dc.description.abstract | Kemampuan berpikir kritis merupakan bagian penting yang harus dikuasai
oleh peserta didik karena dapat membantu peserta didik untuk memecahkan
persoalan, baik yang ada di dalam kehidupan akademik peserta didik ataupun
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan akademik seperti pelajaran
matematika, peserta didik dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir kritis
dalam berbagai aspek, seperti ketika membaca, ketika menulis, dan ketika bekerja
sama dengan siswa lain. Ketika individu berpikir kritis, individu tersebut akan
menimbang semua sisi argumen dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya.
Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kompetisi utama yang
diharapkan pada proses pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika peserta
didik tidak hanya dituntut memiliki kemampuan berpikir tingkat rendah atau
LOTS, melainkan juga harus memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi atau
HOTS. Seiring dengan berkembangnya IPTEK, HOTS akan terus digunakan dan
dikembangkan dalam kurikulum pembelajaran di sekolah dengan tujuan untuk
mengembangkan daya berpikir kritis peserta didik. Dalam menyelesaikan soal
HOTS pada materi sistem persamaan linear dua variabel peserta didik
memerlukan motivasi berprestasi, karena motivasi berperan agar peserta didik
dapat mencapai tujuan belajar dengan optimal. Motivasi berprestasi adalah
keinginan dan dorongan yang ada dalam diri sesorang untuk mengapai suatu
tujuan dan harapan dari dirinya sendiri sehingga dapat memungkinkan tercapainya
prestasi dengan optimal.
Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Untuk mendiskripsikan cara-cara yang
dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal Higher Order Thinking Skill
(HOTS) berdasarkan motivasi berprestasi pada materi sistem persamaan linear
dua variabel (SPLDV) kelas VIII SMP Negeri 1 Wajak, 2) Untuk mendiskripsikan
tingkat kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam menyelesaikan soal Higher
vii
Order Thinking Skill (HOTS) berdasarkan motivasi berprestasi pada materi sistem
persamaan linear dua variabel (SPLDV) kelas VIII SMP Negeri 1 Wajak.
Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif. Jenis penelitian
yang digunakan adalah deskriptif. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara
purposive (bertujuan). Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII
C di SMP Negeri 1 Wajak tahun ajaran 2020/2021 dengan jumlah 32 peserta
didik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu tes, angket, dan
wawancara. Instrumen yang digunakan yaitu soal tes, kuisioner, dan pedoman
wawancara. Soal tes kemampuan berpikir kritis dan kuisioner motivasi berprestasi
diberikan kepada 32 peserta didik. Dari 32 peserta didik dipilih 3 peserta didik
berdasarkan tingkat motivasi berprestasi untuk wawancara yang memiliki pola
jawab khas atau unik yang cenderung berbeda dari subjek yang lain berkaitan
dengan kemampuan berpikir kritis. Validasi data dalam penelitian ini
menggunakan triangulasi teknik untuk menguji keabsahan/validitas data dengan
membandingkan kemampuan berpikir kritis dan hasil tes wawancara serta
kemampuan berpikir kritis dengan hasil angket.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa; 1) pada
rumusan masalah pertama yaitu cara-cara yang digunakan peserta didik dengan
kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan soal HOTS yaitu: a) Peserta
didik dengan kemampuan berpikir kritis tinggi mampu menyelesaikan soal
dengan baik dan memenuhi hampir seluruh indikator kemampuan berpikir kritis
meskipun pada indikator membuat kesimpulan masih terlewatkan tidak
menuliskan kesimpulan jawaban akhir sesuai dengan soal. b); Peserta didik
dengan kemampuan berpikir kritis sedang mampu menyelesaikan soal dan
memenuhi tiga indikator kemampuan berpikir kritis yaitu indikator membangun
keterampilan dasar, menentukan strategi dan taktik, dan menjelaskan lebih
lanjut.c); Peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis rendah mampu
memenuhi indikator kemampuan berpikir kritis yaitu indikator menentukan
strategi dan taktik dan indikator menjelaskan lebih lanjut.
Selanjutnya rumusan masalah yang kedua yaitu bagaimana tingkat
kemampuan berpikir kritis berdasarkan motivasi berprestasi adalah a) peserta
didik dengan tingkat kemampuan berpikir kritis kategori tinggi memiliki rata-rata
nilai yang diperoleh yaitu 81 dan berdasarkan hasil klasifikasi motivasi berprestasi
tinggi memiliki rata-rata nilai 115,272. Dalam hal ini bahwa pada kemampuan
berpikir kritis kategori tinggi memiliki motivasi berprestasi tinggi.; b)Peserta didik
dengan kemampuan berpikir kritis sedang memiliki memiliki rata-rata nilai yang
diperoleh yaitu 73,91 dan dan berdasarkan hasil klasifikasi motivasi berprestasi
sedang memiliki rata-rata nilai 95,520. Dalam hal ini bahwa pada kemampuan
berpikir kritis kategori sedang memiliki motivasi berprestasi sedang.; c) Dan
viii
peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis rendah memiliki rata-rata nilai
yang diperoleh yaitu 51,25 dan berdasarkan hasil klasifikasi motivasi berprestasi
rendah memiliki rata-rata nilai 71,224. Dalam hal ini bahwa pada kemampuan
berpikir kritis kategori rendah memiliki motivasi berprestasi rendah.
Peneliti menyarankan kepada peserta didik agar meningkatkan
kemampuan berpikir kritis sehingga menunjang meningkatnya motivasi
berprestasi atas proses berpikirnya dan hendaknya para pendidik berusaha
mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik khususnya dalam
menjawab soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) berbasis
HOTS dalam melakukan usaha meningkatkan motivasi berprestasi. | en_US |