Kepemimpinan Pendidikan Islam Dalam Membangun Toleransi Kehidupan Beragama Di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan
Abstract
Penelitian tentang kepemimpinan pendidikan Islam dalam membangun
toleransi kehidupan beragama di desa Balun penting untuk dilakukan. Karena
keberagaman di masyarakat dapat menjadi berkah, namun dapat juga menjadi
musibah, tergantung pada tatakelola keberagamaan itu sendiri. Jika tidak
dapat dikelola dengan baik, maka dapat menjadi malapetaka karena konflik.
Balun merupakan sebuah desa yang didalamnya hidup masyarakat yang
berbeda agama, yaitu Islam, Kristen dan Hindu. Namun masyarakat dari
ketiga agama tersebut dapat hidup rukun dan harmonis berkat kepemipinan
tokoh agama di desa tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami, mendeskripsikan dan
menganalisis hal-hal tentang: 1) Tipe kepemimpinan tokoh agama dalam
membangun toleransi kehidupan beragama dalam perspektif pendidikan Islam
di desa Balun kecamatan Turi kabupaten Lamongan; 2) Peranan tokoh agama
dalam membangun toleransi kehidupan beragama dalam perspektif
pendidikan Islam di desa Balun kecamatan Turi kabupaten Lamongan; 3)
Model kepemimpinan tokoh agama dalam membangun toleransi kehidupan
beragama dalam prespektif pendikan Islam di Desa Balun kecamatan Turi
kabupaten Lamongan.
Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif jenis fenomenologi.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi
partisipan dan studi dokumentasi. Penentuan informan dilakukan
menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Adapun
teknik analisis data menggunaka teknik analisis model interaktif Miles dan
Huberman. Sedangkan teknik uji keabsahan data menggunakan teknik
triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, tipe kepemimpinan
pendidikan Islam dalam membangun toleransi kehidupan beragama di desa
Balun adalah kolaboratif paternalistik-demokratis. Tipe kepemimpinan ini
ditandai oleh karakteristik tokoh agama sebagai berikut: a) Mengedepankan
toleransi dan kebersamaan; b) Mengayomi; dan c) Mengutamakan harkat dan
martabat manusia.
Kedua, peranan kepemimpinan pendidikan Islam di desa Balun dalam membangun toleransi kehidupan beragama adalah sebagai: a) Ahli agama; b)
Panutan/role model dalam berperilaku; dan c) Mediator. Tokoh agama
menjalankan mekanisme kepemimpinan dalam menjaga sistem sosial-kultural
yang sudah bertahan selama puluhan tahun dan selalu kompak untuk
berkomitmen menjaga kerukunan dan kedamaian antar umat beragama di desa
Balun.
Ketiga, model kepemimpinan pendidikan Islam di desa Balun bersifat
transformasional-kolektif. Model kepemimpinan transformasional ditandai
oleh beberapa pola perilaku sebagai berikut: a) Menanamkan kepercayaan; b)
Membudayakan kesenian; c) Mempertahankan tradisi; d) Mendidik dan
membimbing; dan e) Menjalin komunikasi efektif. Di desa Balun, para tokoh
agama menjalankan tugas kepemimpinannya secara kolektif. Artinya, para
pemuka agama bekerjasama secara kolektif kolegial menjadi pemimpin
bersama yang menjalankan visi bersama dalam mewujudkan keseharian
warga yang harmonis dan rukun. Para tokoh agama di desa Balun
memberikan kharisma, inspirasi, stimulasi intelektual, dan konsiderasi
individual yang berorientasi kepada kerukunan antar umat beragama, sehingga
penerapan sikap toleran dikedepankan demi menjaga dan memelihara
kehidupan yang rukun dan damai yang selama ini telah tumbuh dan
berkembang dengan baik dalam komunitas yang plural di desa tersebut.