila Lawang
adalah luas areal tanam, bibit dan nutrisi, sedangkan faktor yang berpengaruh
negatif adalah pestisida dan tenaga kerja. Adapun faktor yang tidak mempengaruhi
produksi usahatani melon hidroponik yaitu jumlah lubang tanam.
Berdasarkan hasil penelitian perlu menyesuaikan faktor-faktor usahatani
yang tepat, seperti penggunaan pestisida diharapkan petani melon hidroponik
mampu mengurangi penggunaannya dan menyesuaikan dengan dosis yang
dianjurkan dan pengurangan untuk tenaga kerja yang masih kurang memiliki
keahlian yang memadai. Memperhatikan variabel yang tidak mempengaruhinya
dengan menambahkan luas areal tanam, jumlah bibit dan juga nutrisi. Dengan
memperhatikan hal-hal tersebut maka hasilnya dapat meningkatkan keuntungan
produksi usahatani melon hidroponik di Kebun Hortila Lawang. | en_US |