Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Dalam Menyelesaikan Soal Higher Order Thinking Skills (Hots) Berdasarkan Motivasi Belajar Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (Spldv)
Abstract
Pemecahan masalah merupakan salah satu aspek utama yang dibutuhkan peserta
didik dalam pembelajaran matematika. Dalam pemecahan masalah peserta didik
menerapkan dan mengintegrasikan konsep dan ketrampilan matematika serta membuat
keputusan untuk mengembangkan pemahaman konseptual. Pemecahan masalah
merupakan tujuan umum pembelajaran matematika, bahkan sebagai jantungnya
matematika. Kemampuan pemecahan masalah menjadi salah satu kompetensi yang harus
dikembangkan dan diintegrasikan peserta didik, karena pemecahan masalah lebih
mengutamakan proses dan strategi dari pada sekedar hasil. Dalam pembelajaran
matematika peserta didik tidak hanya dituntut memiliki kemampuan berpikir tingkat
rendah atau LOTS, melainkan juga harus memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi
atau HOTS. Seiring dengan berkembangnya IPTEK, HOTS akan terus digunakan dan
dikembangkan dalam kurikulum pembelajaran di sekolah dengan tujuan untuk
mengembangkan daya nalar peserta didik. Dalam memecahkan masalah matematika
peserta didik memerlukan motivasi belajar, karena motivasi belajar memiliki peran
penting untuk meningkatkan semangat belajar agar memberikan hasil belajar yang
efektif. Motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam diri peserta didik yang
menimbulkan kegiatan belajar dengan berbagai perasaan dan keadaan, sehingga tujuan
belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan baik
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan
masalah peserta didik dalam menyelesaikan soal Higher Order Thinking Skills (HOTS)
berdasarkan motivasi belajar pada materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara purposive
(bertujuan). Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik MTs Negeri 06 Malang
kelas VIII yang berdomisili di lingkungan kediaman peneliti daerah Kecamatan
Kepanjen, Kabupaten Malang yang telah mendapatkan materi SPLDV. Penentuan subjek
penelitian berdasarkan tingkat motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah yang
diklasifikasi berdasarkan angket motivasi belajar yang diberikan kepada 10 peserta didik.
Dari masing-masing tingkat motivasi belajar dipilih satu subjek untuk kemudian
diberikan soal tes yang berupa soal HOTS pada materi SPLDV untuk menguji
kemampuan pemecahan masalah peserta didik, yang kemudian dilanjutkan dengan
wawancara untuk memperoleh data dan mengetahui lebih mendalam tentang kemampuan
pemecahan masalah peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner, tes, dan wawancara. Dalam penelitian ini validasi data menggunakan
triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas/validasi data dengan membandingkan
kemampuan pemecahan masalah dari hasil tes dan wawancara. Setalah mendapatkan data
kredibel/valid maka dilakukan analisis data untuk memperoleh kesimpulan kemampuan
pemecahan masalah peserta didik berdasarkan tingkat motivasi belajar.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa peserta didik subjek 1
dengan klasifikasi motivasi belajar tinggi juga memiliki kemampuan pemecahan yang
tinggi dalam menyelesaikan soal HOTS. Hal ini ditunjukkan dengan subjek 1 dalam
menyelesaikan soal HOTS yang diberikan, mampu memenuhi semua indikator
kemampuan pemecahan masalah menurut Polya dengan baik yaitu memahami masalah,
membuat rencana pemecahan masalah, melaksanakan pemecahan masalah, dan melihat
(mengecek) kembali. Peserta didik subjek 2 dengan klasifikasi motivasi belajar sedang
juga memiliki kemampuan pemecahan masalah yang sedang dalam menyelesaikan soal
HOTS. Hal ini ditunjukkan dengan subjek 2 dalam menyelesaiakan soal HOTS yang
diberikan, mampu memenuhi 3 dari 4 indikator kemampuan pemecahan masalah menurut
Polya dengan baik yaitu memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah, dan
melaksanakan pemecahan masalah. Indikator yang tidak mampu terpenuhi yaitu melihat
(mengecek) kembali. Peserta didik subjek 3 dengan klasifikasi motivasi belajar rendah
juga memiliki kemampuan pemecahan masalah yang rendah dalam menyelesaikan soal
HOTS. Hal ini ditunjukkan dengan subjek 3 dalam menyelesaikan soal HOTS yang
diberikan, tidak mampu memenuhi semua indikator kemampuan pemecahan masalah
menurut Polya. Subjek 3 mampu memenuhi 1 indikator dengan baik yaitu memahami
masalah, 1 indikator cukup baik yaitu membuat rencana pemecahan masalah, dan 2
indikator kurang baik yaitu melaksanakan pemecahan masalah dan melihat (mengecek)
kembali