dc.description.abstract | Limbah padat pada industri rumput laut sangat berpotensi untuk diolah menjadi pupuk organik. Pupuk hayati yang digunakan pada penelitian kali ini adalah pupuk hayati VP3 yang merupakan formulasi pupuk hayati cair yang dibuat dari vermiwash sebagai bahan pembawa, molase, PEG, dan 3 isolat bakteri fungsional. Adapun tujuan pada penelitian kali ini adalah mengetahui suhu pengeringan yang sesuai untuk pembuatan pupuk pelet BioferNA berbahan dasar limbah rumput laut dan hasil pengeringan dengan total viabilitas agen hayati terbaik akan diuji cobakan pada bibit tanaman tomat dan cabai untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Rancangan yang digunakan pada Uji Viabilitas Agen Hayati adalah Acak Lengkap (RAL) dengan 10 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Sedangkan Rancangan yang digunakan pada Uji pada Bibit Tanaman menggunakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan masing-masing diulang sebanyak 4 kali. Selanjutnya dilakukan analisis ragam uji F dengan taraf nyata 5%, apabila terdapat pengaruh nyata diantara perlakuan dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pengeringan pelet BioferNA berbahan dasar limbah rumput laut berpengaruh nyata terhadap total viabilitas agen hayati. Suhu pengeringan 40°C memiliki rata-rata total viabilitas agen hayati yang lebih tinggi dibandingkan dengan suhu 50°C. Pelet BioferNA berbahan dasar limbah rumput laut yang ditambahkan VP3 dan Trichoderma viride FRP3 berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit dan bobot segar bibit cabai dan tomat, namun tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar bibit tomat. Parameter pertumbuhan yang diamati tidak berpengaruh nyata dengan perlakuan V1 (VP3) dan V4 (VP3 + T. viride FRP3 + Vacum).
Kata Kunci : Pupuk Hayati VP3, Trichoderma viride FRP3, Limbah Rumput Laut, Tomat, Cabai | en_US |