dc.description.abstract | Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas Kalimantan Barat Pada tanggal 7 Juni sampai 15 Agustus 2021. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa faktor-faktor yang terkait dengan kejadian kawin berulang sapi potong di Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas. Manfaat penelitian yaitu memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berkaitan dengan kasus kawin berulang pada sapi potong dan hasil riset dapat menjadikan pedoman bagi peternak dan petugas yang bekerja dibidang kesehatan hewan di Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas.
Materi yang digunakan adalah data dari 50 peternak sapi potong yang pernah terkena kasus repeat breeding di Kecamatan Tangaran. Metode penelitian adalah metode survey. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan data sekunder dari Dinas Peternakan dan Pemerintah daerah. Data dianalisa secara deskriptif kuantitatif. Variabel yang diamati adalah potensi fisik, profil peternak, pengetahuan peternak tentang siklus estrus dan manajemen sapi potong.
Hasil penelitian adalah a. Potensi Fisik : Kecamatan Tangaran mempunyai potensi sedang untuk beternak sapi potong bedasarkan sumber hijauan dan geografi tempat. b. Profil Peternakan meliputi : 1. umur peternak/tahun: <25=28%, 25-40=36%, 41-45=36%, >55=0%. 2. jenis kelamin: laki-laki=98%, perempuan=2%. 3. lama beternak: <5=16%, 5-10=8%, 10-15=18%, >15=58%. 4. Pendidikan: SD=28%, SMP=10%, SMA/K=62%, PT=0%. c. Pengetahuan Peternak tentang Siklus Estrus Meliputi: 1. ciri-ciri sapi estrus: gelisah=0%, keluar cairan=100%, menaiki temannya=0%, dinaiki temannya diam=100%, sering bersuara=2%. 2. Pelaporan estrus: segera=100%, tidak=0%. 3. Jarak lapor sampai IB :1-3jam =0%, 4-7jam=32%, 8-10jam=68%, >10jam=0%. 4. Pemahaman anestrus: tahu=100%, tidak tahu=0%. 5. BCS:1=0%, 2=74%, 3=22%, 4=4%, 5=0%, d. Manajemen Sapi Potong: 1. kandang: ada tempat pakan=100%, tempat minun=100% tidak ada, tidak ada penampungan kotoran=100%, penyemprotan desinpektan=100% tidak ada. 2. Jenis Lantai kandang : kayu=96%, semen=4%, karpet=0%. 3. Jenis pakan meliputi: jenis hijauan: rumput gajah=10%, rumput lapang=90%. Jumlah pemberian hijauan/hari/kg: <30=98%, 31-35=2%, 36-40=0%. Jumlah pemberian hijauan/hari: 1=0%, 2=34%, 3=58%, >3=8%. Jumlah pemberian kosentrat/hari/kg:0=0%, 1-5=72%, 6-10=0%, >10=0%. air minum: adlibitum=0%, terbatas=100%, 4. service petugas: pencegahan kawin berulang: ya=0%, tidak=100%, penanganan kawin berulang:ya=0%, tidak=100%
Kesimpulan adalah Repeat Breeding sering terjadi pada ternak BCS 2, hijauan pakan kuantitas kurang dengan kualitas rendah, air minum yang diberikan terbatas, tidak adanya service petugas di tingkat peternak, pengetahuan dan pengamatan estrus rendah. Saran yaitu perlunya dilakukan perbaikan manajemen pakan, air minum dan deteksi estrus sapi potong serta perlunya dilakukan penelitian lanjutan terhadap performa reproduksi seperti Service Per Conception, Conception Rate, Calving Interval.
Kata kunci: Kawin Berulang (Repeat Breeding) dan Sapi Potong | en_US |