Efisiensi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah

Show simple item record

dc.contributor.author Junaidi, Muhammad
dc.date.accessioned 2020-11-10T03:41:46Z
dc.date.available 2020-11-10T03:41:46Z
dc.date.issued 2020-07-03
dc.identifier.uri http://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/241
dc.description.abstract Bawang merah merupakan komoditas strategis dan penyumbang inflasi terbesar nomor dua dimasa pandemic Covid 19. Disamping sebagai bumbu masak, bawang merah juga berfungsi sebagi obat herbal. Salah satu daerah sentra produksi bawang merah di Provinsi Jawa Timur adalah Kabupaten Malang dengan total produksi mencapai 507.109 kwintal pada tahun 2019. Alokasi faktor produksi secara tepat dan efisien pada usahatani dapat meningkatkan kesejahteraan petani, namun dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan, petani sering mengalami berbagai kendala seperti penggunaan faktor-faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan pupuk yang tepat, pemilihan bibit yang berkualitas seperti bibit unggul, tenaga kerja yang trampil, pestisida sesuai anjuran instansi terkait serta pemakaian teknologi tepat guna dapat meningkatkan efisiensi dan menghasilkan pendapatan yang optimal. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah: 1) Menganalisis efisiensi usahatani bawang merah, dan 2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani bawang merah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu di Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling sebanyak 40 petani bawang merah. Data penelitian berupa data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dengan wawancara langsung kepada petani bawang merah antara lain data alokasi semua faktor produksi bawang merah, data harga jual bawang merah dan data rata-rata produksi selama satu kali musim tanam selain itu data primer juga didapat melalui dokumentasi atau pengambilan gambar penelitian. Data pendukung berupa data sekunder diperoleh dari Kantor Desa berupa data keadaan desa penelitian dari aspek geografis dan demografisnya dan BPS Kabupaten Malang yaitu data rata-rata perkembangan produksi bawang merah pertahunnya. Tujuan penelitian pertama dianalisis menggunakan R/C Ratio dan tujuan kedua dianalisis menggunakan pendekatan model fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil analisis usahatani bawang merah menunjukan bahwa Total Biaya (Total Cost) sebesar Rp 20.413.290, terdiri dari Biaya Tetap sebesar Rp 562.990 dan Biaya Variabel sebesar Rp 19.830.300. Total Penerimaan (Total Revenue) sebesar Rp 68.928.838, didapatkan dari hasil perkalian antara harga bawang merah/kg sebesar Rp 25.202,50/kg dan jumlah rata-rata produksi dalam satu kali musim tanam sebesar 2.735 Kg. Sehingga didapatkan hasil R/C Ratio usahatani bawang merah sebesar 3,36, artinya usahatani bawang merah di Desa Tawangsari, kecamatan Pujon, Kabupaten Malang efisien. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani bawang merah menggunakan pendekatan model fungsi produksi Cobb-Douglas diperoleh hasil sebagai berikut: Y = 0,367 + 0,492bibit + 0,061Ppk Kandang + 0,402PpkZA + 0,127PpkSP + 0,133PpkPhonska + 0,005PpkNPK + 0,020Obat-obatan + 0,002TenagaKerja. Penjelasan variable sebagai berikut: bibit (x1), pupuk kandang (x2), pupuk ZA (x3), pupuk SP (x4), pupuk Phonska (x5), pupuk NPK (x6), Obat–obatan (x7) dan tenaga kerja (x8). Hasil uji koefisien determinasi (R2) didapatkan nilai R-Square 98,5%. Artinya delapan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen faktor produksi dalam model fungsi produksi usahatani bawang merah. Sisanya sebesar 1,5% dijelaskan oleh faktor diluar model antara lain luas lahan, harga bawang merah dan curah hujan. Hasil uji serempak (Uji F) menunjukan bahwa variabel independen atau faktor–faktor produksi usahatani bawang merah secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau jumlah produksi bawang merah. Uji masing-masing variable seringkali disebut Uji parsial yaitu menggunakan (Uji t). Hasil analisis regresi secara parsial menunjukan bahwa dari 8 variabel dalam model diperoleh 3 variabel yang menunjukan pengaruh terhadap produksi yaitu Bibit, Pupuk ZA dan Pupuk Phonska. Bibit dan Pupuk ZA sangat berpengaruh (99%) dan positif terhadap produksi bawang merah dengan koefisien regresi sebesar 0,492 dan 0,402. Dapat diartikan kenaikan penggunaan bibit dan pupuk ZA sebesar 1% meningkatkan produksi bawang merah sebesar 0,492% dan 0,402%. Pupuk Phonska berpengaruh (95%) terhadap produksi bawang merah dengan koefisien regresi sebesar 0,133. Kenaikan pemakaian pupuk Phonska 1% meningkatkan produksi bawang merah sebesar 0,133%. Sedangkan 5 variabel lainya pupuk Kandang, Pupuk SP, pupuk NPK, obat-obatan dan tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap produksi usahatani bawang merah. Saran dari penelitian ini adalah kepada petani jika dilihat dari hasil analisis faktor-faktor produksi yang menyatakan bahwa faktor atau variabel yang paling berpengaruh terhadap peningkatan produksi usahatani bawang merah yaitu bibit dan pupuk, maka sebaiknya selama proses produksi usahatani bawang merah petani menambah jumlah bibit dan pupuk. Kepada pemerintah maupun pihak terkait perlu adanya bantuan kepada petani dalam kemudahan untuk menerima subsidi pupuk maupun saprotan lainnya yang dapat mendukung peningkatan produksi usahatani bawang merah di Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. en_US
dc.language.iso other en_US
dc.publisher Universitas Islam Malang en_US
dc.subject Produksi Bawang Merah en_US
dc.title Efisiensi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah en_US
dc.type Other en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Kolom Pencarian


Browse

My Account