| dc.description.abstract | Indonesia merupakan Negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Dalam perkembangannya kegiatan ekonomi sesuai dengan syariat Islam mulai dikembangkan. Pada tahun 2021, terjadi merger 2 Bank Umum Syariah yaitu PT Bank BRI Syariah, Tbk, PT Bank Mandiri Syariah, Tbk dan PT Bank BNI Syariah, Tbk menjadi PT Bank Syariah Indonesia, Tbk. Dengan adanya merger diharapkan pertumbuhan pasar ekonomi Islam semakin meningkat. Namun, dengan adanya merger juga memunculkan risiko-risiko yang mungkin dihadapi oleh PT Bank Syariah Indonesia, Tbk seperti risiko likuiditas, kualitas aset serta penurunan profitabilitas. Risiko-risiko tersebut mengacu pada kinerja keuangan Bank. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak merger terhadap kinerja keuangan PT Bank Syariah Indonesia, Tbk dengan membandingkan saat sebelum dan setelah merger.
Pengukuran kinerja keuangan dalam penelitian ini menggunakan rasio likuiditas yang diproksikan oleh FDR, rasio rentabilitas yang diproksikan oleh ROA dan BOPO, rasio solvabilitas yang diprosikan oleh CAR serta rasio kualitas aset yang diproksikan oleh NPF. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji beda yaitu uji paired sample t-test. Berdasarkan pengujian hipotesis didapatkan hasil bahwa rasio likuiditas yang diproksikan rasio FDR tidak mengalami perbedaan yang signifikan, sedangkan rasio rentabilitas yang diproksikan oleh rasio ROA dan rasio BOPO, rasio solvabilitas yang diproksikan oleh rasio CAR serta rasio kualitas aset yang diproksikan oleh rasio NPF menunjukkan hasil terdapat perbedaan yang signifikan. Rasio ROA, Rasio BOPO dan rasio NPF menunjukkan dampak positif setelah merger sedangkan rasio CAR menunjukkan dampak negatif setelah merger. | en_US |
