Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan Nilai Mutlak Ditinjau Gaya Kognitif (FI & FD) Serta Motivasi Belajar (Studi Kasus pada Kelas 11 SMA Islam Sabilurrosyad Gasek)
Abstract
Kurikulum 2013 lebih diarahkan untuk membekali peserta didik sejumlah kompetensi yang dibutuhkan menyongsong abad ke-21 di antaranya yakni berpikir kreatif. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika merupakan kemampuan dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan menggunakan cara atau ide baru yang relevan dan juga tepat dalam menyelesaikan masalah matematika. Indikator berpikir kreatif yakni: kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), dan kerincian (elaboration). Setiap peserta didik pasti memiliki gaya belajarnya masing-masing dan berbeda beda dalam memproses, menyimpan, maupun menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas atau menanggapi berbagai jenis situasi lingkungannya. Gaya kognitif peserta didik berdasarkan situasi lingkungannya dibagi menjadi dua yakni gaya kognitif field independent (FI) dan gaya kognitif field dependent (FD). Selain gaya kognitif peserta didik juga memiliki motivasi belajar matematika sendiri-sendiri, terdapat peserta didik dengan motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif peserta didik ditinjau dari gaya kognitif field independent (FI) serta tingkat motivasi belajar dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik gaya kognitif field dependent (FD) serta tingkat motivasi belajar.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMA Islam Sabilurrosyad Gasek yang terletak di Jl. Raya Candi VI C NO. 303, Karangbesuki, Sukun, Kota Malang, Jawa Timur. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yakni: kuesioner motivasi belajar, tes GEFT, soal tes berpikir kreatif dan pedoman wawancara. Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan uji validitas interval (credibility) dengan triangulasi teknik yakni dengan membandingkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif dan hasil wawancara.
Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Peserta didik gaya kognitif field independent (FI) dengan motivasi belajar tinggi mempunyai kemampuan berpikir kreatif sangat baik, memenuhi indikator kelancaran, kelenturan, keaslian dan elaborasi. (2) Peserta didik gaya kognitif field independent (FI) dengan motivasi belajar sedang mempunyai kemampuan berpikir kreatif baik, memenuhi indikator kelancaran, keaslian dan elaborasi. (3) Peserta didik gaya kognitif field independent (FI) dengan motivasi belajar rendah mempunyai kemampuan berpikir kreatif cukup baik, memenuhi indikator kelancaran, dan keaslian. (4) Peserta didik gaya kognitif field dependent (FD) dengan motivasi belajar tinggi mempunyai kemampuan berpikir kreatif baik, memenuhi indikator kelancaran, keaslian dan elaborasi. (5) Peserta didik gaya kognitif field dependent (FD) dengan motivasi belajar sedang mempunyai kemampuan berpikir kreatif cukup baik, memenuhi indikator kelancaran dan keaslian. (6) Peserta didik gaya kognitif field dependent (FD) dengan motivasi belajar rendah mempunyai kemampuan berpikir kreatif kurang baik, memenuhi indikator kelancaran.
Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Kreatif, Gaya Kognitif, Motivasi Belajar.