dc.description.abstract | Desa Kemiri Kecamatan Jabung merupakan salah satu sentra produksi susu sapi
perah di Kabupaten Malang yang mampu memproduksi susu sebesar 15.000.000 liter
(tahun 2020). Besarnya produksi susu pertahun diharapkan dapat meningkatan pendapatan
keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji menejemen agribisnis peternakan sapi
perah, peran koperasi dalam pengembangan usaha ternak sapi perah, menganalisis
pendapatan usaha ternak sapi perah, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi
susu, kontribusi usaha ternak sapi perah terhadap pendapatan keluarga, dan prospek
pengembangan usaha ternak sapi perah di Desa Kemiri Kecamatan Jabung.
Penelitian dilaksanakan tanggal 10 Oktober sampai 2 Desember 2021 dengan total
sampel penelitian sebanyak 48 peternak sapi perah di Desa Kemiri Kecamatan Jabung yang
merupakan anggota koperasi Kube PSP Maju Mapan. Sampel peternak dikelompokkan
berdasarkan jumlah kepemilikan ternak menjadi 3 kelompok I peternakan dengan jumlah
kepemilikan sapi betina produktif ≤ 3 ekor, kelompok II peternak dengan jumlah
kepemilikan sapi betina produktif 4-6 ekor, dan kelompok III peternakan yang memiliki
sapi betina produktif ≥ 7 ekor. Penelitian dilakukan menggunakan metode observasi.
Sumber data penelitian ini adalah data primer (wawancara, pengamatan langsung di
lapangan, dan pengisian kuisioner) dan data sekunder (hasil studi literatur dan informasi
dari dinas terkait).
Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis peran Kube PSP Maju
Mapan dalam usaha pengembangan peternakan sapi perah, dan manajemen agribisnis
dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode deskriptif. Metode analisis data yang
digunakan dalam analisis pendapatan, dan kontribusi pendapatan menggunakan software
excel 2013, analisis fungsi produksi dengan Cobb Doughlass SPSS 25. Cobb Doughlass
digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan
kejadian (variabel X) terhadap kejadian lainnya (variabel Y), dan prospek pengembangan
usaha dianalisis menggunakan analisi SWOT.
Secara berurutan rata-rata besar pendapatan yang diperoleh peternak per masa
laktasi adalah kelompok I (Rp. 441.597/ekor/masa laktasi dengan masa laktasi 382 hari dan
CI 447 hari), kelompok II (Rp. 1.164.870/ekor/masa laktasi dengan masa laktasi 371 hari
dan CI 436 hari), dan kelompok III (Rp. 577.658/ ekor/masa laktasi dengan rata-rata masa
laktasi 375 hari dan CI 447 hari). Artinya pendapatan peternak pada masing-masing skala
usaha dipengaruhi oleh masa laktasi dan calving interval. BEP produksi adalah 5,5
liter/ekor/hari dengan BEP penerimaan sebesar Rp. 21.444.876/ekor/masa laktasi. Produksi
susu di Desa Kemiri adalah 10,8 liter/ekor/hari dengan penerimaan sebesar Rp.
25.844.912/ekor/masa laktasi. Hal ini menunjukkan bahwa usaha sapi perah di Kemiri
meguntungkan karena produksi susu dan penerimaan peternak melebihi titik impas.
Efisiensi usaha (R/C) tertinggi adalah R/C kelompok II dengan nilai 1,05. Artinya setiap
peternak mengeluarkan biaa produksi sebesar Rp. 100 maka peternak akan memperoleh
penerimaan sebesar Rp.105. Usaha ternak sapi perah memberikan kontribusi besar terhadap
pendapatan keluarga. Hal ini dapat dilihat dari persentase pendapatan pada masing-masing
usaha yaitu kelompok I (40%), kelompok II (95%), dan kelompok III (73%). Faktor input
hijauan, konsentrat, roti, dan tenaga kerja secara bersama-sama berpengarus secara
signifikan terhadap produksi susu sapi perah di Desa Kemiri. Nilai koefisiensi determinasi
x
sebesar 0,927 memiliki arti bahwa sebesar 92,7% keragaman pada produksi susu dapat
dijelaskan secara Bersama-sama oleh pakan dan tenaga kerja, sedangkan 8,8% sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam variabel. Menejemen
peternakan sapi perah di Desa Kemiri belum berjalan dengan baik. Hal ini ditandai dengan
permasalahan kesehatan yang masih sering mengganggu ternak, produksi susu rendah, dan
permasalahan pada siklus reproduksi ternak yang melebihi batas normal. Peran koperasi
dalam pengembangan usaha ternak sapi perah adalah sebagai penyedia modal, penyedia
kebutuhan ternak (pakan, kesehatan, dan reproduksi), dan sebagai pendukung usaha ternak
sapi perah. Berdasarkan daya dukung wilayah dan daya dukung hijauan kapasitas ternak
yang dapat ditambahkan adalah 1.431 ST. Startegi pengembangan usaha ternak sapi perah
di Desa Kemiri berdasarkan hasil analisis SWOT adalah meningkatkan jumlah populasi
sapi perah, optimaslisasi lahan, optimasilisasi HMT, inovasi produk olahan susu,
peningkatan fasilitas produksi dan teknologi, pengolahan limbah, dan perbaikan kualitas
bibit.
Kesimpulan penelitian ini yaitu, (1) semakin besar jumlah kepemilikan ternak,
maka pendapatan peternak juga semakin besar; (2) faktor pakan (hijauan, konsentrat, dan
roti) serta tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi susu; (3)
penerapan menejemen agribisnis sapi perah di Desa Kemiri belum berjalan dengan baik,
hal ini dapat dilihat dari rendahnya produksi susu, siklus reproduksi yang panjang, dan
tingginya kasus mastitis; (4) peran koperasi dalam pengembangan usaha ternak sapi perah
adalah sebagai pendukung modal dan menejemen usaha; (5) kontribusi usaha ternak sapi
perah lebih besar dibanding usaha lainnya; (6) Startegi pengembangan usaha ternak sapi
perah di Desa Kemiri berdasarkanhasil analisis SWOT adalah meningkatkan jumlah
populasi sapi perah, optimaslisasi lahan dan HMT, inovasi produk olahan susu,
peningkatan fasilitas produksi dan teknologi, mengolah limbah, dan perbaikan kualitas
bibit. Saran berdasarkan penelitian ini adalah perlunya efisiensi dukungan modal dan
pelatihan emnejemen yang lebih baik dari koperasi atau instansi terkait sebagai usaha
peningkatan produktivitas ternak sapi perah mengingat besarnya potensi pengembangan
usaha ernak sapi perah di Desa Kemiri Kecamatan Jabung. Perlunya melibatkan anak-anak
peternak untuk mengembangkan usaha sapi perah di Desa Kemiri baik melalui
pemanfaatan teknologi maupun pengembangan Desa sebagai Kawasan wisata. | en_US |