Implementasi Sistem Kredit Semester dalam Memaksimalkan Kemampuan Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Malang
Abstract
Adanya Sistem Kredit Semester (SKS) dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk
memfasilitasi secara penuh terhadap kemampuan belajar siswa yang beragam. SMA Negeri 1
Malang merupakan sekolah penyelenggara SKS yang telah menerapkan SKS sejak tahun ajaran
2015/2016 hingga pada tahun ajaran 2018/2019 beralih pada SKS berbasis layanan homogen
dan layanan heterogen secara bersamaan. Layanan homogen merupakan layanan terhadap
kemampuan belajar siswa secara merata. Jadi guru memberikan layanan serta fasilitas yang
sama terhadap semua siswa tanpa mengkategorikan siswa sesuai dengan kecepatan belajarnya.
Sedangkan layanan heterogen merupakan layanan utuh terhadap kemampuan belajar siswa
yang tergolong ke dalam kelompok belajar cepat, normal, dan lambat dan berada dalam satu
ruang kelas yang sama. Dengan adanya layanan heterogen, siswa mampu belajar sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan belajarnya masing-masing.
Adapun fokus penelitian yaitu mengenai perencanaan pembelajaran berbasis SKS,
penerapan pembelajaran berbasis SKS, dan sistem penilaian berbasis SKS pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI). Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
perencanaan pembelajaran berbasis SKS, mendeskripsikan penerapan pembelajaran berbasis
SKS, dan mendeskripsikan sistem penilaian berbasis SKS pada pembelajaran PAI.
Pendekatan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan jenis penelitian
studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Sedangkan teknik analisis data menggunakan model Miles, Huberman dan Saldana yang
meliputi pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Adapun pengecekan keabsahan data menggunakan perpanjangan keikutsertaan, triangulasi,
dan diskusi sejawat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PAI memiliki berbagai inovasi dalam
menyusun rancangan perencanaan pembelajaran dan sistem penilaian. Dalam perencanaan
pembelajaran, guru membuat inovasi program semester dengan alokasi waktu yang lebih cepat
sehingga peserta didik termotivasi untuk menyelesaikan Kompetensi Dasar (KD) sesuai target
yang telah ditetapkan oleh guru. Dalam penerapan pembelajaran, peserta didik lebih banyak
melakukan pembelajaran secara mandiri dan berkelompok. Guru memberikan Unit Kegiatan
Belajar Mandiri (UKBM) yang berisi rangkuman materi pembelajaran, tugas, dan latihan yang
harus dikerjakan oleh siswa. Aktivitas belajar tersebut menuntut peserta didik untuk aktif dalam
mencari dan menggali sumber belajar secara mandiri. Sedangkan dalam sistem penilaian, guru
menyusun format penilaian khusus yang memuat kode-kode penilaian yang mengandung
beberapa arti.
Saran terkait implementasi SKS yang lebih baik kedepannya yaitu untuk terus
mengadakan evaluasi terhadap penerapan pembelajaran berbasis SKS, menciptakan inovasiinovasi yang memudahkan guru dan peserta didik dalam mencapai keberhasilan tujuan
pembelajaran, serta membatasi akses internet sebagai sumber belajar dalam pembelajaran.