dc.description.abstract | Jagung manis merupakan tanaman yang disukai masyarakat untuk dikonsumsi sebab di dalamnya terkandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan kadar gula yang tinggi tetapi rendah lemak dan memiliki rasa yang enak. Saat ini produksi jagung manis masih belum dapat memenuhi permintaan pasar nasional yang ditandai dengan tingginya volume impor jagung manis, Menurut Badan Pusat Statistik (2020) volume impor jagung manis di Indonesia pada tahun 2018-2019 mengalami peningkatan sebesar 42,46% menjadi 737,2 ribu ton daripada tahun sebelumnya yaitu 517,5 ribu ton. Sehingga dibutuhkan upaya peningkatan produksi, salah satunya melalui pemupukan.
Pemupukan ialah pemberian bahan pada tanah yang bertujuan menambah unsur hara agar tanaman yang tumbuh di atasnya dapat berproduksi secara maksimal (Notohadiprawiro et al., 2006). Unsur K merupakan unsur hara makro kedua setelah N yang paling banyak diserap tanaman. Menurut Rosyidah (2016), penggunaan pupuk kalium dengan dosis yang optimal merupakan alternatif lainnya untuk pengendalian penyakit tanaman dan sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Beberapa jenis pupuk K yang umumnya dipakai adalah KNO3 dan K2SO4.
Penelitian dilaksanakan selama lima bulan dari Bulan November 2021 hingga Maret 2022. Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian jalan Telagawarna Blok E, Tlogomas, Kec. Lowokwaru, Kota Malang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Petak Terbagi (RPT) yang terdiri dari sumber pupuk kalium sebagai petak utama dimana terdiri dari 2 level yaitu S1 : Pupuk K2SO4 dan S2 : KNO3 dan dosis pupuk sebagai anak petak dimana terdiri dari 4 level yaitu D1 : 50 kg Ha-1 K2O, D2 : 100 kg Ha-1 K2O, D3 : 150 kg Ha-1 K2O, D4 : 200 kg Ha-1 K2O serta Kontrol : tanpa pemberian pupuk K dan diulang sebanyak tiga kali. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, indeks luas daun, waktu muncul bunga jantan, kandungan klorofil, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, bobot tongkol per tanaman, bobot tongkol per hektar, bobot tongkol dengan kelobot, diameter tongkol dan panjang tongkol.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara sumber dan dosis pupuk K dimana secara umum kombinasi perlakuan S2D3 (Pupuk KNO3 + Dosis 150 kg Ha-1 K2O) memberikan respon terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Secara terpisah, pemberian pupuk KNO3 dan K2SO4 tidak memberikan perbedaan yang nyata tetapi berbeda nyata dengan kontrol dan dosis 150 kg Ha-1 K2O memberikan hasil terbaik dibandingkan kontrol maupun dosis lainnya. Parameter luas daun dapat meningkatkan bobot tongkol tanpa kelobot jagung manis.
Kata Kunci : Pengaruh Sumber, Dosis Pupuk Kalium, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman, Jagung Manis (Zea mays L. saccharata), Varietas Paragon | en_US |