Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Porang di Desa Rejosari Kecamatan Bantur Kabupaten Malang
Abstract
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agribisnis yang memiliki kekayaan alam berlimpah salah satunya adalah porang. Tumbuhan lokal Indonesia yang banyak tersebar di Pulau Jawa. Porang (Amorphophallus muelleri Blume) merupakan salah satu tumbuhan endemik Indonesia yang berasal dari famili Araceae. Tanaman porang biasanya diolah menjadi tepung porang atau tepung konjak dan memiliki banyak kegunaan. Komoditas baru ini menjadikan desa Rejosari terkenal sampai saat ini. Namun dalam kenyataannya, masalah penggunaan faktor produksi yang terdapat pada usahatani masalah utama yang selalu dihadapi petani disamping faktor produksi juga masalah keahlian. Seperti diketahui bahwa pendapatan mempunyai hubungan langsung dengan hasil produksi usahatani, sedangkan produksi yang dihasilkan ditentukan oleh keahlian seseorang dalam mengelola penggunaan faktor produksi yang mendukung usahatani seperti tanah, tenaga kerja, pupuk, modal dan manejemen.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rejosari Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu didasarkan atas pertimbangan berdasarkan kesesuaian karakteristik yang dimiliki oleh responden dengan kriteria tertentu yang sesuai tujuan penelitian (Mardikanto, 2006). Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2022-Maret 2022. Pengambilan sampel berdasarkan Masyhuri & Zainuddin (2008) dilakukan dengan simple random sampling atau penarikan sampel acak sederhana. Menurut survei yang dilakukan petani porang di Desa Rejosari Kecamatan Bantur Kabupaten Malang 110 orang. Metode yang digunakan untuk menentukan sampel menggunakan rumus Slovin. Berdasarkan perhitungan, jumlah sampel minimal 52 orang tetapi untuk data yang lebih sempurna diambil sebanyak 55 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, rata-rata pendapatan porang adalah sebesar Rp 76.586.062 sedangkan pendapatan tebu adalah sebanyak Rp 21.973.822. Dari perbandingan pendapatan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapatan usahatani porang lebih menguntungkan dibandingkan usahatani tebu dan sesuai dengan pendapat petani. Hasil uji T paired nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 yang artinya < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara pendapatan usahatani porang dan tebu. Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap jumlah produksi porang yaitu luas lahan (X1). Sedangkan variabel tenaga kerja (X2), bibit (X3), pupuk organik (X4), pupuk NPK (X5), pupuk ZA (X6) tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi porang di Desa Rejosari Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.
Saran yang dapat diberikan peniliti adalah 1) Petani porang diharapkan dapat menambah luas lahannya agar dapat meningkatkan jumlah produksi secara efisien. Dengan cara bekerja sama/berkelompok antar petani dan atau sewa lahan.
2) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada kelemahan pada nilai koefisien determinasi (R2) yang harus dijelaskan oleh model lain. Model lain itu berupa variabel yang berpengaruh terhadap produksi porang yaitu seperti faktor sosial, harga porang, dan pendapatan. Oleh karena itu perlu adanya pembahasan lebih lanjut pada penelitian selanjutnya.
Kata Kunci : Analisis, Produksi Porang