embelajaran Progresif-Multikultural Fiqh dan Ushul Fiqh di Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo-Situbondo
Abstract
Gelombang pembaruan pemikiran telah lama bergemuruh di Indonesia.
Pusat gerakan mereka adalah di kampus-kampus. Di kehidupan kampus inilah
bersemai pemikiran-pemikiran kritis dan filosofis. Dari rahim kampus ini pula
lahir anak-anak muda berpemikiran progresif, multikulturalis, pluralis, dan
sejenisnya. Bak gayung bersambut, pembaruan pemikiran pun terjadi di Pondok
Pesantren Salafiyah Syafi’iyah melalui pendidikan Ma’had Aly yang didirikan di
tahun 1990. Dari kitab kuning yang dikaji di dalamnya mampu lahir kajian fiqh
yang progresif-multikultural. Tentu, hasil yang progresif-multikultural tidak dapat
dipisahkan dari proses yang senafas.
Maka dari itu, riset ini hendak mendeskripsikan, menganalisis, dan
menginterpretasi fenomena proses belajar-mengajar yang berlangsung di Ma’had
Aly Salafiyah Syafi’iyah yang meliputi: (1) Desain pembelajaran progresifmultikultural,
(2) Implementasi pembelajaran progresif-multikultural, (3) Evaluasi
pembelajaran progresif-multikultural, dan (4) Model pembelajaran progresifmultikultural.
Untuk mendapatkan jawaban atas fokus riset di atas, digunakan jenis
penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: (1)
wawancara mendalam secara formal dan informal dengan teknik penentuan
informan dilakukan secara snowball sampling, (2) observasi partisipatoris
dilakukan sebagai langkah korektif atas data hasil wawancara, dan (3)
dokumentasi kegiatan pembelajaran yang relevan dengan data yang diperoleh
melalui dua teknik sebelumnya. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan
yaitu model Miles dan Huberman yang meliputi kondensasi data, penyajian data,
dan penarikan simpulan.
Temuan riset menunjukkan bahwa, (1) Desain pembelajaran progresifmultikultural
berwujud kegiatan: Pertama, silabusasi dan SAP kitab kuning yang
dilakukan secara hirarkis-kolaboratif dari tim kurikulum, ustaz, dan santri pada
komponen pembelajaran tertentu. Kedua, persiapan pembelajaran pada aspek
intelektual dan spiritual oleh ustaz dan santri; (2) Implementasi pembelajaran
progresif-multikultural melalui tiga tahap: Pertama, kegiatan awal yang
ii
bernuansa religious-tradisional sesuai kultur kehidupan mereka sehari-hari dengan
tujuan agar perhatian santri terpusat pada konten pelajaran. Kedua, kegiatan inti
merupakan ruang ta’āruf dan muqābalah pemikiran secara interaktif dan
multiarah antara sesame santri beserta ustaznya di dalam mengeksplorasi sumber
belajar yang multiresources melalui media pembelajaran dan didukung
pendekatan serta metode pembelajaran yang kompatibel. Ketiga, kegiatan akhir
yang dihiasi kembali dengan nuansa religious-tradisional; (3) Evaluasi
pembelajaran progresif-multikultural dilakukan sepanjang pembelajaran secara
menyeluruh, berkelanjutan, dan kompatibel dengan pencapaian kompetensi qaulīy
dan manhajīy yang tertuang di dalam tujuan pembelajaran; dan (4) Model
pembelajaran progresif-multikultural merupakan eclectic models bernuansa
religius pesantren dengan tahapan-tahapan persiapan administrasi sederhana,
permulaan pembelajaran bernuansa religious, pelaksanaan pembelajaran fiqh yang
kontekstual dengan melibatkan santri secara aktif dengan mendiskusikan masalah
sosial keislaman kontekstual secara kooperatif.