Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Produksi Usahatani Jagung di Desa Bragung Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep
Abstract
Jagung merupakan komoditas palawija utama di Indonesia ditinjau dari aspek pengusahaan dan penggunaan hasilnya, yaitu sebagai bahan baku pangan dan pakan. Kebutuhan jagung terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan bahan baku pakan. Komposisi bahan baku pakan ternak unggas membutuhkan jagung sekitar 50% dari total bahan yang diperlukan (Sarasutha, 2002). Kondisi ini membuat budidaya jagung memiliki prospek yang sangat menjanjikan, baik dari segi permintaan maupun harga jualnya. Terlebih lagi setelah ditemukan benih jagung hibrida yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan benih biasa. Menurut pernyataan dari Dirjen Perkebunan Kementrian Pertanian, kebutuhan jagung nasional hingga kini mencapai 19 juta ton per tahunnya. Konsumsi jagung rumah tangga per kapita dalam kurun waktu 2011-2015 cenderung menurun, dengan laju penurunan -0,36% per tahun. Sentra produksi jagung di Indonesia pada tahun 2012 - 2016 terdistribusi di sepuluh provinsi dengan total kontribusi sebesar 94,23% terhadap total produksi Indonesia. Dan berdasarkan hasil data yang diperoleh diterangkan bahwa produksi jagung di Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep pada tahun 2018 mendapatkan posisi ke-delapan dengan jumlah produksi sebesar 18.224,32 ton dan produktivitasnya sebesar 36,86 kw/ha. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani jagung. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi usahatani jagung. Penelitian ini bertempat di Desa Bragung, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep. Penentuan tempat tersebut didasarkan bahwa Kecamatan Guluk-Guluk merupakan salah satu kecamatan yang termasuk dalam penghasil jagung di Kabupaten Sumenep. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel acak dengan jumlah 47 sampel dari keseluruhan sampel yang ada. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja mempengaruhi produksi dengan tingkat kepercayaan petani jagung yaitu: (X1.1) sebesar 46.8%, (X1.2) sebesar 51.0%, (X1.3) sebesar 42.5%, (X1.4) 59.5% dan (X1.5) sebesar 61.7%. b. Variabel Luas Lahan mempengaruhi produksi dengan tingkat kepercayaan petani jagung yaitu: (X2.1) sebesar 74.4%, (X2.2) sebesar 78.7%, (X2.3) sebesar 48.9%, (X2.4) sebesar 42.5% dan (X2.5) sebesar 59.5%. c. Variabel pupuk mempengaruhi produksi dengan tingkat kepercayaan petani jagung yaitu: (X3.1) sebesar 59.5%, (X3.2) sebesar 53.1%, (X3.3) sebesar 48.9%, (X3.4) sebesar 65.9% dan (X3.5) sebesar 44.6%. d. Variabel benih mempengaruhi produksi dengan tingkat kepercayaan petani jagung yaitu: (X4.1) sebesar 87.2%, (X4.2) sebesar 80.8%, (X4.3) sebesar 61.7%, (X4.4) sebesar 57.4% dan (X4.5)
sebesar 57.4%. Maka dapat diartikan bahwa setiap variabelnya mempengaruhi produksi pada usahatani jagung.
Hasil analisis data Uji Hipotesis Fungsi Produksi Variabel tenaga kerja, variabel luas lahan, variabel pupuk, variabel benih berpengaruh terhadap produksi jagung dengan probabilitas/P variabel tenaga kerja sebesar 0,0932, variabel luas lahan sebesar 0.026, variabel pupuk sebesar 0,002 dan variabel benih sebesar 0,036. Sedangkan hasil Uji Hipotesis Risiko Produksi Variabel tenaga kerja, variabel luas lahan, variabel pupuk, variabel benih berpengaruh terhadap risiko produksi jagung dengan probabilitas/P variabel tenaga kerja sebesar 0,442, variabel luas lahan sebesar 0,064, variabel pupuk sebesar 0,055 dan variabel benih sebesar 0,023.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Desa Bragung Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep, peneliti menyarankan tidak berlebihan dalam pamakaian pupuk ataupun benih karena menyebabkan tidak stabilnya hasil produksi yang diperoleh oleh petani, dan harus mengikuti anjuran penyuluh.