Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar
Abstract
Kemampuan berpikir kritis merupakan suatu kemampuan dasar yang esensial yang perlu dimiliki oleh peserta didik yang belajar matematika. Dengan memiliki kemampuan berpikir kritis, peserta didik mampu menyimpulkan apa yang diketahui, mampu mencari sumber-sumber informasi untuk memecahkan permasalahan dan mengetahui cara menggunakan informasi untuk memecahkan permasalahan. Selain itu salah satu hal yang penting dalam pembelajaran matematika adalah motivasi belajar. Motivasi belajar juga berkaitan erat dengan kemampuan berpikir kritis.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita matematika ditinjau dari motivasi belajar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di SMP Zainul Hasan 1 Genggong Probolinggo. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, tes, dan wawancara. Subjek penelitian terdiri dari tiga peserta didik dengan kategori satu orang dengan motivasi belajar tinggi, satu orang dengan motivasi belajar sedang, dan satu orang dengan motivasi belajar rendah, yang terpilih berdasarkan tingkat motivasi belajar. Keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi teknik, yaitu dengan membandingkan hasil tes dan wawancara pada sumber yang sama.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1) Subjek dengan kategori motivasi belajar tinggi mampu memenuhi semua indikator kemampuan berpikir kritis. Dengan kata lain, subjek dengan kategori motivasi belajar tinggi, memiliki kemampuan berpikir kritis yang tinggi juga. 2) Subjek dengan kategori motivasi belajar sedang, juga memiliki kemampuan berpikir kritis yang sedang. Dari enam indikator kemampuan berpikir kritis, subjek hanya memenuhi empat indikator, yaitu: fokus (focus), alasan (reason), situasi (situation) dan tinjau ulang (overview). 3) Subjek dengan kategori motivasi belajar rendah, juga memiliki kemampuan berpikir kritis yang rendah. Dari enam indikator kemampuan berpikir kritis, subjek hanya mampu memenuhi tiga indikator, yaitu: fokus (focus), situasi (situation), dan tinjau ulang (overview).
Kata-kata kunci: kemampuan berpikir kritis, soal cerita matematika, motivasi belajar, Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)