Show simple item record

dc.contributor.authorRohman, Ilfa Minanur
dc.date.accessioned2021-02-18T06:20:49Z
dc.date.available2021-02-18T06:20:49Z
dc.date.issued2021-01-20
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/1623
dc.description.abstractPemecahan masalah merupakan salah satu aspek utama yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran matematika. Dalam pemecahan masalah peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan konsep dan ketrampilan matematika serta membuat keputusan untuk mengembangkan pemahaman konseptual. Pemecahan masalah merupakan tujuan umum pembelajaran matematika, bahkan sebagai jantungnya matematika. Kemampuan pemecahan masalah menjadi salah satu kompetensi yang harus dikembangkan dan diintegrasikan peserta didik, karena pemecahan masalah lebih mengutamakan proses dan strategi dari pada sekedar hasil. Dalam pembelajaran matematika peserta didik tidak hanya dituntut memiliki kemampuan berpikir tingkat rendah atau LOTS, melainkan juga harus memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS. Seiring dengan berkembangnya IPTEK, HOTS akan terus digunakan dan dikembangkan dalam kurikulum pembelajaran di sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan daya nalar peserta didik. Dalam memecahkan masalah matematika peserta didik memerlukan motivasi belajar, karena motivasi belajar memiliki peran penting untuk meningkatkan semangat belajar agar memberikan hasil belajar yang efektif. Motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar dengan berbagai perasaan dan keadaan, sehingga tujuan belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan baik Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dalam menyelesaikan soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) berdasarkan motivasi belajar pada materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara purposive (bertujuan). Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik MTs Negeri 06 Malang kelas VIII yang berdomisili di lingkungan kediaman peneliti daerah Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang yang telah mendapatkan materi SPLDV. Penentuan subjek penelitian berdasarkan tingkat motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah yang diklasifikasi berdasarkan angket motivasi belajar yang diberikan kepada 10 peserta didik. Dari masing-masing tingkat motivasi belajar dipilih satu subjek untuk kemudian diberikan soal tes yang berupa soal HOTS pada materi SPLDV untuk menguji kemampuan pemecahan masalah peserta didik, yang kemudian dilanjutkan dengan wawancara untuk memperoleh data dan mengetahui lebih mendalam tentang kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, tes, dan wawancara. Dalam penelitian ini validasi data menggunakan triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas/validasi data dengan membandingkan kemampuan pemecahan masalah dari hasil tes dan wawancara. Setalah mendapatkan data kredibel/valid maka dilakukan analisis data untuk memperoleh kesimpulan kemampuan pemecahan masalah peserta didik berdasarkan tingkat motivasi belajar. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa peserta didik subjek 1 dengan klasifikasi motivasi belajar tinggi juga memiliki kemampuan pemecahan yang tinggi dalam menyelesaikan soal HOTS. Hal ini ditunjukkan dengan subjek 1 dalam menyelesaikan soal HOTS yang diberikan, mampu memenuhi semua indikator kemampuan pemecahan masalah menurut Polya dengan baik yaitu memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah, melaksanakan pemecahan masalah, dan melihat (mengecek) kembali. Peserta didik subjek 2 dengan klasifikasi motivasi belajar sedang juga memiliki kemampuan pemecahan masalah yang sedang dalam menyelesaikan soal HOTS. Hal ini ditunjukkan dengan subjek 2 dalam menyelesaiakan soal HOTS yang diberikan, mampu memenuhi 3 dari 4 indikator kemampuan pemecahan masalah menurut Polya dengan baik yaitu memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah, dan melaksanakan pemecahan masalah. Indikator yang tidak mampu terpenuhi yaitu melihat (mengecek) kembali. Peserta didik subjek 3 dengan klasifikasi motivasi belajar rendah juga memiliki kemampuan pemecahan masalah yang rendah dalam menyelesaikan soal HOTS. Hal ini ditunjukkan dengan subjek 3 dalam menyelesaikan soal HOTS yang diberikan, tidak mampu memenuhi semua indikator kemampuan pemecahan masalah menurut Polya. Subjek 3 mampu memenuhi 1 indikator dengan baik yaitu memahami masalah, 1 indikator cukup baik yaitu membuat rencana pemecahan masalah, dan 2 indikator kurang baik yaitu melaksanakan pemecahan masalah dan melihat (mengecek) kembalien_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectPemecahan Masalahen_US
dc.subjectHigher Order Thinking Skills (HOTS)en_US
dc.subjectMotivasi Belajaren_US
dc.titleAnalisis Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Dalam Menyelesaikan Soal Higher Order Thinking Skills (Hots) Berdasarkan Motivasi Belajar Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (Spldv)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record