Analisis Disposisi Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik dengan Tipe Soal PWCI (Problems with Contradictory Information)
Abstract
Disposisi berpikir kritis merupakan suatu kebiasaan dalam bertingkah
dengan pola khusus dari sikap berpikir kritis apabila diberikan suatu perlakuan
tertentu. Disposisi berpikir kritis matematis adalah kecenderungan pada diri
peserta didik untuk bersikap dalam berpikir kritis matematis. Kecenderungan yang
dimaksud seperti bagaimana bersikap, kepekaan, kewaspadaan, dan kemampuan
peserta didik menalar maupun mencari cara dalam menindak lanjuti dan
menyelesaikan soal-soal berpikir kritis secara sistematis. Sikap yang dimaksud
dapat berupa kepercayaan diri dalam berpikir, keingintahuan yang ditandai
dengan bertanya, berpikir analitis, menyelesaikan sebuah persaoalan secara
sistematis, berpikiran terbuka dan melakukan pencarian kebenaran terhadap suatu
soal. Oleh sebab itu perlu adanya perlakuan atau tindakan untuk mendorong
adanya disposisi berpikir kritis pada peserta didik. Salah satu perlakuan atau
tindakan yang dapat mendorong adanya disposisi berpikir kritis yaitu dengan
memberikan soal matematis PWCI (Problems with Contradictory Information).
PWCI (Problems with Contradictory Information) merupakan masalah atau soal
matematika yang memuat informasi yang saling bertentangan. Masalah yang
seperti ini muncul karena pembuat soal mungkin tidak cermat, salah ketik atau
memang salah memperhitungkannya. Masalah seperti ini boleh dibilang sebagai
masalah dengan premis salah.
Fokus penelitian kualitatif ini adalah mengeksplorasi proses disposisi
berpikir kritis matematis peserta didik dengan tipe soal PWCI (Problems with
Contradictory Information). Jenis penelitian ini yaitu Fenomenologi. Pemilihan
subjek penelitian dilakukan dengan cara purposive yaitu pemilihan dengan
pertimbangan dan tujuan tertentu. Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu empat
peserta didik kelas XI SMA/MA Sederajat. Masalah matematis yang dijadikan
kajian adalah menentukan volume lampion yang berbentuk gabungan kerucut dan
setengah bola, dimana terdapat keterangan pada soal yang memuat informasi
kontradiktif sehingga menjadikan masalah matematis tersebut menjadi masalah
atau soal yang terbuka, subjektif, dan non-routine. Solusi subjektif dari soal
terbuka (open-ended) menegaskan timbulnya beragam solusi yang unik
vii
individualistik meskipun masalah yang dihadapi mereka sama bentuknya dan nonroutine menjadikan peserta didik perlu beradaptasi beberapa saat serta tidak
dengan mudah dan terburu-buru dalam menyelesaikannya.
Analisis data dilakukan berdasarkan lembar solusi subjek dalam
menyelesaikan masalah matematis PWCI (Problems with Contradictory
Information). Setiap langkah diidentifikasi ada/tidaknya indikator disposisi
berpikir kritis matematis pada skala instrument CCTDI (California Critical
Thinking Disposition Inventory). Temuan dan pembahasan subjek dengan gambar
hasil penyelesaian subjek dan cuplikan saat kegiatan wawancara. Hasil penelitian
ini menjelaskan bahwa masing-masing subjek penelitian memenuhi semua
indikator disposisi berpikir kritis pada skala instrument CCTDI (California
Critical Thinking Disposition Inventory) dengan cara menyelesaikan masalah
matematis PWCI (Problems with Contradictory Information)