Pengembangan Desa Wisata Adat Melalui Konsep Penta Helix (Studi Kasus Desa Wisata Adat Using Kemiren Banyuwangi)
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah membahas tentang pengembangan Desa Wisata Adat Using Kemiren melalui konsep Penta Helix. Seperti yang kita ketahui, bahwa konsep Penta Helix merupakan konsep kolaborasi antara lima pemegang kepentingan yakni pemerintah, masyarakat, swasta, akademisi, dan media massa. Berbagai macam potensi yang dimiliki oleh Desa Adat Using Kemiren apabila di dasarkan pada jumlah kunjungan wisatawan yang datang dapat dikatakan masih belum bisa dimaksimalkan. Berbagai kendala yang terjadi di lapangan tentu membutuhkan gerak cepat serta inovasi yang berkelanjutan oleh para pemangku kebijakan terutama dalam hal ini Pemerintah Desa Kemiren.
Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti seberapa jauh pengaruh Penta Helix dalam proses pengembengan Desa Wisata Adat Using Kemiren dalam memanfaatkan potensi yang ada. Penulis menggunakan metode deskriptif, dengan pendekatan kualitatif dimana peneliti memanfaatkan sumber informasi di lapangan guna mencari informasi sedalam mungkin. Dengan pendekatan ini pula, penulis dapat menggambarkan kondisi serta situasi yang ada di lapangan berdasarkan sumber data yang di dapatkan baik melalui wawancara, observasi maupun dokumentasi.
Dalam prakteknya, pengembangan Desa Wisata Adat Using Kemiren masih mengandalkan dua aktor utama yakni Pemerintah Desa dan Masyarakat Kemiren. Sejauh ini, hasil yang di dapatkan memang sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Akan tetapi jika melihat potensi yang dimiliki oleh Desa Adat Using Kemiren, peluang untuk meningkat jumlah wisatawan serta mengembangkan potensi lokal masih sangat terbuka lebar. Oleh sebab itu dibutuhkan aktor atau pemangku kepentingan lainnya yang dapat mendukung pengembangan Desa Wisata Adat Using Kemiren.