Analisis Keputusan Petani Berusahatani Kelapa Sawit di Desa Derangga, Kecamatan Hanau, Kabupaten Seruyan
Abstract
Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang saat ini masuk dalam 10 besar penyumbang devisa terbesar negara melalui hasil ekspornya. industri kelapa sawit mampu menyerap 16,2 juta orang sebagai tenaga kerja, yang berarti bahwa industri kelapa sawit ini memberikan peluang pekerjaan cukup tinggi bagi masyarakat, Selain itu industri kelapa sawit Indonesia menjadi sangat penting bagi dunia, pasalnya dari 64 juta ton produksi sawit dunia Indonesia menyumbangkan 35 juta ton atau 54% dari produksi minyak kelapa sawit dunia. Diestimasikan pada tahun 2050 dunia memerlukan 60-170 ton minyak nabati tambahan untuk mencukupi kebutuhan minyak nabati. Cara untuk mencukupi kebutuhan tersebut dunia dapat mendapatkannya dari minyak kedelai atau dari minyak kelapa sawit. Apabila ekspansi kedelai yang digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan tersebut maka dunia memerlukan lahan seluas 120-340 juta ha untuk konversi menjadi perkebunan kedelai, dan jika ekspansi kebun kelapa sawit yang dipilihkan makan dunia hanyar memerlukan sekitar 12-34 juta ha untuk di konversi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Artinya jika konversi kebun kelapa sawit yang dipilih makan kelapa sawit Indonesia berpeluang besar untuk berkembang di masa yang akan datang (kementrian pertanian, 2017). Saat ini luas area perkebunan kelapa sawit di Indonesia sudah mencapai 15.081.021 Ha pada tahun 2021, ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan produk turunannya sepanjang 2019 mencapai 36,17 juta ton disusul oleh negara-negara timur tengah seperti India dan Pakistan, pada tahun 2017 nilai ekspor kelapa sawit mencapai nilai 18.513.463 US$ mengalami kenaikan sangat pesat daripada tahun 2016 Kondisi ini menjadikan usahatani kelapa sawit memiliki prospek yang sangat menjanjikan bagi masyarakat, hal ini bisa dilihat dari luas areal kelapa sawit perkebunan rakyat Kabupaten Seruyan pada tahun 2019 seluas 30.528 Ha sebagai kabupaten yang memiliki luas areal kelapa sawit perkebunan rakyat terluas ke 4 di Kalimantan Tengah. Kondisi ini membuktikan tingginya minat petani dalam berusahatani kelapa sawit. Dengan kondisi tersebut maka perlu dilakukan sebuah analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi petani berusahatani kelapa sawit di Desa Derangga
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani berusahatani kelapa sawit di Desa Derangga, Kecamatan Hanau, Kabupaten Seruyan.. Metode yang digunakan adalah Deskriptif Kuantitatif dengan pengambilan data primer berupa observasi, wawancara dan studi pustaka. Penentuan lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut banyak masyarakat yang berusahatani kelapa sawit. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 petani yaitu hasil 10% dari banyaknya populasi dan yang menjadi sampel ialah petani yang berusahatani kelapa sawit. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi dan menyajikan karakteristik dari responden kemudian analisis SEM-PLS digunakan untuk mengetahui faktor apa saya yang berpengaruh terhadap keputusan petani berusahatani kelapa sawit.
Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini menyatakan bahwa responden penelitian ini dari 50 responden terdapat 86% atau 43 responden berjenis kelamin laki-laki dan 14% atau 7 responden berjenis kelamin perempuan dengan usia 18-25 tahun sebanyak 34% atau 17 responden, 26-40 tahun sebanyak 32% atau 16 responden, 41-60 sebanyak 22% atau 11 responden dan sebanyak 12% atau 6 orang responden berusia 60 tahun ke atas, status responden yaitu yang belum menikah sebanyak 28% atau 14 responden , menikah 66% atau 33 responden dan lainnya sebanyak 6% atau 3 responden, memiliki tingkat Pendidikan SD sebanyak 26% atau 13 responden, SMP sebanyak 16% atau 8 responden, SMA sebanyak 34% atau 17 responden, D3 sebanyak 2% atau 1 responden dan SARJANA sebanyak 22% atau 11 responden, dan memiliki pendapatan < Rp.2.000.000 sebanyak 36% atau 18 responden, Rp.2.000.000-5.000.000 sebanyak 52% atau 26 responden, Rp.5.000.000-8.000.000 sebanyak 6% atau 3 responden dan >Rp.8.000.000 sebanyak 6% atau 3 responden juga, esponden yang berprofesi sebagai petani sebanyak 17 responden, guru sebanyak 4 responden, karyawan swasta sebanyak 23 responden, satpam sebanyak 1 responden, pedagang juga sebanyak 1 orang, tukang bengkel juga 1 responden, pengusaha walet sebanyak 1 orang dan nelayan sebanyak 2 orang, terdapat 10 responden yang tanggungan keluarganya hanya 1 orang, 6 responden yang memiliki tanggungan keluarga sebanyak 2 orang, 11 responden yang memiliki tanggungan keluarga sebanyak 3 orang, 7 responden yang memiliki tanggungan keluarga sebanyak 4 orang, 15 responden yang memiliki tanggungan keluarga sebanyak 5 orang dan 1 responden yang memiliki tanggungan keluarga sebanyak 6 orang, pengalaman Bertani 1-10 tahun sebanyak 34 responden, pengalaman Bertani 11-20 tahun sebanyak 9 responden dan pengalaman Bertani >20 sebanyak 7 responden dan karakteristik responden dapat dilihat berdasarkan luas lahan dimana dari 50 responden 47% atau sebanyak 24 orang memiliki luas lahan usahatani kelapa sawit seluas <2 - 2 Ha, 35% atau sebanyak 18 orang memiliki luas lahan sekitar 3 -5 Ha dan 18% atau 8 responden memiliki luas lahan sekitar > 6 Ha. Hasil analisis SEM-PLS menggunakan smartPLS dimana lavel signifikansi 0,15 atau tarap kepercayaan sbesar 85% jika nilai P value suatu variabel tersebut di bawah 0,15 maka dapat dinyatakan signifikan. Dari hasil uji menggunakan smartPLS menunjukan bahwa terdapat empat variabel yang memiliki nilai P value < 0,15 yaitu variabel Pendidikan, iklim, jarak pabrik dan tanggungan keluarga yang dapat dinyatakan berpengaruh signifikan dan empat variabel lainnya memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap keputusan petani berusahatani kelapa sawit di desa Derangga, kecamatan Hanau, kabupaten Seruyan.
Saran dari penelitian ini ialah Saran dari penelitian ini yaitu untuk petani kelapa sawit di desa Derangga ataupun pihak serupa dalam melakukan usahatani kelapa sawit harus memperhatian Pendidikan atau pengetahuan agar usahatani yang dilakukan dapat termanajemen dengan baik dan mampu diterapkan berdasarkan pekembangan teknologi terbaru melalui kesadaran pelaku usahatani guna mengoptimalkan hasil produksi usahatani tersebut
Kata Kunci: Analisis, Berusahatani, Kelapa Sawit, Desa Derangga