Analisis Rantai Pasok (Supply Chain) dan Efisiensi Pemasaran Kentang (Solanum Tuberosum L) di Desa Ngadiwono Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan
Abstract
Kentang (Solanum tuberrosum L) merupakan tanaman sayuran semusim, berumur 90 – 180 hari dan termasuk tipe tanaman semak. Kentang menyukai tanaman yang diolah baik dan gembur. Kentang lebih cocok ditanam pada daerah dataran tinggi atau pegunungan dengan ketinggian lebih dari 700 m dpl (Saamadi, 2007).Desa Ngadiwono terletak di kecamatan Tosari kabupaten Pasuruan dengan luas lahan pertanian sebesar 539.92 ha.(BPS, 2019).Merupakan desa penghasil kentang di kecamatan Tosari dengan kesesuaian luas lahan seta dengan penduduknya yang bermata pencaharian sebagai petani kentang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui pola aliran rantai pasok komoditas kentang Granola Kembang di Desa Ngadiwono Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan. (2) Mengetahui tingkat efisiesi pemasaran komoditas kentang Granola Kembang di Desa Ngadiwono Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan.
Dalam menentukan daerah penelitian dilakukan dengan sengaja (Purposive) yaitu di Desa Ngadiwono Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa daerah ini merupakan salah satu daerah yang mayoritas petaninya menanam kentang. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 7 September sampai 2 November 2020. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode survei merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur. Pemilihan responden untuk menganalisis kondisi rantai pasok kentang granola kembang di Desa Ngadiwono Kecamatan Tosari sebanyak responden : 50 petani dengan menggunakan rumus Slovin, 5 tengkulak dengan menggunakan teknik snowball sampling, 2 pedagang besar di Pasar Nongkojajar, 7 pedagang pengecer di pasar Nongkojajar.
Hasil dari penelitian ini yaitu : Aliran produk kentang Granola Kembang di Desa Ngadiwono dari petani didistribusikan ke lembaga pemasaran yakni tengkulak dan pedagang besar. Kemudian dari tengkulak dilakukan pengemasan dengan menggunakan karung goni dengan berat 50kg. Kemudian dikirim ke pedagang besar menggunakan transportasi pick up dengan muatan sebanyak 2 sampai 3 ton. Kemudian aliran distribusi dari petani ke pedagang besar di kirim melalui transportasi pick up. Kemudian dari pedagang besar dilakukan sortasi dan packing lalu diditribusikan ke pedagang pengecer. Selanjutnya dari pedagang pengecer didistribusikan ke konsumen akhir. Untuk aliran informasi yakni antara pemasok dan petani, antara petani dan lembaga pemasaran yang menginformasikan harga, kuantitas dan kualitas. Selanjutnya antara petani dan pedagang besar, antara tengkulak dan pedagang besar, kemudian antara pedagang besar dan pedagang pengecer dan antara pedagang pengecer dan konsumen akhir baik secara langsung maupun dengan online. Kemudian untuk aliran keuangan dari pedagang besar kemudian ke petani dengan sistem tunai. Kemudian dari pedagang pengecer ke petani dengan sistem tunai. Selanjutnya dari konsumen akhir ke pedagang pengecer kemudian ke pedagang besar dengan sistem tunai. Pada saluran 1 diperoleh margin pemasaran Rp.6000, slauran II Rp. 4500 dan saluran III Rp. 5500.Efisiensi margin pemasaran pada masing-masing saluran pemasaran adalah 42,86%, 33,33% dan 39,28%. semakin rendah nilai efisiensi margin pemasaran maka semakin efisien saluran pemasaran. Dan margin pemasaran yang paling efisien adalah saluran pemasaran II.Nilai elastisistas harga nilai Et > 1 yang artinya jika harga kentang granola kembang naik sebesar 1% ditingkat pengecer maka akan meningkatkan harga produsen . Nilai Et >1 menunjukkan bahwa harga pemasaran kentang granola kembang sangat efisien. Struktur pasar kentang granola kembang menunjukkan pasar monopsony.
Saran pada penelitian ini adalah : (1) Perlunya informasi pasar yang lebih transparan mengenai harga agar petani mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas kentang granola kembang. (2) Sebaiknya petani lebih mengikuti gapoktan agar dapat masuk dalam pasar yang lebih efektif karena berperan antar setiap lembaga pemasaran. (3) Diadakan pelatihan kepada petani agar hasil produksi kentang memiliki kualitas tinggi agar dapat bersaing di pasar.